Irma Aresha Arabella

Mobil Dimas sudah sampai di masion yang megah dan luas, irma turun dari mobil mahal Dimas itu.

"Dimas kamu kerja jadi tukang supir disini yah." Tanya Irma yang masih fokus melihat masion megah ini.

Sedangkan Dimas melototkan matanya coba katakan padanya dimana sopir memiliki wajah yang sangat tampan ini.

Dan juga hello dirinya nya ini adalah pengusaha terkenal, apakah wajahnya itu cocok menjadi tukang sopir, irma belum mengetahui siapa dimas sebenarnya.

"Tuh mulut di jaga yah sopan sedikit dong sama calon suami mu ini, aku ini dimas Adhitama alvarendra pengusaha yang terkenal itu." Ucap Dimas sinis dengan panjang lebar.

Ntah mengapa dirinya menjadi sangat jadi cerewet jika bersangkutan dengan wanita di depannya, bahkan pada Sefira dia tidak akan menjadi cerewet seperti ini.

Irma yang mendengar ucapan Dimas pun melototkan mata kaget dan menutup mulutnya dan melihat kearah Dimas.

"Jadi kamu pengusaha yang terkenal di Indonesia berarti kamu kaya dong." Tanya Irma

Dimas tersenyum sombong kearah irma, "Iya aku pengusahaan terkenal dan juga kamu benar kalau aku ini kaya bahkan sangat kaya." Ucap Dimas sombong

"Wahh asik aku nggak perlu mikir tentang biaya hidup aku selagi punya suami yang kaya." Ucap Irma dengan senyum sangat lebar.

Deg

Ntah kenapa jantung Dimas berdetak lebih cepat karena Mendengar Irma mengatakan suami dengan senyum yang manis itu, "aku harus cepat-cepat priksa kedokter untuk memeriksa jantung ku." Batin Dimas.

"Ayo masuk dan juga perhatikan langkah mu, aku tidak ingin anak kita yang ada di dalam perut mu terkena bahaya karena mamanya yang ceroboh." Ucap Dimas kepada Irma.

Dari tadi Irma tidak memperhatikan langkahnya bahkan Irma sesekali tersandung dengan kakinya sendiri karena terlalu fokus memperhatikan masion megahnya.

"Iya-iya." Ucap Irma.

"Assalamualaikum." Ucap Dimas dan Irma bersamaan yang sudah sampai di dalam masion.

Dan lagi-lagi Irma dibuat kagum oleh isi masion megah ini, wah bahkan Irma hidup dengan keluarga yang tak miskin-miskin amat di buat kagum gini.

"Wallaikumsalam." Balas sepasang suami-istri yang sudah di makan usia tapi masih terlihat sangat tampan dan cantik.

"Eh kamu pacar anak saya yah nak." Tanya Olin dengan lembut kearah irma.

"Iyah tante." Jawab Irma dengan malu-malu.

"Kamu jangan panggil tante dong panggil aja mama." Ucap Olin dengan senyum dan menarik tangan Irma dengan lembut membawa keruangan tamu.

Sedangkan Dimas dan Deni melongo dengan kelakuan istri/ibu mereka, Dimas menyusul ibunya dan dengan kesal.

Enak saja menarik kekasihnya tanpa membawa dirinya, dan lagi mengapa juga irma ikut-ikut saja gitu.

"Ck jadi gue di tinggalin nih." Ucap Deni dengan kesal.

"Ohya kamu kenal dimas dimana sayang." Tanya Olin yang sudh duduk di sofa panjang.

Irma mendengar pertanyaan itupun tersenyum kearah Nina, "pertanyaan yang sudah kuduga untung saja sudah ku siapkan jawabannya." Batin Irma.

"Kami pertama kali bertemu di Inggris mama dan di sebuah cafe terkenal di Inggris." Jawab Irma dengan malu-malu.

"Pintar juga dia berakting." Batin Dimas.

"Dimas tidak mengancam mu kan untuk berhubungan dengannya." tanya Deni.

Uhk uhk...

Dimas tersedak dengan minumannya karena mendengar pertanyaan ayahnya yang tak enak di dengar.

Irma dengan siaga menepuk dan mengelus belakang Dimas untuk meredakan batuk nya dimas.

"Nggak kok om, aku sama dimas saling suka dan saling cinta, iya kan dimas." Tanya Irma yang melihat kearah dimas dengan senyum cerahnya.

Dimas menganggukkan kepala, "yah itu benar aku dan irma saling mencintai tak ada dasar saling memaksa." Ucap Dimas dan memandang ayahnya dengan tatapan menusuk, tajam.

Deni yang mendapat tatapan tajam dari anak nya pun pura-pura tidak terjadi apa-apa dan melihat kearah lain untuk menghindari tatapan anaknya itu.

Irma mengambil jus yang segar di hadapannya karena dirinya saat ini sangat haus.

Saat Irma akan meminumnya, dimas Langsung menahan tangan irma, irma melihat kearah dimas dengan tatapan tanda tanya.

Dimas mendekat kearah Irma, "jangan minum jus itu, jus itu terbuat dari buah nanas dan itu tidak akan baik untuk anak kita." Bisik Dimas yang mengelus perut irma.

Untung saja Dimas sudah merasakan jus tersebut dan juga dimas tau jika buah nanas dapat membuat keguguran, hampir saja dirinya kehilangan anaknya.

"Kamu alergi sama buah nanas kalau kamu lupa." Ucap Dimas dan di dengar oleh nina dan deni.

Olin dan Deni memperhatikan perilaku anak mereka itu saat Dimas membisikkan sesuatu dan mengelus perutnya Irma Nina dan Deni melihat itu semua.

Mereka curiga tapi saat mereka mendengar ucapan dimas pun kecurigaan hilang sekejap.

"Y-yah aku lupa hehe." Ucap Irma dengan gugup dan menaruh gelas yang berisi jus nanas itu.

"Ohya Irma nama lengkap kamu siapa." Tanya Olin kepada Irma.

"Nama lengkap aku Irma aresha arabella mama." Ucap Irma dan meminum jus yang sudah di ganti oleh Dimas.

BRAK...

"K-kamu pengacara yang terkenal di Inggris dan Jerman itu kan." Ucap Deni yang kaget yang mengebrak meja.

Dimas juga terkejut jika Irma adalah pengacara yang terkenal di jerman dan Inggris dirinya juga dibuat penasaran sama pengacara itu.

Dan takdir malah mempertemukan mereka untuk kehidupan yang penting dan juga irma dibuat kaget dengan ayahnya mengebrak meja.

Dirinya saja kaget tidak seperti itu astga ayah nya ini sangat alay dimas memandang ayah dengan tatapan malas.

"ASTAGA JADI AKU PUNYA CALON MANTU YANG HEBAT GITU, ASIKK BISA PAMER DI TEMAN ARISAN MAMA." Teriak Olin dengan semangat.

Deni yang duduk bersebelahan dengan Olin pun di buat kaget bahkan deni dengan refleks memundurkan kursinya karena saking kagetnya.

Uhk uhk..

Irma yang kaget pun tersedak dengan ludahnya sendiri astaga mengapa mamanya dimas berteriak tiba-tiba.

Dimas yang kaget dengan teriakan tiba-tiba mamanya pun di sadarkan dengan irma yang terbatuk.

"Irma mana yang sakit hmm." Tanya Dimas dengan khawatir.

Irma yang mendengar pertanyaan dimas pun mebalas dengan suara pelan, "leher aku sedikit sakit." Ucap Irma

"Astaga leher kamu sakit, maafkan mama yang teriak tiba-tiba yah sayang." Ucap Olin khawatir sambil memicit pelan leher Irma.

"Haha nggak apa-apa kok mah, hanya sakit dikit kok." Ucap Irma

"Kita ke rumah sakit yah, aku takut ntar leher kamu malah tambah parah." Ucap Dimas dengan khawatir kepada Irma.

"Aku nggak apa-apa kok dimas." Ucap Irma tersenyum kecil kearah Dimas.

Sedangkan Olin dan Deni melihat bagaimana anak mereka mengkhawatirkan Irma pun di buat senyum ahh anak mereka akan menjadi bucin sedikit lagi.

Terpopuler

Comments

Nur Yani

Nur Yani

double up donk thor...lg seru nih ..😀😀

2022-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!