Melamar

Sekarang kediaman Irma sangat ramai karena tiba-tiba kedatangan Dimas beserta kedua orang tuanya.

Apalagi mereka membawakan banyak nya hadiah di kediaman Irma, bahkan Irma yang masih tidur pun di kejutkan oleh teriakan membahana dari mamanya.

Keluarga Irma pun tak kalah terkejut karena mereka masih bersantai sudah di kejutkan kedatangan Dimas dan kedua orang tuanya.

"Gimana kabar kamu sayang." Tanya Olin kepada Irma yang duduk sambil diam saja.

"Irma baik mama." Ucap irma yang mengundang perhatian.

"Ahh syukurlah." Ucap Olin dengan senyum sebenarnya Olin juga ingin menanyakan tentang keadaan cucu nya tapi situasi seperti ini kayanya tidak bisa.

Keluarga Irma melihat kearahnya permata mereka apakah semudah itu mendekati nyonya dari keluarga alvarenda.

Mengapa Irma memanggil nyonya dari keluarga alvarendra itu dengan sebutan mama, bukan nya nyonya itu terkenal dengan julukan yang angkuh dan tidak mudah di dekati.

Mereka sangat tau Irma hanya menemui nyonya itu hanya sekali saja itupun hanya semalam tapi kenapa mereka terlihat sangat dekat.

Terus bagaimana dengan kabar itu, apakah kabar itu hanya hoax saja kalau itu benar maka mereka harus memutuskan untuk tidak mendengar rumor lagi.

"ehem bisa kah saya bertanya, kalian ada tujuan apa datang kesini terlebih lagi ini masih sangat pagi." Tanya Dodi dengan sopan.

Sedangkan Dimas hanya diam saja, dirinya sangat malas untuk menjawab apalagi pertanyaan itu yang di tujukan Kepada orang tuanya.

Dimas hanya fokus ke wajah Irma yang baru bangun tidur tanpa polesan mek'up sama sekali dan terlihat sangat polos dan imut.

Irma hanya diam saja dan saat tatapan nya bertubrukan dengan Dimas Irma melayangkan pertanyaan 'jawab apa yang ayahku katakan dasar kurang peka'

Sedangkan Dimas hanya mendengus dengan pelan dirinya ini sangat malas untuk mengeluarkan kata-kata yang sangat banyak.

"Kami ingin berbicara secara pribadi antara sesama keluarga." Ucap Deni yang di angguki kepala oleh Nina

Sedangkan kelurga irmya pun mengkerut bingung sesama keluarga bagaimana maksud nya.

"Ahk maksud suami saya, kami ingin berbicara sesama keluarga tanpa adanya Dimas dan Irma." Ucap Olin menjelaskan.

"Mengapa, bukannya lebih bagus kita berbicara di depan anak-anak kita." Tanya Dodi

"Yang kau katakan itu benar tapi saat ini bagaimana kita yang berbicara dulu setelah itu kita akan membahasnya di depan anak-anak kita." Ucap Deni dengan tegas dan juga lembut.

Keluarga Irma pun terdiam sebentar dan akhirnya menganggukkan kepala pertanda setuju.

"Dimas ajak Irma jalan pagi." Perintah dari Deni.

Sedangkan dimas menganggukkan kepala dan menarik tangan irma dengan lembut kearah luar.

"Baik apa yang ingin di bicarakan." Ucap kakeknya Irma yang sudah melihat kearah kedua orang paruh bayah itu.

"Ehem pertama kami meminta maaf atas kedatangan kami sangat pagi dan juga tanpa memberi tau terlebih dahulu." Ucap Deni dan di angguki kepala oleh mereka.

"Sejujurnya kedatangan kami kesini untuk melamar anak kalian, mungkin ini terlalu cepat tapi kami bersungguh-sungguh melamar anak sekaligus permata kalian." Ucap Deni dengan tegas dan jelas.

Keluarga Irma terdiam haa!! apa yang terjadi mereka baru saja bertemu dan keluarga Irma langsung melamar permata mereka bukan kah itu terlalu cepat.

"Lamaran ini sejujurnya sangat cepat bagi kami dan kami semua di sini belum terlalu kenal sesama besan, dan lagi anak kita baru juga menjalani hubungan apakah itu tidak terlalu cepat bagi anak kita." Ucap Dodi.

Dodi tidak ingin melepaskan anaknya dengan cepat walau anaknya sudah cukup batas menikah tapi dirinya tak ingin putri satu-satunya menikah dengan cepat dirinya tidak ingin melihat putrinya itu merasakan bagaimana pahitnya putus cinta.

Begitu juga dengan Nina dia juga gelisah saat mendengar lamaran ini, dirinya belum siap melepaskan anak satu-satunya nya terlalu cepat begini apa lagi menikah dengan cepat Nina tidak ingin putrinya itu merasakan penceraian.

"Yah lamaran ini memang sangat cepat dan tiba-tiba tapi kami tau apa maksud dari kalian anak kami Dimas setuju dengan pernikahan ini dan kami juga bisa bilang pasti anak kalian akan menyetujui pernikahan ini." Ucap Deni.

"Apa maksud anda mengatakan jika anak saya pasti akan menerima lamaran ini." Ucap Dodi dengan dingin.

Sedangkan para keluarga lainnya terdiam menyimak mereka akan bersuara jika itu di butuhkan.

Deni yanh Mendengar itu pun menhela nafas pelan dan mengatakan, "anak kalian sedang mengandung anak kami." Ucap Deni dengan pelan tapi masih bisa di dengar oleh semua keluarga Irma.

Degg...

Apa yang barusan dia katakan haha bisa kah bangunkan mereka dari mimpi buruk ini, mereka semua tidak percaya yang di ucapkan oleh Deni.

"Ehem kalian pasti terkejut saat mendengar kenyataan ini dari mulut kami bukan dari mulut Permata kalian tapi berfikir lah dengan kepala dingin, Dimas sangat mencintai Irma begitupun sebaliknya dan juga anak kami sangat menyesal melakukan hal keji itu tanpa ada hubungan pernikahan tapi niatnya kami disini akan memperbaiki itu dengan melamar anak anda, kami juga sudah jatuh hati terhadap permata kalian." Ucap Deni panjang lebar kearah keluarga Irma yang terdiam.

Dodi terdiam memikirkan ucapan demi ucapan yang di keluarkan dari Deni yah mereka betul mereka harus berfikir dengan kepala dingin mereka tidak bisa gegabah.

Apalagi ini menyangkut putri satu-satunya, Dodi memikir betul tidak salahnya Dimas menikahi putrinya itu.

Dodi melihat bagaimana Dimas memperlakukan Irma dengan begitu lembut dan hati-hati dan juga saat ini Irma pertama kali mendekat dan menjalin hubungan sesama pria yang di ketahui.

"Baik kami menerima lamaran ini tapi izin kan saya untuk memberikan hadiah untuk anak kalian yang sebentar lagi akan menjadi calon mantu saya yang beraninya melakukan hal keji itu tanpa adanya hubungan pernikahan apalagi bersama putri saya satu-satunya." Ucap Dodi tersenyum miring.

Olin dan Deni yang mendengar itu pun senang tapi saat mendengar selanjutnya ucapan demi ucapan dari Dodi pun mereka meringis.

Mereka harus menyetujui ini mereka tidak bisa menolaknya karena anak mereka yang salah dengan melakukan hal keji.

"Baik kami setuju." Ucap Deni dengan pasrah dan di angguki kepala pasrah dengan olin.

Keluarga Irma yang mendengar itu menganggukkan kepala, keputusan saat ini sangat tepat mereka tidak bisa egois dan gegabah.

"Tapi bisakah saya meminta keringanan." Tanya Olin yang mengundang tanda tanya.

Bahkan Deni memandang istrinya itu dengan tatapan bingung apakah istrinya ini akan meminta keringanan untuknya, untuk tidak mendapatkan hadiah dari calon mertua.

"Apa." Tanya Dodi dengan bingung.

"saya tau apa yang di maksud hadiah dari anda tapi bisakah anda memberikan hadiah itu selepas pernikahan saja, karena jika anda memberikan hadiah itu sebelum menikah bukan itu akan mengundang tanda tanya para undangan." Ucap Olin.

Olin tidak ingin anak nya duduk di pelaminan dengan wajah yang sudah babak belur dan tak sedap di lihat.

Dodi yang mendengar itu pun mengangguk kan kepala setuju yang di katakan oleh Olin ada benarnya.

Terpopuler

Comments

Kina Sakina

Kina Sakina

lanjut thor

2022-04-06

0

Rifan Mus

Rifan Mus

sabar nunggu besok LG ya thor

2022-04-06

0

Rifan Mus

Rifan Mus

lanjut

2022-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!