“Eh, maaf soal tadi ya, tak apa-kan? Lalu siapa namamu?” tanya Araela.
“Rolando.”
“Araela itu nama kakak! Jika, ingin memanggil namaku itu terserah maumu.” Tanpa merasa canggung Araela sedang mengakrabkan diri pada anak lelaki yang terlihat dingin.
Keduanya berjalan beriringan sampai suara keroncongan berasal dari perut Rolando.
“Kamu lapar?”
Rolando mengangguk sambil menunduk kepala.
“Jangan menunduk ya tak ada uang jatuh di sini.” Araela tergelak lucu dengan tingkah laku dari anak lelaki tersebut.
Ia pun tak berani mengangkat kepala untuk menatap ke arah orang yang telah menolongnya. Namun, senyum tipis tersungging di wajah tampannya.
Begitu sampai di dalam rumah sederhana yang di tempati oleh Araela. Rolando kembali menatap dan memperhatikan ke arah sekelilingnya.
“Kakak mau bersih-bersih badan dulu, kamu mau menungguku tapi ini agak lama tak masalah-kan?”
Rolando enggan menjawab tapi ia begitu senang bisa berkenalan dengan orang yang menolongnya.
***
Di tempat lain di mansion Pramana terjadi kegaduhan karena cucu kesayangan mereka tiba-tiba menghilang dan membuat semua yang di mansion menjadi gempar.
“Ke mana perginya, Ando?” Dahlia begitu terpukul dengan menghilangnya Rolando yang tiba-tiba.
Pramana juga tak kalah pusing dengan tingkah laku dari cucu dan putranya benar-benar mirip ibarat kata bagai pinang dibelah dua.
“Permisi, Tuan Besar.” Penjaga gerbang mansion terlihat bergetar dan tak berani menatap ke arah Pramana.
“Apa kalian tahu ke mana perginya cucuku?” tanya Pramana dingin.
“Anu, Tuan, itu kami–”
“Anu-anu, ngomong yang jelas!” ujarnya dengan geram.
“Tuan Muda Kecil, kami pikir sudah berpamitan pada, Anda untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks mansion.”
“Apa ….” Dahlia yang selama ini merawatnya terkejut mendengar alasan yang dilontarkan oleh Rolando.
“Benar, Nyonya.”
“Aku tak mau tahu cari dia sampai dapat di mana pun berada. Cucuku harus segera kembali ke mansion. Paham!” titah Pramana dingin.
Para penjaga gerbang dan beberapa orang yang berada di mansion mulai mencari Tuan Muda Kecil sesuai perintah dari Tuan Besar.
“Mas ….” Dahlia merasa tak kuat dengan tingkah laku Rewindra yang mengabaikan Rolando cucu kesayangannya tercinta.
“Apa, Windra, perlu dihubungi?”
“Tak usah dihubungi, ini yang aku benci dari putramu, Mas! Mau sampai kapan Ando kehadirannya terabaikan.” Air mata Dahlia yang semula berkaca-kaca, kini mengucur. Begitu memilukan kehidupan Rolando yang tak mendapat kasih sayang dari papa kandungnya.
Pramana sendiri tak menyangka imbas kebebasan yang ia berikan pada Rewindra membuatnya mengabaikan keberadaan Rolando.
“Lalu sekarang maumu apa, Ma?” Pramana juga terlihat bingung dengan permintaan istrinya.
“Soal, keberadaan Ando yang menghilang cukup hanya kita saja tahu. Windra, tak usah dihubungi atau diberi kabar tentang cucu kita. Itu mauku, Mas!” Dahlia yang selama ini berdiam membisu. Kini ia mulai membalaskan rasa pengabaian yang dilakukan oleh putranya tersebut.
“Baiklah bila itu maumu aku tak keberatan. Apalagi kita terlalu memberinya kebebasan di luar sana.”
“Bilang semua pada pelayan mau pun penjaga mansion untuk tutup mulut tentang kabar Ando.” Dahlia juga tak lupa memberi perintah pada suaminya untuk memberi peringatan pada beberapa pelayan yang ada di mansion.
Yang mana sesuai dengan rencana kedua orang tersebut. Baik Pramana mau pun Dahlia akan merasakan hilangnya Rolando dari Rewindra. Agar putranya itu lebih bisa menghargai keberadaan cucu satu-satunya tercinta. Tak lagi mengabaikannya dengan suatu alasan apa pun itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Dewi Anggya
bapaknya LG maen kuda ....
2024-01-17
0
Harry
bnr juga tuh....krn kebanyakan orng, mereka akan merasa kehilangan arti kehadiran seseorang jika orng tsbt uda gak ada di sisi kita lagi 🥺🥺🥺
2022-06-10
1
Harry
berawal dr Kakak laaaluuuu jadi Mommy deeeeh ☺️☺️☺️
2022-06-10
0