Malam Yang Tak Terduga

Dimas membawa Irma ke sebuah apertemen nya karena Irma memberikan petunjuk jalan selalu salah mereka sudah dua kali salah jalan.

Pertama mereka malah sampai di sebuah pasar dan yang kedua malah parah mereka malah sampai di sebuah hutan yang gelap dan tak berpenghuni.

Setelah sampai di ruang tamu, dimas menaruh tubuh Irma di sebuah sofa panjang dan dimas berlari kecil kearah dapur untuk mengambil es batu.

Saat dimas kembali keruang tamu,

Dia melihat Irma sudah menglepaskan seluruh pakaiannya yang tersisa hanya pakaian yang menutupi kedua benda bulat dan segitiga.

"Sial." Dimas melepaskan kemejanya sendiri dan merendam ke baskom yang berisi air dan es batu setelah itu dimas menempelkan kaus yang sudah basah itu ketubuh Irma bertujuan untuk menhilangkan efek obat perangsang itu.

Tapi bukannya berkurang Irma makin menjadi, Irma malah mendekatinya dan meraba otot perutnya dimas, membuat dimas panas dingin.

"Panas sekali ahh." Ucap Irma sambil mendesah.

Badan Dimas sangat kaku saat mendengar suara Irma yang mendesah, dimas buru menjauhkan tubuh nya dari Irma.

"Tolong aku ahh." Rintihnya.

Dimas ingin menjauh lagi dari tubuh irma tapi saat dimas melihat kearah mata irma yang menatap nya dengan tatapan lirih dan menggoda, dan menurunkan matanya dan melihat kedua benda yang kenyal itu yang sedang keluar dengan malu-malu nya dari dalaman dimas menelan ludahnya.

"Persetan. Maafkan aku." Ucap dimas yang sudah memeluk tubuh irma dan sambil mencium kedua bibir yang sedari tadi menggoda itu.

"Ahhk kau sempit sekali babby, punya ku susah ku masukan ahk."

"Pelan-pelan ahhk."

Dan malam itu terjadi lah sesuatu yang mereka tidak inginkan.

Irma membukan matanya dan melihat kearah jam 05:30 wib. Irma memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing.

Irma melihat keseluruhan penjuru ini bukan kamar nya saat irma akan bangun Irma merasakan berat di bagian perutnya.

Irma menunduk untuk melihat nya saat itu dia melihat sebuah tangan yang melingkar di perutnya.

Irma yang akan berteriak pun langsung menutup mulutnya, Irma mengingat semalam dia mabuk dan meminum obat perangsang dan akhirnya bersama dengan pria itu.

Irma membuka selimutnya dan melihat tubuhnya yang sudah polos dan tidak ada sehelai benang saja pun hanya pasrah.

Ini salahnya mengapa dia harus melampiaskan semuanya di sebuah club tapi buat apa menyesal jika sudah terjadi.

Dan juga ini bukan salah dimas, ini hanyalah sebuah kecelakaan semata saja.

Dengan pelan Irma melepaskan tangan dimas dari perutnya saat sudah terlepas Irma buru-buru berdiri.

'aisshh' ringis Irma karena merasakan sakit di bagian intimnya, Irma dengan pelan dan berjalan pelan-pelan dan dengan keadaan ngankang kesebuah kamar mandi dan tak lupa memungut pakaiannya.

Irma yang sudah keluar dari kamar mandipun ingin cepat-cepat keluar dari apertemen ini, saat Irma ingin keluar dia melihat wajah yang tampan yang sedang tertidur dengan pulas.

"Kamu tenang saja dimas, aku tidak akan melibatkan mu, ini semua karena kecerobohan ku sendiri." Ucap Irma dan meninggal apertemen itu.

Tapi sebelum meninggal apertemen itu dia menuliskan sebuah surat untuk dimas.

Setelah kepergian Irma, pukul 08:12 pagi WIB dimas terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul semuanya dimas meraba-raba tempat tidurnya yang bertujuan mencari wanita (Irma) yang dia tiduri semalam.

Semua sisi kasur sudah dimas raba-raba tapi tidak menemukan keberadaan irma, dimas bangun dan langsung membuka matanya dengan lebar dan melihat keseliling untuk mencari keberadaan irma.

Tapi hasilnya nihil dimas tidak mendapatkan tanda-tanda keberadaan irma saat dimas akan membangunkan tubuhnya dimas melihat kekasurnya yang terdapat bercak darah.

"Apaa jadi dia masih perawan, dan malam itu gue yang ngambil perawannya dong." Ucap dimas ntah Kepada siapa.

Dimas berdiri dari kasurnya akan mencari dimana keberadaan irma, dimas mencari ke kamar mandi biasanya cewek yang sudah hilang perawan pasti akan menangis merawung-rawung seperti di film-film yang tanpa sengaja dimas tonton.

Tapi hasilnya nihil dimas tidak mendapat siapapun disana, saat dimas akan mencari gadis itu di balkon Dimas melihat sebuah kertas.

Hai aduh aku pusing mau mulai dari mana aku mau bilang sama kamu, kamu ngga usah bertanggung jawab atau nyari aku, karena disini aku yang salah atas kecerobohan ku kamu  malah terjebak dan harus hm hmm bersetubuh denganku, anggap saja yang terjadi semalam nggak pernah terjadi oke.

^^^Pertanda Irma^^^

Dimas yang membaca surat itu ntah kenapa dia meramas surat itu dengan marah, kenapa gadis itu ahk tidak maksudnya wanita itu mengambil keputusan sepihak sendirian.

Dimas mengambil hpnya dan menelpon Sahabatnya yang menjabat menjadi sekertarisnnya yang sudah bersamanya selama 5 tahun lamanya.

"Halo kamu sekarang dimana, satu jam lagi kamu punya meting, aku tidak suka menunggu mu kamu saja selalu lama." Ucap seberang sana.

Dimas yang mendengar ucapan itu pun berdecak, "ckk sopanlah kepada atasanmu ini valen, ohya batalkan meting hari ini dan aku memerintahkanmu untuk mencari keberadaan wanita yang bernama irma."

Sedangkan sekertaris yang bernama valen itu melongo, "kamu hari sehat kan  ini pertama kali kamu ngebatalin meting dan juga barusan apa yang kamu katakan mencari seorang wanita yang bernama Irma."

"Yah aku memerintahkan mu mencari keberadaan nya dimana, meting ini bisa di tunda lagian jika dia akan membatalkan kerja sama dengan kantor kita maka itu tidak akan berpengaruh Kepada perusahaan ku." Ucap dimas.

"Ada apa dengan mu apakah kamu benar-benar sehat Dimas, pertama kamu membatalkan meting, kedua kamu memerintahkan ku mencari seorang wanita, ketiga setahuku kamu tidak pernah memerintahkan ku mencari seorang wanita selain kekasih tercintamu itu." Ucap valen

"Aku sekarang tidak mempunyai kekasih, aku sama sekali sudah putus dengannya ohya satu lagi kamu harus memblokir semua rekening yang ku berikan kepada MANTAN kekasih ku." Ucap Dimas yang menekan kata mantan.

"Astaga sebernanya apa yang ku lewatkan semalam sampai-sampai pagi ini kamu memberikan aku sebuah kejutan, dan masalah memblokir itu mudah bagiku tapi mencari wanita yang bernama Irma itu sulit." Ucap valen

"Memangnya apa sulitnya." Tanya dimas dengan bingung.

"Hahh apakah kamu kira yang bernama Irma di negara ini hanya satu, setidaknya kamu harus memberikan ciri-cirinya padaku." Ucap Valen yang terdengar kesal.

Dimas Mendengar ucapan valen pun mengerti dan tanpa etika sama sekali dimas mematikan sambungan telpon itu, dimas ingin membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena  hasil olahraga semalam.

Sedangkan disisi lain valen sedang mencak-mencak sendiri karena Dimas mematikan sambungan telpon tanpa mengatakan apa pun, dengan frustasi valen melangkah kakinya kearah ruangan kerja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!