"Kamu kenapa bawa aku ke sini." Tanya irma.
Dimas menarik irma ke sebuah taman yang tidak jauh dari rumah sakit ini, dan taman saat ini sangat sunyi.
"Saya mau nanya, kamu kenapa ngehilang gitu aja saat saya udah ngambil perawan kamu." Tanya dimas dengan blak-blakan.
Irma Mendengar pertanyaan dari dimas pun mengkerut bingung dia harus menjawab apa yah.
Dimas yang melihat irma memasang wajah penuh kebingungan pun menhela nafas pelan untuk bersabar.
"Maksud saya kenapa kamu ngehilang gitu aja saat perawan kamu saya ambil, dan nyuruh saya ngga usah nyari kamu dan lebih parahnya lagi kamu nggak mau saya tanggung jawab." Ucap dimas yang tak sabaran
Irma yang mendengar nya pun mengangguk kan kepala "yah karena aku nggak mau kamu tanggung jawab tapi di pihak yang salah nya aku bukan kamu."
Dimas yang mendengar jawaban dari Irma pun hanya menhela nafas disini dirinya juga salah, karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu nya
"Saya juga salah disini, hemm saya akan bertanggung jawab". Ucap dimas yang memandang lekat kearah wajah cantik irma.
"Haa?? Tanggung jawab, tanggung jawab apa." Tanya irma yang begitu bingung.
"Astaga sabar dimas wanita di depan mu ini sedang mengandung anakmu jangan sampai kamu membuang wanita ngeselin ini di jurang." Batin dimas dengan sabar.
"Saya akan bertanggung jawab karena saya telah merengut perawan mu dan juga menghamili mu dengan menikahi mu." Ucap dimas dengan serius sambil tersenyum kecil kearah irma.
"Apaa kamu ingin menikahi aku karena ingin bertanggung jawab karena aku hamil, nggak usah aku kan udah bilang sama kamu kalau kamu nggak usah tanggung jawab karena kamu nggak salah, yang salah disini aku." Ucap Irma dengan wajah yang sedikit panik.
Irma tidak ingin merengut masa bebasnya dimas karena menikahinya dan irma juga sadar diri kalau dirinya yang salah bukan dimas.
Kalau dirinya tidak pergi ke club sambil meminum alkohol yang di beri obat perangsang ini semua tidak akan terjadi, dirinya tidak akan hamil dan bimas tidak perlu bertanggung jawab.
Sedangkan dimas yang mendengar ucapan Irma pun hanya meramas rambutnya dengan frustasi mengapa irma beda dari wanita lainnya.
Disaat wanita lainnya hamil mereka akan menuntut mati-matian untuk di pertanggung jawabkan dan irma kenapa dirinya beda sekali bahkan dia sudah hamil pun dia masih saja menolak dirinya yang akan bertanggung jawab.
Dengan sabar dimas mengatakan kepada irma, "irma coba kamu pikir kan baik-baik, jika saja perut kamu sudah mulai membesar dan semua tetangga mu akan menanyakan dimana ayahnya dan juga lebih parahnya kalau semisalnya anak kita lahir dan menanyakan keberadaan ayahnya kamu akan menjawab apa."
Irma yang mendengar ucapan dimas menganggukkan kepalanya dengan setuju, "benar juga."
Dimas tersenyum senang saat mendengar jawaban yang diberi oleh irma, tapi saat mendengar ucapan irma yang berlanjut senyum yang sangat menawan barusan tiba-tiba saja menhilang.
"Tapi aku punya ide untuk mengatasi kalau tentangga aku kalau nanya ayah nya dimana dan juga aku mempunyai ide cadangan untuk menjawab pertanyaan anak ku." Ucap irma yang tersenyum senang kearah dimas.
Dimas sekali lagi harus menhela nafas sabar, dan dirinya saja ntah kenapa mempunyai firasat yang buruk tentang ide yang di ucapkan oleh Irma, tapi saat itu juga dimas tidka menyukai saat irma mengucapkan anakku, HEI dirinya ini adalah ayahnya jadi itu adalah ANAK KITA.
"Perlu ku beri tau satu hal Irma anak yang kamu kandung itu adalah anak kita karena kita membuatnya sama-sama dan hasil keringat kita bersama-sama, bukan hanya anakmu saja." Ucap dimas dengan kesal.
Sedangkan irma hanya cengengesan dan mengangkat kedua jari untuk meminta maaf.
Dimas yang melihat itu hanya mendelik kesal kearah nya, "dan juga apa idemu." Tanya dimas penasaran.
Walau firasat nya mengatakan kalau ide nya irma adalah ide yang terburuk tapi dimas masih ingin mendengarkannya.
Irma tersenyum dengan lebar kearah dimas, "jika tentangga menanyakan dimana ayahnya aku akan menjawab ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan mobil saat akan pergi kekantor,dan ide cadangan nya aku akan bilang kepada anakku jika ayahnya sedang di simpan oleh emaknya ahk emang ide ku itu yang terbaik." Ucap irma yang di akhiran memuji idenya sendiri.
"Apa ku bilang, firasat ku itu tidak pernah salah memang ide yang paling buruk sedunia ini." Batin dimas yang memandang irma dengan malas.
Dimas menyentil kening nya irma, "aiss aduh sakit sekali, kamu kenapa sih main asal centil saja." Ucap irma yang sedang memandang dimas dengan aura permusuhanm
"Habisnya ide kamu itu sungguh sungguh membuatku untuk mengubur kamu, aku masih sehat gini malah di bilang udah mati." Ucap dimas dengan kesal.
"Ya terus aku harus apa, emang kamu punya ide lain apa." Tanya irma
"Hmm aku tetap akan bertanggung jawab kepada mu Irma, lupakan idemu yang buruk itu." Ucap dimas.
"Lagian kamu tidak ingin membuat repotasi keluarga mu tercemar karena kamu hamil dan ayahnya tidak ada kan." Lanjut dimas.
Irma terdiam yang dikatakan dimas itu betul, Irma sungguh melupakan repotasinya, "baiklah aku akan menerima pertanggung jawaban kamu."
Dimas Mendengar persetujuan dari irma pun tak dapat menahan lengkungan di pipinya itu.
Irma yang melihat senyuman memikat dari dimas pun tertegun untung saja dirinya ini tahan banting jika tidak sudah di pastikan dirinya akan mengalami mimisan.
"Hmm kamu bisa nggak jangan tersenyum seperti itu kearah ku." Ucap irma yang sedang menghindari matanya dimas yang sedang menatap nya dengan bingung.
"Memang nya kenapa, apakah kamu tidak suka, apakah senyumku begitu jelek sehingga kamu tidak ingin melihat nya." Tanya dimas dengan tak sabaran.
Biasanya dirinya akan mengeluarkan senyum kecil saja maka setiap wanita yang melihat nya pasti akan terikat dengan senyumannya yang mempesona itu.
Tapi saat ini dirinya sadar kalau dirinya saat ini sedang tersenyum sedikit lebar untuk pertama kali, tapi mana mungking itu terlihat mengerikan.
Senyum kecil saja dia terlihat sangat tampan dan mempesona dan jika dia tersenyum sedikit lebar pasti ketampanan nya akan bertambah berkali-kali lipat tapi disini dimas bingung mengapa wanita di depannya malah menyuruhnya untuk tersenyum seperti ini kepada nya.
TOLONG SIAPAPUN KATAKAN PADAKU MENGAPA AKU TIDAK BISA TERSENYUM SEDIKIT LEBAR KEPADA WANITA DI DEPANNYA, DIA AKAN MEMASTIKAN APAKAH SENYUMNYA YANG SEDIKIT LEBAR INI MENGERIKAN ATAU TIDAK.
"Aku tidak tau, kamu cari saja jawaban nya sendiri aku mau pulang." Ucap irma yang sudah berdiri dan akan berjalan meninggalkan dimas.
"Aku kan mengantarmu, ohya nih masukan nomor hpmu." Ucap dimas sambil menyodorkan hpnya kepada irma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments