Dimas Adhitama Alvarendra

Dimas terdiam memandang bangunan yang sedikit besar dan mewah di hadapan nya ini, ntah kenapa dirinya gugup untuk masuk kedalam.

Jika dirinya akan masuk terus dia harus melakukan apa membahas apa mana mungkin dia diam saja.

Dan ingatkan dirinya ini datar dan dingin malas untuk membuka mulutnya untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak penting.

Dan itu semua Dimas menyesalinya, karena dirinya yang jarang membukakan mulutnya untuk mengeluarkan kata-kata dan sekarang dia harus berpikir untuk mengeluarkan kata apa untuk menjemput Irma.

Harus kah dia berkata 'saya ingin membawa anak om ke rumah saya' bukannya di setujuin udah di tonjok diluan aja.

Atau 'halo om saya ingin melamar anak om, jadi apa saya bisa minjam anak om untuk beberapa jam saja' hahaha pasti diri nya sudah gila mengeluarkan kata begitu.

Dimas memandang bangunan itu sekali lagi dan menarik nafas sedalam-dalam mungkin dan menhembuskan pelan.

Dimas membawa mobilnya lebih mendekatkan kearah gerbang, "saya pacar Iram." Ucap Dimas dingin kepada satpam yang mencegah dirinya untuk masuk.

"Ais kenapa aku tidak bilang saja calon suami irma." Batin Dimas.

Sedangkan satpam itu menengang apakah ini pacar nona mereka kenapa terlihat sangat tampan dan mempunyai aura yang menyeramkan berbanding balik sekali dengan Nona mereka yang cantik dan memeliki aura menenangkan.

Para pelayan di masion sudah diberi tahu oleh olin dan dodi jika nona mereka sudah mempunyai kekasih dan kekasihnya akan datang sebentar.

"Maaf atas tidak kesopanan kami tuan." Ucap satpam itu dan berjalan membuka kan gerbang kepada mobil mewah Dimas.

Dimas yang mendengar permintaan maaf pun langsung menganggukkan kepala pertanda tidak apa-apa setelah melihat satpam itu membukakan gerbang dimas menjalankan mobilnya kedalam.

Dimas keluar dari mobilnya dengan gerakan lambat dan dengan gaya cool nya, dia berjalan tenang dan datar kearah pintu tapi percayalah jantung nya Sekarang seakan melompat dari tubuhnya saking gugupnya..

ting ting..

Dimas memencat bel dan dimas tak menunggu lama lagi, seorang wanita paruh baya membuka pintu yang sedikit besar ini.

Disisi lain Nina sedang berjalan kearah pintu untuk membuka pintu karena mendengar bel rumah nya berbunyi.

Sebenarnya ini tugas pelayanan tapi tak apa lah hitung-hitungan baik sementara.

"Iya nyari siapa." Tanya Nina yang melihat kearah pria tampan ini.

"Ehem saya mau nyari irma tante." Ucap Dimas yang sedikit dingin ingat sedikit yah garis bawahi SEDIKIT.

Nina yang mendengar itupun melebarkan matanya, "haah kamu nyari anak Tante OH ASTAGA APA KAMU PACAR ANAK TANTE." Teriak nina di depan Dimas.

Dimas mendengar teriakan membahana itu pun meringis dia tersenyum kecil dan mengangguk kepala, "iya tante, saya Dimas."

"Astga telinga ku sangat sakit sekali." Batin dimas.

"Astaga kenapa kmu nggak bilang dari tadi kamu tampan sekali cocok lah sama anak Tante, ayok masuk." Ucap Nina sambil membuka pintu sedikit lebar.

"Yah memang aku tampan." Batin Dimas bangga.

Dimas masuk kedalam masion mengikuti wanita paruh baya itu, "kamu tunggu sebentar yah irma masih siap-siap, kamu duduk dulu biar tante panggilkan irmanya." Ucap Nina dengan senyum.

Dimas yang mendengar ucapan itu pun menganggukkan kepala dan duduk di sofa dengan tenang.

Dimas yang sedang menunggu kedatangan irma dan Nina pun di kejutkan oleh pasukan yang datang kearahnya.

Dan mereka semua duduk di sofa dan sedang menatap selidik,tajam,penuh tanda tanya kearah dimas, sedang Dimas tenang saja.

Dirinya harus tenang jika mau keberhasilan, dan juga jangan lupa berdoa.

"Kamu pacar anak saya." Tanya Dodi dengan nada dingin kearah pria tampan itu yang sedang duduk tenang di Sofanya.

Dimas menganggukkan kepalanya, "yah saya pacar anak om, perkenalkan nama saya dimas adhitama alvarendra." Kenal Dimas dengan senyum kecilnya kearah dodi.

Keluarga Irma terdiam apa kah mereka tak salah Mendengar nama pria di hadapan mereka ini.

Hello siapa yang tidak mengenal nama itu nama 'dimas adhitama alvarendra ceo muda yang sukses dalam bidang transportasi,kuliner, industri, agrasis dan juga perusahaan nya sangat besar di Indonesia.

Terdengar rumor jika Dimas memiliki kekasih tetapi kekasih nya di sembunyikan, karena tak ingin kekasihnya di libatkan oleh media.

"Kalau pria yang ke gini susah nih buat nyingkirin dari irma." Batin Dodi memandang dimas dengan mata menilai.

"Cucukku kenapa harus nyari pria yang susah di komentari sih." Batin kakeknya Irma.

"Kalau gini sih aku setuju sama hubungan mereka, siapa sih yang nggak setuju udah tampan, kaya, cinta sama kita." Batin neneknya Irma.

"Kalau gini sih aku angkat tangan aja." Batin paman/bibi nya Irma.

"Gila irma diam-diam jadi anak manja dan kesayangan sekali gerak langsung dapat pria sempurna ke gini." Batin para sepupu irma yang memandang Dimas dengan tatapan kagum.

Keadaan ruangan tamu sekarang sangat sunyi tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.

Tak tak bunyi kaki turun dari tangga.

Semua yang berada di ruangan tamu melihat kearah seseorang yang dari tangga begitu juga dengan dimas dia secara refleks melihat.

Degg..

Dimas terdiam dengan mata terus memandang Irma, bahkan matanya tak berkedip melihat penampilan Irma yang sangat cantik, elegan, manis,seksi.

Irma turun dari tangga dengan balutan dress berwarna putih polos, balutan dress itu memperlihatkan tubuhnya irma yang ramping dan juga melihatkan area leher yang putih.

Irma juga memakai riasan tipis dan itu terlihat sangat menawan bahkan Dimas tak bisa mengalihkan tatapannya dari irma.

Begitu juga dengan keluarga Irma, ini pertama kali mereka melihat irma memakai riasan, Irma tak memakai riasan saja sudah sangat cantik apa lagi memakai riasan walau itu hanya riasan tipis.

Irma berjalan kearah Dimas dengan tersenyum lebar dan itu terlihat sangat manis, bahkan tanpa sadar dimas membalas senyum irma dengan lebar.

"Apakah kamu menunggu lama." Tanya Irma yang sudah duduk di samping Dimas.

Irma ntah kenapa dia terpanah melihat Dimas yang begitu tampan dan gagah, apalagi di tambah Dimas tersenyum kearahnya.

"Huh tahan Irma jangan memalukan dirimu dengan pingsan disini karena tak tahan melihat ketampanan dimas." Batin Irma.

Dimas yang mendengar pertanyaan irma pun menggelengkan kepala, "tidak aku baru-baru saja di sini." Jawab Dimas yang memandang irma.

"Kamu udah berapa lama menjalin hubungan dengan cucu ku." Tanya kakeknya Irma melihat kearah Dimas.

Selamat menunaikan ibadah puasa yah, dan semoga saja dibulan puasa ini kita di beri hikmah dan juga semoga saja kita bertemu dengan bulan puasa tahun depan aminn

Terpopuler

Comments

Desi Desi

Desi Desi

lqnjuttt

2022-04-03

0

Bundanya Rayyan

Bundanya Rayyan

next lanjut

2022-04-03

0

Sitiy Cheryl

Sitiy Cheryl

lanjut thorrrr

2022-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!