“Apa dia sudah gila?”
Jared terlihat sangat terkejut dan juga marah setelah mendengar cerita Anna tentang Billy yang ingin mengambil hak asuh atas Alice, saat ini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga Jared dan membahas tentang berita yang mengejutkan ini.
“Oh, aku sangat yakin kalau dia memang sudah gila… bagaimana bisa dia berpikirkan untuk mengambil Alice dari Ibunya!” seru Paul, ayah angkat Anna sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir apa yang ada di dalam pikiran ayah kandung Alice itu.
“Dia mengetahui kalau Alice belum terdaftar dalam kartu keluarga manapun, dan dia juga tahu kalau aku belum menikah,” ucap Anna membuat semua orang kembali terdiam.
”Dia memberiku waktu sebulan untuk menyerahkan hak asuh secara baik-baik kalau tidak dia akan menggugatnya secara hukum. Sandra, kau mengenal banyak pengacara hebat, aku minta tolong padamu bisakah kau mengenalkan salah satunya padaku? Aku tak akan tinggal diam kalau dia berani untuk mengajukan gugatan padaku,” lanjutnya membuat Sandra menatapnya dengan penuh empati.
“Anna, maafkan aku harus memberimu gambaran terburuk tentang ini,” ujar Sandra dengan wajah menyesal, sebagai mantan seorang sekertaris dari firma hukum di Paris, dia sedikit banyak cukup paham tentang masalah yang sedang dihadapi oleh temannya itu.
“Kalau sampai masalah ini kepengadilan, kecil kemungkinan kau akan menang,” lanjut Sandra membuat semua orang membuang napas berat, “Dia akan diuntungkan dengan status kewarganegaraannya, bagaimanapun juga kau masih WNA di sini dan tidak memiliki pekerjaan tetap.”
Anna menunduk lesu mendengar penjelasan Sandra yang memang benar adanya. Ia hanya memiliki toko serba ada yang penghasilannya tak menentu hanya cukup untuk makan sehari-hari, sedangkan faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang penting dalam perebutan hak asuh anak. Dan bagaimanapun ia adalah WNA yang bisa dideportasi kapan saja karena menyalahi ijin tinggal di sana.
“Bagaimana kalau kita mendaftarkan Alice ke dalam keluarga kita?” Tanya Jared membuat semua orang kini menatap Sandra penuh harap.
“Aku tidak masalah dengan hal itu karena dia sudah seperti putriku sendiri, tapi…” ucap Sandra lalu menatap semuanya dengan sangat menyesal.
“Itu bukan jalan keluarnya, karena pria itu sudah mengetahui kalau Alice adalah putrinya dan kalau dia terdaftar di dalam keluarga kita malah menjadi keuntungan buatnya karena pengadilan bisa menganggap kalau Anna tidak mampu membesarkan putrinya dan mengambil Alice dari kita untuk diasuh oleh ayah kandungnya.”
Semua orang kembali membuang napas putus asa, Dr. lee yang daritadi hanya terdiam mendngarkan bisa melihat bagaimana terpuruknya Anna saat ini, wajahnya pucat pasi, lingkarang hitam seputar matanya semakin jelas kelihatan.
“Apa ada jalan keluar lainnya?” Tanya Dr. Lee yang membuat semua orang kembali menatap Sandra yang terlihat berpikir lalu dia mengnagguk membuat asedikit harapan kembali muncul dari wajah semua orang.
“Satu-satunya jalan yang bisa membuat Alice tetap di dalam asuhannya adalah… dia menikah dengan pria mapan lalu mendaftarkan Alice secepatnya.”
Semua orang saling pandang setelah mendengar ucapan Sandra, mereka sangat mengenal siapa Anna. Dia adalah perempuan yang tak lagi percaya akan cinta dan pria, sudah banyak yang mendekatinya selama ini tapi dia selalu menolaknya. Dia lebih baik hidup pas-pasan dan membesarkan putrinya seorang diri daripada harus kembali membuka hatinya untuk seorang pria.
“Semua tergantung padamu, Anna, kami akan selalu mendukungmu,” ucap Paul, membuat perempuan berambut hitam itu tersenyum dengan lemah kearahnya.
“Baiklah kalau itu satu-satunya jalan keluar, aku akan menikahi siapa saja yang mau menikah denganku sekarang juga.”
“Anna,” ujar Sri lemah sambil menggenggam tangannya, dia menatap Anna dengan sorot mata keibuannya membuat Anna mulai berkaca-kaca.
Dia sudah tak akan mungkin lagi untuk memercayai pria manapun setelah apa yang terjadi di masa lalu, tapi kalau ini bisa membuat putrinya tetap berada dalam pelukannya maka akan ia lakukan. Jangankan menikah dengan pria yang tidak ia cintai, berjalan dibara api-pun akan ia jalani asalkan Alice tetap bersamanya.
“Jared, jodohkan aku dengan rekanmu yang kaya raya, aku tak peduli kalau dia tua renta sekalipun, yang penting dia mau menikahiku sekarang juga,” ujar Anna dengan sarat emosi sambil berdiri lalu pamit pergi keluar membuat semua orang ikut merasakan kesedihannya.
Dr. Lee mengikuti Anna keluar, saat ini ia berjalan dibelakang Anna yang tengah berjalan menyusuri jalanan rumah pedesaan Jared, sesekali ia melihat perempuan itu mengusap air mata dengan kasar. Ia hanya berjalan di belakangnya, memberinya waktu sendiri. Dr. Lee menatap tubuh ringkih perempuan dihadapannya yang terus berjalan melewati perkebunan anggur, ia bisa melihat punggung rampingnya yang terlihat begitu lelah menanggung beban hidup diusia yang masih muda, tanpa ada seseorang untuknya berbagi. Mereka kini memperlambat jalannya, tangan mungil perempuan itu memeluk tubuhnya sendiri yang terasa dingin akibat terpaan angin pedesaan, ia hanya mngenakan dress selutut biru mudanya tanpa mengenakan jaket karena keluar dengan terburu-buru.
“Kau seharusnya memakai jaketmu tadi,” ujar Dr. Lee sambil menyampirkan jaketnya di bahu Anna yang terkejut karena tindakannya itu.
“Kenapa kau mengikutiku?” Tanya Anna sambil menatap pria yang tengah membetulkan letak jaket pada tubuhnya.
“Aku takut kau akan melompat ke dalam sungai,” ucap Dr. lee sambil mengancingkan jaketnya, membuat Anna tersenyum lemah.
“Oh percayalah aku hampir saja melakukannya, tapi aku takut airnya terlalu dingin.”
Dr. Lee tersenyum mendengar ucapan Anna yang kini terlihat semakin mungil dibalik jaketnya yang besar. Mereka kembali berjalan lalu duduk di rumput-rumput pinggir sungai seperti beberapa waktu lalu. Beberapa saat mereka hanya terdiam, Dr. Lee menatap Anna yang terdengar beberapa kali membuang napas berat.
“Kita akan mencari jalan keluarnya, jangan takut.”
Dr. Lee memecah keheningagn membuat Anna menatapnya beberapa saat lalu kembali membuang napas berat.
“Semua yang dikatakan Sandra benar, kecil kemungkinan aku untuk memenangkan hak asuh Alice,” ucap Anna kembali membuat Dr. Lee terdiam.
“Ini tidak adil! Selama ini aku yang membesarkan dengan mengorbankan hidupku sendiri, dan sekarang? Dia dengan mudahnya berbicara akan mengambilnya dariku. Dia mengatakan kalau dia dan istrinya akan menganggap Alice sebagai pengganti putrinya yang telah meninggal. Kau percaya itu? Putriku hanya dianggap sebagai barang pengganti,” ucap Anna dengan penuh emosi.
“Seandainya aku ada di sana, aku akan meninju hidungnya sampai patah,” ujar Dr. Lee dengan sungguh-sungguh, dia telah menyayangi Alice seperti putrinya sendiri dan kini ayah kandungnya sendiri ingin mengambilnya hanya untuk menggantikan posisi putrinya yang telah meninggal.
“Ya, seharusnya kau ada di sana kemarin,” ucap Anna sambil tersenyum.
“Tapi aku yakin kau tidak akan tinggal diam sajakan?”
Anna tersenyum lalu perlahan mengangguk, “Aku memakinya, mendorongnya hingga keluar dari toko dan karena dia tak berhenti berbicara akhirnya aku menyiramnya.”
Dr. Lee membelalakan mata tak percaya dan sesaat kemudian tertawa, “Aku tahu, kau tak akan tinggal diam begitu saja,” ujarnya disela tawa.
“Iya, tapi itu semakin membuatnya marah, dia berjanji akan datang lagi bersama pengacaranya dalam waktu sebulan kalau aku tak menyerahkan Alice padanya.”
“Dia benar-benar ********!” seru Dr. Lee yang mendapat anggukan setuju dari Anna.
“Aku tak tahu apa yang membuatku jatuh cinta padanya dulu.” Anna membuang napas berat mengingat kesalahannya dulu.
“Cinta tak perlu alasan dan logika, kau hanya gadis lugu yang jatuh cinta pada pria yang salah,” ucap Dr. Lee sambil menatap Anna lembut.
“Kau benar, aku hanya gadis bodoh yang kehilangan segala akal sehatnya saat itu.”
Anna terlihat menerawang mengingat bagaimana dulu dia tergila-gila kepada pria itu, dia bahkan berani berbohong kepada orangtuanya hanya untuk bertemu dengannya. Dulu Billy adalah pria yang hangat dan baik, dia sangat menyenangkan, selalu membuatnya tertawa, dia juga sangat sopan, mungkin itulah yang membuatnya jatuh kedalam pelukannya pada suatu malam ketika huja mengguyur kota Jakarta.
Dia menenangkannya ketika Anna menangis histeris setelah menyadari kebodohannya malam itu hingga kehilangan mahkotanya. Dia bahkan berjanji tak akan meninggalkannya dan akan bertanggung jawab seandainya terjadi sesuatu padanya. Tapi dua minggu setelah kejadian itu, Anna mendapat kabar kalau dia kembali pulang ke Perancis. Dan saat itulah Anna menyadari kalau kejadian malam itu telah meninggalkan benih di dalam tubuhnya.
Seperti orang gila ia mencari keberadaan Billy, bak tertelan bumi ia tak menemukannya. Sampai akhirnya ia mendapatkan alamatnya di Paris dari salah satu rekan di kantornya. Berbekal rasa percaya diri dan kepercayaan kepada pria itu kalau ia akan menepati janji yang selalu diucapkan ketika masih bersama, ia nekad meninggalkan keluarganya, tapi semua hanya sia-sia belaka.
Anna kembali membuang napas berat, “Aku tak tahu kalau ada pria seegois dia, setelah meninggalkanku dan membuat hidupku hancur sekarang dia ingin mengambil satu-satunya alasanku untuk hidup, yaitu putriku? Hah! Yang benar saja, aku tak akan tinggal diam kalau dia berani mengambil Alice dariku. Dia pikir aku masih gadis polos dan naïf seperti dulu yang berhasil dia bodohi? Ckk, dia harus berpikir ulang tentang hal itu.”
Dr. Lee bisa melihat emosi dari mata hitam gadis itu, dan dia sangat bisa memahami kemarahannya. Beberapa bulan terakhir ini membuatnya cukup mengenal perempuan disampingnya. Orang yang tak mengenalnya akan salah menilai ketika melihat tubuh mungilnya yang terlihat lemah, tapi pelajaran hidup di masa lalu telah membuatnya menjadi perempuan kuat dan tangguh.
“Jadi apa yang akan kau lakukan?” Tanya Dr. Lee sambil menatap Anna yang kembali membuang napas berat, “Apa kau akan menikahi pria kaya seperti saran Sandra?”
Anna mengangkat bahu, matanya menatap riak air sungai dihadapannya, “Kalau itu bisa membuat Alice tetap disampingku, maka akan aku lakukan,” jawab Anna terdengar pasrah.
“Apa kau bisa menikah tanpa cinta? Apa nanti kau akan bahagia?”
Anna menatap Dr. Lee beberapa saat sebelum akhirnya dia kembali menatap ke depan dengan mata hampa.
“Cinta… mungkin aku ditakdirkan untuk hidup tanpa cinta. Dicintai dan mencintai seorang pria saat ini merupakan hal yang terlalu mewah untukku, yang tak mungkin bisa aku dapatkan.”
Anna berkata sambil menatap langit cerah biru muda, berbanding terbalik dengan hatinya yang kelabu.
“Kalau kau pikir aku tak lagi memercayai cinta dan menyerah untuk tidak kembali jatuh cinta, kau salah… sebagai seorang perempuan tentu saja aku ingin dicintai, dan aku juga ingin kembali jatuh cinta, aku ingin merasakan kehangatan di dalam hatiku setiap kami saling bertatapan atau desiran di dada yang memacu jantungku walau hanya berpegangan tangan, aku sungguh ingin merasakan itu kembali. Tapi saat ini aku adalah seorang ibu, aku memiliki seorang putri yang harus aku lindungi dan kebahagiannya menjadi prioritas utama untukku.”
Dr. Lee merasakan kesedihan tapi juga kesungguhan di balik kata-kata Anna. Ia merasa sangat menyesal untuk perempuan disampingnya. Ia masih sangat muda dan berhak mendapat kebahagian merasakan dicintai dan mencintai. Seandainya mereka bertemu lebih awal sebelum hatinya di curi gadis bermata bulat, ia yakin akan mudah untuk mencintai perempuan disampingnya ini dan akan membuatnya bahagia, tapi semua terlambat karena dihatinya telah terisi gadis lain… sampai sekarang.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
sakura🇵🇸
anna🥺 rasanya aku juga ingin menggenggam tanganmu
2024-02-05
0
Dwi Sasi
Jadi bgm dong
2022-11-22
0
Erni Fitriana
aku kok ikut nyesek😖😖😖😖
2022-06-24
0