Di cafe tempat Allea bekerja.
" Al, nanti pulang bareng gue ya, nggak usah pesan ojek online." kata Dion di sela-sela membuat kopi.
" Nggak usah deh, gue takut ngerepotin lo," jawab Allea sambil melihat Dion meracik kopi.
" Gue malah seneng ko, di repotin Lo." jawab Dion sambil menatap allea dari balik meja.
" Bisa aja Lo, gombal nya." jawab Allea sambil tersenyum.
" Gue serius Al, kenapa si Lo nggak percaya sama gue." jawab Dion dengan wajah serius.
" Ia...ia...gue percaya, udah belum kopinya?" tanya Allea yang mengalihkan pembicaraan.
" Udah nih, kopi espresso untuk meja 56." jawab Dion sambil menyerahkan segelas kopi yang ia buat.
Allea menerima nya dan berlalu pergi mengantar kopi pesanan pelanggan yang sudah menunggu.
Jam kerja allea dan Dion akhirnya selesai, karena ia tadi berangkat bareng Dion mau tidak mau ia pulang dengan Dion lagi. Dion sudah standby di atas motor sport nya. Allea naik ke atas motor dan motor pun melaju dengan kecepatan sedang, dipeluknya Dion dari belakang oleh Allea, ada seutas senyum yang terpancar dari bibir Dion dari balik helem yang Dion kenakan.
Tibalah mereka di depan rumah allea karena waktu memang sudah malam jadi jalan cukup lengang. Allea turun dari motor dan memberi Helm yang ia pakai kepada Dion.
" Makasih ya, udah mau anter gue pulang," ucap Allea yang terlihat mengantuk sambil tersenyum menatap Dion.
" Nggak usah terima kasih sama gue, gue seneng ko, anter Lo pulang," ucap Dion sambil merapikan rambut allea yang berantakan.
"Ya udah, hati-hati di jalan ya, gue masuk duluan." ucap Allea ke kepada Dion dan berlalu pergi masuk kedalam rumah.
"have a nice dream, Allea" teriak Dion karena Allea sudah berlalu masuk kedalam rumah.
Dion pun melajukan motornya meninggalkan rumah allea.
Di dalam Allea segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah selesai Allea keluar menuju kamar tidur untuk beristirahat untuk hari esok.
...*****...
Pagi hari Aksa sudah tiba di kantor. dengan sang asisten yang berjalan di samping nya, Aksa memasuki lobby dengan penuh karisma dan berwibawa. ketampanan dan kegagahan tidak bisa lepas dari banyak pasang mata yang memperhatikan atasan nya itu berjalan menuju lift yang ada di lobby. Aksa menuju ruang meeting yang berada di lantai 3 gedung I & D fashion. Aksa memasuki ruang rapat karena ia akan mengadakan rapat dengan para stafnya membahas peluncuran produk fashion terbaru dan membahas penjualan bulan lalu. karena semua sudah hadir rapat pun dimulai.
hampir 3 jam lamanya rapat di dilakukan akhirnya selesai juga. Aksa kembali keruangan dengan Bani yang selalu mengikutinya.
" Apa kau sudah mencari model untuk baju Musim ini?" tanya Aksa yang sudah duduk di kursi kebesaran nya.
" Kita memutuskan memakai model yang lama tuan, yang bernama Agatha," jawab Bani sopan, yang berdiri di samping Aksa sambil membawa banyak berkas di tangannya yang siap untuk di tanda tangani Aksa.
" Apakah ada berkas yang harus aku tandatangani, karena habis ini aku akan kerumah sakit." ucap Aksa dengan datar.
" Ada tuan sudah saya siapkan." dengan segera Bani menaruh semua berkas di meja Aksa.
Setelah semua berkas sudah di tanda tangani oleh Aksa. Aksa memutuskan pergi kerumah sakit untuk melihat sang papa. dengan diantar supir pribadi mobil Aksa melaju di jalan ibu kota yang cukup padat ini, setelah satu jam setengah Aksa sampai di rumah sakit.
Aksa berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang VVIP tempat papanya di rawat. Aksa masuk ke dalam kamar dan melihat papanya masih terbaring lemah di temani bibi Asih dan Juan.
" Tuan muda sudah datang." sapa bibi Asih sopan.
" Ia bi, gimana keadaan papa bi, apa sudah ada perkembangan?" tanya Aksa kepada bibi Asih yang selalu menemani sang papa.
" Dokter bilang tuan besar, lumayan membaik tuan," jawab bibi Asih dengan raut wajah yang memancarkan kesedihan karena harus melihat tuan besar nya di rawat lagi di rumah sakit.
Aksa hanya diam tidak bertanya lagi, Aksa berharap ada perkembangan baik.
Saat mendengar suara Aksa, papa Ivan membuka mata, dengan suara yang sangat pelan papa Ivan berbicara.
" Kamu sudah datang nak," sapa papa Ivan.
Dengan segera Aksa menghampiri papa Ivan untuk duduk di sebelah branker.
" Ia pa, Aksa sudah datang, Aksa di sini pa," ucap Aksa dengan nada lembut.
" Apa kamu sudah memikirkan nya Aksa?" tanya sang papa.
" sudah pa, kau itu menurut papa baik untuk ku, aku mau pa." jawab Aksa sambil melihat wajah pucat sang papa.
" Apa, papa akan menjodohkan kakak Aksa pa?" tanya sang adik yang ternyata menguping, karena mata nya sedang fokus ke ponsel bermain game online.
" Kamu tuh mata menatap ke ponsel tapi kuping berkeliaran." jawab Aksa kesal.
Sedangkan papa Ivan yang mendengar kan hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya.
" papa senang Aksa, akhirnya kamu mau," balas papa Ivan dengan suara pelannya dengan seyuman yang menghiasi bibir yang tampak pucat. ia bahagia anaknya mau dengan perempuan pilihannya, karena ada janji yang harus ia tepati bersama sahabat nya itu.
" Ya udah, papa istirahat lagi biar cepat sembuh," ucap Aksa sambil membenarkan selimut sang papa.
Papa Ivan tidak membalas ucapan Aksa, ia memejamkan mata nya untuk beristirahat.
Aksa duduk di sebelah sang adik sambil melihat email yang masuk di ponselnya.
" Kak apa bener Lo mau, dengan perjodohan ini?" tanya sang adik kepo.
" Kenapa memangnya, Apa Kamu mau menggantikan Kakak mu ini untuk menikah?" Aksa malah balik bertanya.
" Gila aja Lo kak, gua kan masih sekolah, masih mau bersenang-senang" jawab Juan heboh karena menganggap yang dibicarakan kakaknya sebuah permintaan.
Aksa yang mendengar itu hanya tersenyum. terkadang adiknya begitu lucu dan polos tetapi kalau sudah bikin ulan bikin naik darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Author yang kece dong
Kak aku mampir 🙏🤗
2022-06-01
0
Senajudifa
aku mampir
2022-05-25
0
SHADOW
bagus judulnya terpaksa menikah karena ayahku sakit🤣
2022-05-17
3