Tentunya Rolando keluar dari mansion karena ia tak tahan dengan tingkah laku dari Rewindra yang selalu mengabaikan keberadaannya dan juga tentang kegelisahan serta kegundahan yang selama ini tak pernah mendapatkan sebuah kasih sayang dari dadynya.
Berjalan kaki dari gerbang mansion tanpa ada siapa pun yang mengawasinya. Hal tersebut ia mendapat incaran dari seseorang yang kebetulan ada di tempat tersebut.
“Kau lihat dia berjalan sendiri, dan itu bajunya pasti mahal-mahal.” Salah satu dari mereka mengatakan hal langsung pada rekannya.
“Kalau begitu lebih baik kita culik dia, dan minta orang tuanya memberi kita uang tebusan. Bagaimana kau setuju tidak?”
“Ide bagus!”
Keduanya pun mengikuti langkah kaki Rolando sampai di tempat paling sepi mereka mulai melancarkan aksinya. Membekap mulut anak lelaki tersebut yang mana salah satu dari mereka mendapat gigitan sampai melukai tangannya.
“Kurang ajar!” umpatnya geram sembari mengiris pelan karena darah segar terus mengucur begitu deras.
Rolando yang begitu takut itu terus berlari tak tentu arah agar bisa terhindar dari kedua orang yang tiba-tiba membekap mulutnya.
“Momy tolong, Ando,” cicitnya dengan tubuh bergetar sembari terus berlari.
Sampai tubuhnya terpojok yang membuat kedua orang tersebut merasa senang karena tak perlu repot menangkap anak lelaki itu.
“Mau ke mana kau anak nakal!”
“Tolong ….” Teriakkan dengan suara yang begitu keras terdengar di telinga seseorang yang sedang melintas.
Kebetulan Araela yang turun dari angkutan umum melintas tempat yang biasa ia lewati. Namun, suara teriakkan sedikit mengganggu pendengarannya.
Mengikuti nalurinya ia terus mencari asal suara tersebut, dan bola mata membulat lebar begitu melihat seorang anak lelaki yang sedang ketakutan.
Tanpa memedulikan keadaanya Araela pun segera menghentikan tindakan dua orang yang akan membawa anak lelaki tersebut. “Hei, mau dibawa ke mana dia?”
“Sebaiknya kau tak perlu ikut campur urusan kami!” hardik salah satu dari kedua orang itu.
“Kalian ini keterlaluan sudah sering memalak orang-orang masih saja serakah! Dasar preman tamak!”
“Kau yang menghajarnya. Lihat tanganku masih perih kena gigitan anak itu.”
Perkelahian pun terjadi dengan Araela dan salah satu preman. Namun, salah seorang preman lain bersiap kembali menculik Rolando tapi tak disangka ia mendapat lemparan batu yang mengenai matanya.
Rekan preman itu pun tumbang setelah ia mendapat tendangan maut yang berasal dari Araela. Jurus pamungkasnya berhasil melukai dan membuat satu preman tersebut tumbang.
“Kurang ajar tunggu pembalasanku!” Preman lain pun melarikan diri dengan meninggalkan rekannya dan akan menuntut balas pada gadis yang menolong seorang anak lelaki.
“Ayo ikut aku sebelum preman itu bangun.” Araela mengulur tangan untuk membantu anak lelaki berdiri, dan mengajaknya pulang.
“Terima kasih, Kak,” ucap Rolando dingin.
Alangkah kagetnya mendapati tinggi badan anak lelaki itu melebihi tinggi badannya yang hanya sekitar 155.
“Umur berapa kamu? Tinggi sekali!”
Rolando menggeleng ia sendiri tak mengerti dengan tinggi badannya yang menjulang tinggi diumurnya yang masih sekitar tujuh tahun itu.
“Aku masih umur 7 tahun.” Rolando berucap dengan datar.
“Apa!”
Tingginya aku merasa insecure. Pantas saja banyak yang tanya aku kelas berapa? Wajahku terlihat awet muda. Orang-orang kantor pun sering memanggilku bocil. Nasib! Tapi tunggu wajahnya seperti tak asing dan pernah melihat tapi di mana?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Tinggi banget thor utk anak kecil yg berumur 7 tahun,kira2 dikit dong..
2023-04-24
0
Nurlinda
yeayy Ronaldo ketemu Araela 🤗
2022-06-12
0
Harry
berarti wajah Rolando mirip Rawindra donk 👉👈
2022-06-10
0