Syifa pun kembali bertanya pada Araela tentang pekerjaan yang sedang dilakukan oleh dirinya itu. “Bagaimana dengan pekerjaanmu, Ra? Amankah?”
Araela menggeleng kepala. “Tak perlu cemas dengan pekerjaanku. Semuanya baik-baik saja.”
Sebagai seorang sahabat yang mengetahui rahasia dari Araela. Namun, sangat disayangkan untuk sahabatnya itu yang lebih mengalah dengan seseorang yang dianggap primadona di kampus mereka.
“Ra, apa kamu tak ingin membalas perbuatan saudara tirimu itu?”
“Untuk apa membalas perbuatannya. Aku masa bodo dengan urusannya. Terpenting dia tak mengusik kehidupanku.” Araela itulah kepribadiannya yang tak memedulikan keadaan sekitar.
“Kalau ada apa-apa jangan suka meminta bantuan padaku ya, Ra. Kamu adalah satu-satunya sahabat yang tak memandangku dari harta.” Syifa sendiri sangat berterima kasih pada sahabatnya ini.
Berkat saling bertemu baik Syifa maupun Araela akhirnya bisa bersahabat dekat tanpa memandang segi harta.
Langkah kedua sahabat itu terhenti dengan kehadiran primadona kampus yang selalu mengejek kehidupan keduanya.
“Ra, sebaiknya kita tak perlu meladeni dia.” Syifa berusaha memberi peringatan pada Araela untuk tak memedulikan keberadaan primadona kampus itu.
“Jangan takut kita pergi untuk menuntut ilmu bukan ajang pamer. Oke!” Araela tak kalah ketika ia berdebat dengan Syifa.
Tak disangka oleh keduanya pun harus berhadapan langsung dengan primadona kampus yang disinyalir merupakan penyumbang dana terbesar. Namun, tak ada yang mengetahui sejatinya keluarga Syifa sebagai penyumbang dana terbesar mengalahkan beberapa primadona di kampus tersebut.
“Ada dua kuman yang menganggu pemandangan mataku?” salah satu dari perkumpulan primadona itu mengejek keduanya.
Yang dibalas oleh Araela itu sendiri. “Kalau kami kuman? Lalu sebutan untukmu apa, Nona?”
“Kurang ajar!” umpat Stela yang tak terima dengan balasan dari seorang gadis potongan rambut ala mullet. “Apa kau tak tahu aku siapa disini, hah?”
“Lalu aku harus tahu apa? Lah wong aku dan sahabatku kuliah disini mencari ilmu bukan ajang pamer harta kekayaan orang tua. Apa kau bisa mencari uang sendiri tanpa mengemis meminta di depan kedua orang tuamu.” Araela semakin menulikan pendengaran saat beberapa dari mereka menggibahinya.
“Kau!”
“Aku, apa!” Araela dengan tatapan polos tanpa berdosa menunjuk ke dadanya sendiri.
Stela yang tak tahan berdebat dengan Araela pun memutuskan untuk menggunakan cara lain untuk mengusir kedua orang yang telah membuat pandangan matanya sakit.
“Lihat, saja kau dan kawanmu itu akan ku buat pergi dari kampus ini! Mataku sakit melihat kalian menginjakkan kaki di kampus ini!” Stela memberi ancaman untuk Araela. Namun, nyatanya gadis itu pun enggan takut dengannya.
“Kalau kau sakit mata kenapa harus membuat kami pergi dari kampus ini? Jika, begitu maka kau sendiri yang seharusnya pergi ke rumah sakit untuk memeriksa penglihatanmu. Bukan mengusir kami tanpa sebab!”
Perdebatan mereka pun mengundang beberapa dari mahasiswa-mahasiswi menggibahi keduanya.
“Awas kau! Tunggu pembalasanku ….” Stela yang tak tahan dengan gibahan itu pun meninggalkan Araela dan Syifa dengan raut wajah kesal.
Untuk pertama kalinya seorang primadona kampus kalah telak dengan Araela yang merupakan si gadis bar-bar.
“Kau tak takut dia mengadukan hal ini pada kakaknya, Ra?” Syifa sungguh tak mengerti jalan pikiran sahabatnya.
“Aku tak pernah takut!”
“Lalu jika dia benar-benar mengadukan hal pada kakaknya. Apa yang akan kamu lakukan?”
“Kamu kuliah disini mau mendengar mereka bergibah atau menuntut ilmu?” Pertanyaan dari Araela membuat Syifa terdiam membisu.
Tak mendapat jawaban dari sahabatnya Araela memutuskan untuk tak menanyakan hal tersebut pada Syifa. Sambil tak lupa ia juga berpamitan padanya yang akan berangkat kerja karena sudah waktunya mencari uang untuk kehidupan Araela.
“Aku pergi dulu karena sudah waktunya masuk kerja.”
“Tunggu, Ra, kamu kerja di kantor apa?”
Malas menjawabnya Araela pun mengirim pesan singkat pada Syifa, sembari ia melangkahkan kakinya keluar dari kampus menuju kantor tersebut.
Yang membuat Syifa terkejut setelah membaca nama kantor tempat sahabatnya bekerja. Tak lain kantor tersebut milik pamannya Rewindra.
Dunia tak selebar daun kelor untuk seorang Syifa. Gadis yang pertama kali menjadi sahabat Araela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Dewi Anggya
kantor duda
2024-01-17
0
Sunarmi Narmi
rambut ala mullet..itu sbnarnya gaya yg gimana to Thor ???🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2023-11-23
4
☠ᵏᵋᶜᶟ🟢🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
waaaaah Araela ternyata kerja di perusahaan milik Rawindra toooooh
yuuuuuk cuuuuz aja deeh Ra....taklukkan Win kemudian buat Stella bertekuk lutut di hadapan km
2022-06-10
0