Sekarang Dimas sedang duduk di kursi besarnya dan di temani oleh sahabatnya.
"Aku sudah menjalankan tugasku yang kamu beri, aku sudah memblokir semua kartu rekening yang kamu berikan padanya." Ucap Valen sambil meminum kopi nya.
Dimas yang mendengar hanya menganggukkan kepala, "apakah aku bisa bertanya padamu." tanya Valen.
"Bukan kan ini pertama kali nya kamu memblokir kartu rekening nya Sefira kalian mempunyai masalah apa, biasanya kamu tidak seperti itu, kan kamu bucin." Ejek Valen.
Dimas hanya menatap kesal kearah sahabat nya itu, "dia berselingkuh dibelakang ku dan juga aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dia sedang berhubungan *** dengan lelaki tua bangka bau tanah." Ucap Dimas dengan dingin.
"Hahaha sudah ku katakan dari awal jika wanita itu bukan wanita baik-baik tapi kamu malah membentak ku dan berkata 'dia wanita baik-baik valen, bahkan dia seperti lotus putih yang suci." Ucap Valen yang meniru ucapan Dimas yang saat mengatakan itu.
"Sudah lah kamu tidak usah mengungkit masa lalu ku yang saat itu aku sedang khilaf." Ucap Dimas.
"Dan juga aku bingung mengapa kamu membatalkan meeting dan juga menyuruhku untuk mencari wanita bernama Irma." Ucap Valen dengan bingung.
"Hum aku membatalkan meeting karena tubuhku sangat lelah dan juga saat itu kepalaku terasa sedikit pusing" ucap Dimas dan dibalas anggukan kepala dari Valen.
"Dan soal wanita bernama Irma itu aku akan mengatakan di ruangan rahasia." Ucap Dimas yang sudah berjalan menuju keruang rahasia.
Valen yang melihat itupun segera menyusul arah pergi sahabatnya itu valen dan Dimas memiliki ruangan rahasia yang hanya di ketahui oleh dirinya dan Valen.
Jika ada hal yang penting untuk dikatakan maka mereka akan membahas diruangan ini.
"Jadi." Tanya Valen yang sudah menduduki sofa yang berada di ruangan rahasia.
"Aku semalam telah mengambil perawan seorang gadis yang bernama Irma." Ucap Dimas dengan nada pelan.
Uhk uhk Valen Mendengarnya pun tersedak dengan ludanya sendiri what apakah dia tidak salah dengar.
"Saat pagi aku terbangun, dia sudah tidak ada di samping ku dan lebih parahnya lagi dia meninggalkan aku sebuah surat yang berisi menyuruh ku untuk tidak mencarinya atau mempertanggung jawabkan yang aku lakukan kepadanya, dia berkata jika ini adalah salahnya sendiri." Jelas Dimas frustasi.
"Bukan kah itu terdengar bagus, kamu tidak perlu bertanggung jawab, bahkan diluar sana banyak pria yang akan senang jika wanita yang mereka tiduri tidak meminta pertanggung jawaban." Ucap Valen dengan bingung.
Dimas yang mendengar ucapan sahabatnya pun memandangnya dengan tatapan tajam, "aku tidak seberengsek itu Valen, aku dari kecil sudah di ajarkan untuk bertanggung jawab."
Valen yang mendengar nya pun maka tersenyum lebar, "maafkan aku sudah berkata begitu, baiklah aku akan membantumu untuk mencari wanita itu bisakah kamu menyebut ciri-ciri nya."
Dimas menganggukkan kepala, "dia cantik." Jawab Dimas.
Sedangkan valen melongo mendengar jawaban dari Dimas, "apakah setiap nama Irma yang berada di negara ini dan memiliki wajah cantik itu gadis yang sudah kamu Perawani." Ucap Valen dengan kesal.
"Hum tidak juga, baiklah ciri-ciri nya dia memiliki tinggi yang sekitar 160, Memiliki wajah yang tirus dan mata yang cantik, bibir yang seksi, warna rambut yang kecoklatan, dan kulit putih bersih." Jelas Dimas.
"Apakah kamu tidak mengetahui nama panjangnya siapa." Tanya Valen.
"Tidak aku tidak mengetahui nama panjangnya." Jawab Dimas.
"Baik, kalau begitu pencarian ini akan sedikit memakan waktu karena akan sangat sulit mendapatkan keberadaannya."
Ini sudah seminggu lamanya pencarian yang di lakukan Valen secara diam-diam tidak membuahkan hasil dan selama seminggu juga dimas tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Dia selalu memimpikan ada bayi lelaki yang imut dan wajahnya sangat mirip dengannya dan memanggil dirinyanya dengan sebutan OM.
Saat makan pun Dimas terlihat tidak tenang karena selalu memikirkan mimpinya itu, dan sikap seminggu nya itu di perhatikan oleh mama dan papanya.
"Ada apa dengan mu Dimas, mama perhatikan kamu selalu gelisah akhir-akhir ini." Tanya Olin mamanya dimas.
Dimas yang mendengar pertanyaan mamanya hanya menggelangkan kepala, "tidak ada apa-apa mah."
"Kamu mengatakan tidak ada apa-apa tapi wajah mu sangat kusut, apakah ini berhubungan dengan wanita bernama sefira itu." Tanya papanya yang bernama Deni.
"Mama sudah katakan padamu dimas jika wanita itu bukan wanita baik-baik mengapa kamu masih berhubungan dengan wanita itu." Ucap Olin dengan nada marah.
Olin sangat tidak menyukai wanita bernama Sefira itu, karena sudah beberapa kali olin melihat sefira berjalan dengan paruh Bayah yang setiap hari berganti.
Saat Olin akan memberi tahu kepada anaknya itu tapi anaknya malah tidak mempercayai nya dan mengatakan 'Sefira itu tulus mencintai aku mah'
Dan puncaknya Sefira dengan lancang dan berani mengoda suaminya, saat itu juga Olin menaruh dendam terhadap wanita itu.
"Haah Aku sudah tidak berhubungan dengannya mah, aku baru sadar dia adalah wanita yang tidak tau diri." Ucap Dimas dengan dingin.
Olin dan Deni mendengar ucapan anak mereka pun dibuat terkejut, apakah ini betul-betul anak mereka yang berkata begitu.
Mereka berdua tau bagaimana bucinnya seorang Dimas Kepada wanita bernama sefira itu.
"Jadi kamu sudah tidak berhubungan dengan wanita itu." Tanya Olin dengan nada senang.
Dimas menganggukkan kepala menjawab pertanyaan mamanya itu, Olin yang melihat respon dari anaknya itu pun memekik senang dan memanggil kepala pelayan yang bernama emma.
"Emma." Teriak Olin.
Kepala pelayan adalah ketua dari semua pelayan yang ada disini, Olin akan memberikan uang kepada Emma dan tugas Emma mengaji semua pelayan yang berada disini dan juga emma memiliki hak untuk memecat pelayan yang tidak becus bekerja.
Bisa di bilang Emma adalah salah satu orang kepercayaan keluarga ini, dan juga emma sudah melayani mereka dari dimas berusia 3 tahun dan sekarang dimas sudah berusia 25 tahun.
"Iya nyonya, nyonya memanggil saya." Ucap Emma yang sudah berdiri di samping Olin
"Yah aku memanggilmu, umm siapkan makanan yang sedikit banyak aku ingin merayakan sukuran karena anak ku terlepas dari perangkapnnya setan." Ucap Olin dengan senyum yang lebar.
Sedangkan Deni dan Dimas melongo mendengar ucapan dari ibu/istri nya apakah itu tidak berlebihan.
Mereka berdua saling memandang satu sama lain dan seakan-akan salin berbicara lewat mata mereka.
"Ada apa dengan ibumu itu."
"Akupun tidak tau, coba ayah tanyakan."
"Aku tidak ingin tidur diluar karena takut menanyakan hal yang salah."
"Ck dasar penakut."
"Kalau begitu kamu saja yang menanyakan langsung pada ibumu."
"Aku bukannya takut, tapi aku malas saja."
"ck alasan, Bilang saja kalau kamu takut."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments