Sekarang ini Dimas dan sekeluarga sedang berada di ruang tamu utama, Irma Dimas sudah mengantarnya pulang.
Di kediaman Dimas ruang tamu terbagi menjadi dua ada yang rungan tamu utama untuk berkumpul dengan keluarga, bercanda maupun menonton TV.
Sedangkan yang kedua ruang tamu untuk menyambut tamu atau teman-teman nina ataupun deni begitu juga dengan dimas.
"Mama papa dimas mau ngomong sama kalian dengan serius." Ucap Dimas dengan suara tegas dan tatapan yang tegas.
Olin dan Deni yang menonton tv pun teralihkan melihat kearah Dimas anak mereka.
"Kalau mau ngomong silahkan mama sama papa akan menjadi pendengar dan penjawab yang baik." Ucap Dodi yang di angguki kepala oleh Olin.
"mama, papa suka nggak sama Irma." Tanya Dimas kepada ke-dua orang tuanya ini.
"Kalau mama sih mama suka, malah mama suka bangat lagi siapa sih nggak mau punya mantu yang cantik dan anggun." Jwab Olin dengan semangat.
"Yah papa juga suka sama calon mantu papa itu, dan juga di garis bawahi papa juga salah satu fans beratnya, dari dulu papa ingin ketemu sama pengacara terkenal itu tapi yah begitu nggak ada waktu eh malah takdir yang nemuin kita." Ucap Deni dengan semangat dan panjang lebar.
Sedangkan dimas yang Mendengar kan jawaban dari kedua orang tuanya pun mengambil nafas dan menhembus kan dengan pelan.
"Dimas mau ngomong sesuatu yang mungkin buat kalian terkejut tapi semoga saja mama dan papa berfikir dengan kepala dingin." Ucap Dimas.
Deni dan Olin menganggukkan kepala dengan pelan mereka penasaran sesuatu apa sih yang akan mengejutkan mereka.
Hello mereka berdua ini kadang terkejut bahkan mereka terkejut sangat jarang.
Waktu deni memenangkan tander yang bernilai 4M saja dia biasa aja tapi berbeda dengan karyawannya yang terkejut.
Begitu juga dengan Olin saat ingin membeli kalung yang bermutiara dengan warna putih yang sangat cantik.
Saat penjual mengucapkan harga nya dengan suara gemetaran sekitar 2,6M olin dengan santai memberikan kartunya dan itu membuat pengujung terkejut.
Olin bingung dia yang membeli kalung itu biasa-biasa aja tapi berbeda dengan mereka yang terkejut.
"Irma sekarang sedang hamil, dan sekarang dia sedang mengandung anak Dimas." Ucap Dimas.
Dimas memutuskan akan memberi tau kedua orang tuanya, karena Dimas tidak bisa tenang kalau belum bertanggung jawab seutuhnya.
Krikk..krikk..krikk
Ruangan tamu utama terdengar sangat sunyi, Deni dan Olin terdiam dan mematung saat mendengar ucapan Dimas.
Apa Deni bisa mendapatkan serangan jantung sekarang tapi sayang dirinya tak dapat penyakit dia sehat Jika kalian apakah Deni terkejut maka jawaban deni sangat sangat terkejut.
Dia tidak menbayangkan anaknya yang dingin ini melakukan hubungan seperti itu, apalagi Kepada kekasihnya yang baru.
Begitu juga dengan Olin dirinya juga terkejut sangat sangat juga, dia melihat kearah Dimas yang sedang menatap dirinya dan Deni.
"Apakah kamu sedang bercanda Dimas." Tanya Deni dengan nada tak percaya.
Dimas yang mendengar pun menggeleng kan kepala, "tidak dimas mengatakan sesungguhnya dan yang sebenarnya." Ucap Dimas dengan sungguh-sungguh.
Brakk...
Olin mengebrak meja dengan kuat dan menatap kearah Dimas sedangkan Dimas sudah siap menanggung kemarahan kedua orang tuanya.
"Kyaa jadi bentar lagi mama punya cucu gitu yah tuhan makasih saya meminta doa untuk segara anak saya cepat menikah dan kamu mengabulkan di tambah di berikan bonusnya kau maha baik yah tuhan." Ucap Olin dengan semangat dan tersenyum sangat lebar.
"Pah akhirnya kita punya cucu dan kita akan menjadi kakek dan nenek." Ucap Olin dengan senyum dan semangat kearah Deni.
"Haha papa juga senang mah, akhirnya papa punya cucu, mama yuk buat hajatan besar-besaran." Ucap Deni yang tak kalah semangat.
Sedangkan Dimas yang sudah siap mendengar kemarahan kedua orang tuanya pun di buat melongo, ini dia tidak dimarahin apa.
Mengapa kedua orang tuanya saat ini sat heboh, bahkan di wajah mereka tersirat kebahagiaan yang besar dan dalam.
"Mama sama papa nggak akan marahin Dimas karena ngelakuin hal yang bejat sebelum menikah." Tanya dimas.
"Mama sama papa sebenarnya marah sama kamu tapi di sisi lain mama dan papa juga bahagia akhirnya kamu mau menikah tanpa paksaan dan juga sudah membuat cucu untuk kita." Ucap Olin
"Yah papa setuju sama mamamu, terkadang terobos diluan itu juga enak." Ucap Deni.
Sedangkan Dimas yang mendengar itu hanya menggaruk belakang lehernya mengapa orang tuanya sangat berbeda dari orang tua lain.
"Ohya emang udah berapa usia kandungan nya irma." Tanya Olin dengan semangat kearah dimas.
"Sudah memasuki 4 Minggu mah." Ucap dimas dengan kikuk saat orang tuanya sedang menatap nya dengan tatapan semangat dan tatapan bahagia.
"Astga mengapa kamu baru kasih tau mama tentang ini, kenapa nggak dari usia kandungan irma baru menginjak 1 hari gitu." Protes Olin.
"Gimana mau ngasih tau, irma ngehilang setelah kita melakukan itu." Batin Dimas
"Ohya besok kita akan pergi ke rumah Irma untuk menceritakan ini semua dengan baik-baik." Ucap deni.
Dimas yang mendengar itu tidak menolak karena dirinya juga sangat ingin pernikahan ini di cepatkan juga.
"Yah mama setuju, papa telpon sekertaris kamu suruh dia beli hadiah untuk calon mantu kita." Ucap olin
Dan di balas oleh Deni dengan anggukan, "siap mah."
Dimas yang melihat itu hanya tersenyum sangat kecil, "ntah apa yang terjadi dengan ku, tapi aku ingin memiliki mu untuk seutuhnya dan selama-lamanya Irma aresha arabella." Batin Dimas.
Dimas keluar dari ruangan tamu utama itu dengan pandangan yang sudah menjadi datar, dimas mengeluarkan hpnya.
"Halo, valen datang lah besok ke rumah ku jam 6 pagi dan juga kamu harus memakai pakaian yang bagus dan jangan lupa beli kan aku hadiah yang paling mahal dan paling indah untuk perempuan." Ucap Dimas saat mendengar telpon nya di angkat oleh Valen.
Sedangkan Valen yang baru mengangkat telpon di buat bingung, "memangnya ada acara apa." Tanya Valen
"Aku akan melamar Irma besok." Ucap Dimas dengan senyuman tipisnya yang sudah berada di kamarnya.
Bruk
Hugh
Meongg
Terdengar kebisingan di sebarang sana, "aduh aiss a-apakah ak-aku tak salah dengar." Tanya Valen dengan suara terbatah-batah.
"Tidak." Ucap Dimas dan mematikan sambungan sepihak.
Sedangkan dengan Valen dibuat bingung apakah dia sedang tidak bermimpi, kalau Dimas akan melamar Irma.
Hahah waw sangat impresif, Valen menelpon seseorang dan menyuruhnya untuk menyiapkan hadiah yang di minta oleh Dimas.
Dan ntah kenapa malam ini Valen susah tidur "aiss kenapa aku yang susah tidur, disini Dimas yang akan ngelamar tapi kenapa aku yang nggak bisa tidur." Ucap Valen dengan frustasi.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang yang berpuasa 🙂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
M Maryati
lanjuuuut thor...
2022-05-11
0
Desi Desi
lanjuttt
2022-04-05
0
Nur Yani
semangat thor.. ceritanya seru🥰🥰🥰
2022-04-05
0