Lalu beberapa menit kemudian beberapa orang penjaga gerbang mansion yang sedang mencari keberadaan Rolando kini tengah melaporkan bahwa mereka belum berhasil menemukan keberadaan Tuan Muda Kecil.
“Bagaimana apa kalian sudah menemukan keberadaan Ando?” tanya Pramana dingin.
Semuanya pun menggeleng dengan kompak sembari menunduk takut kemarahan di dalam diri Pramana.
“Jangan bilang kalian tak berhasil menemukan keberadaannya begitu, hah!” bentak Pramana dengan nada satu oktaf.
“Kami semua minta maaf, Tuan!”
Sambil memijit pelipisnya yang terasa pening itu. Pramana memutuskan untuk tak melanjutkan pencarian Rolando. Sebab, ia akan menyuruh orang-orangnya sendiri yang mencari keberadaannya.
“Katakan pada semua rekanmu yang lain tentang Ando. Jangan sampai Windra mendengar kabar ini. Apa kalian semua paham!” titahnya dengan nada sarat ancaman.
“Baik, Tuan, kami semua pamit undur diri.”
Selesai membungkuk pada Pramana beberapa penjaga gerbang mansion kembali ke tugasnya sambil mengingat-ingat untuk tak memberitahukan perihal Rolando pada Rewindra.
Sebelum menghubungi Louser asisten Rewindra. Pramana memutuskan untuk lebih dulu menghubungi orang-orang yang akan ditugaskan untuk mencari keberadaan Rolando.
“Sudah jangan sedih ya, Sayang! Aku akan menyuruh orang-orangku untuk mencarinya!” Pramana berkata sambil salah satu tangannya memegang ponsel yang menempel di telinga kiri.
“Apa pun itu segera temukan Ando, Mas. Aku benar-benar merasa bersalah dengan anak itu.”
“Iya, iya, aku sangat tahu hal itu, Sayang. Kamu begitu sangat menyayanginya.” Hibur Pramana yang masih tetap memegang ponsel tersebut.
Begitu panggilan tersambung. Pramana meminta istrinya untuk menunggu sebentar karena ia akan memberi tugas pada orang-orang di arah seberang telepon.
“Iya, Tuan, ada yang bisa saya bantu.”
“Aku langsung pada intinya. Cari dan temukan keberadaan cucuku sampai dapat. Jangan melapor sebelum kau dan rekanmu berhasil menemukan keberadaannya!”
“Baik, Tuan Besar! Apa ada hal lain yang ingin Anda sampaikan?”
“Ada! Jangan biarkan putraku mengetahui perihal keberadaan Rolando yang menghilang. Mengerti!” Panggilan yang sedang tersambung dimatikan secara kasar oleh Pramana tanpa menunggu jawaban dari arah seberang.
“Sekarang aku akan menghubungi Louser.” Pramana bergumam lirih, yang masih terdengar oleh Dahlia.
Jemarinya pun berganti menekan nomor ponsel yang kebetulan panggilan tersebut pun mulai tersambung.
“Kau ada di mana dan itu mana Windra, Ser?” tanya Pramana tanpa berbasa-basi.
“Saya minta maaf, Tuan Besar. Tuan Muda sedang beristirahat di hotel.” Jawaban dari Louser membuat Pramana mencebik kesal.
“Jangan membohongiku, Ser! Kau pikir aku tak menahu apa yang dilakukan olehnya?” Pramana tentunya bisa menebak apa yang dilakukan oleh Rewindra.
“Apa yang ingin Anda sampaikan, Tuan?” Louser tak berani menjawab karena merasa sungkan bila Tuan Besar mengetahui apa yang dilakukan oleh Tuan Muda yang tak lain Rewindra.
Pramana enggan menjawab pertanyaan. Namun ia malah membalik pertanyaan yang diajukan pada asisten putranya. “Apa Windra benar-benar mau pulang ke mansion?”
“Saya tidak tahu, Tuan. Jika Anda menyuruh Tuan Muda pulang ke mansion. Mohon untuk bersabar sedikit karena saya sendiri benar-benar tak berhasil membawanya ke tempat Anda.”
“Ya sudah kalau begitu, dan jangan lupa katakan padanya untuk bermain-main dengan wanita.” Panggilan dimatikan secara kasar oleh Pramana.
Yang membuatnya benar-benar geram dengan tingkah laku dari Rewindra.
“Kamu benar, Ma, Windra bukannya pulang ke mansion membantuku mencari Ando tapi di hotel sedang beristirahat itu laporan dari Louser.” Pramana mengadu kelakuan putranya pada Dahlia.
“Apa kamu tak mengatakan tentang Ando pada Louser, Mas?” Dahlia bertanya sambil terkekeh pelan mendengar aduan Pramana.
“Sesuai dengan rencanamu, Sayang. Aku tak mengatakan hal apa pun perihal Ando pada Louser. Biarkan saja nanti saat dia pulang ke mansion kita lihat reaksi wajahnya. Apakah anak itu masih mengabaikan keberadaan cucu kita atau justru kalang kabut dan mencari sendiri.” Pramana memutuskan akan memberi Rewindra pelajaran berharga tentang arti Rolando untuk kehidupannya.
“Kamu benar juga, Mas. Sesekali anak itu juga harus kita beri pelajaran yang menyangkut kehidupan Ando.”
Kedua pasangan suami istri itu pun memutuskan untuk tak terlalu mencampuri kehidupan pribadi putranya. Namun, mereka juga akan memberi pelajaran berharga tentang kehidupan Rolanda yang sejak dari bayi merah hingga, sekarang sama sekali tak pernah sedikit pun mendapat sebuah kasih sayang dari seorang ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Dewi Octavianti
rada bingung sama kata² nya.
kenapa papa nya mengeluh anak nya tdk ikut mencari cucu nya. sedangkan dia tdk kasih kabar ke anak nya kalau cucu nya hilang
2024-07-23
1
Dewi Anggya
gk perlu juga tuhh bpkny tau....harus klo dia cinta banget sm mendiang istrinya dijaga laah buah hatinya....bukan celap celup kyk ngonoooo
2024-01-17
2
Qaisaa Nazarudin
Gimana windra mau cari Ando,kalian sendiri yg gak mau dia tau anaknya hilang,Aneh..
2023-04-24
0