BIDADARI SURGAKU
Setelah lama meninggalkan tanah air untuk mendapatkan gelar Magisternya, kini Rayhan telah kembali. Kepulangannya ini selain ingin membantu papanya mengurus bisnis. Dia juga memiliki tujuan lain yang telah lama direncanakannya. Rayhan berencana akan melamar gadis pujaan hatinya. Bahkan sudah sejak lama dia telah mempersiapkan keperluan untuk hari ini.
Siang ini Rayhan sudah sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Annisa, gadis yang selama ini sangat dicintainya. Dia seolah tidak memiliki rasa lelah, padahal baru saja kemaren sore dia tiba di Indonesia. Dengan semangat yang menggebu Rayhan merapikan dirinya. Berkali-kali dia bercermin untuk memastikan penampilannya. Tidak lupa
juga dia mengambil sebuah kotak merah berisi cincin dengan desain yang sengaja dia pesan dari laci nakasnya dan meletakkannya diatas meja.
“Sayang mau kemana kamu kenapa rapi sekali?” tanya mama Rayhan menghampiri putranya yang sedang asik merapikan rambut.
“Ray mau pergi ma, ada urusan yang harus Ray selesaikan.” Jawab Rayhan tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin.
“Apa kamu tidak lelah? Baru saja kemaren sore kamu sampai, udah mau pergi saja. Padahal mama masih kangen ingin ngobrol sama kamu.” Lanjut mama dengan wajah kecewannya sembari duduk di ujung ranjang Rayhan.
“Rayhan hanya pergi sebentar ma. Lagi pula ini adalah urusan yang sangat penting yang tidak bisa Rayhan tunda lagi.” Jawab Rayhan mendekati mamanya.
“Ya sudahlah kamu pergi saja.” Sahut mama terlihat sedikit kesal.
“Mama jangan marah dong, Rayhan pergi untuk menjemput calon menantu mama.” Kata Rayhan dengan senyum malu-malu.
“Benarkah itu!! Siapa gadis yang beruntung itu Ray?” tanya mama terlihat sangat antusias mendengar pengakuan Rayhan.
“Mama sudah mengenalnya kok.” Jawab Rayhan sembari berjalan menuju meja dan mengambil kotak merah dan segera memasukkannya ke saku celananya.
“Apa maksud kamu Annisa?” tanya mama setelah berfikir. Rayhan hanya menganggukkan kepalanya.
“Wah mama senang sekali Ray. Mama rasa kalian akan menjadi pasangan yang sangat serasi. Ya sudah cepatlah pergi dan segera hubungi mama setelah mendapatkan jawaban dari Annisa.” Lanjut mama yang terlihat lebih semangat dari Rayhan.
“Iya ma, mama tenang saja. Rayhan berangkat dulu ya ma. Assalamualaikum. Cup…” Ucap Rayhan yang langsung pergi setelah mengecup pipi mamanya.
Setelah cukup lama Rayhan menyusuri jalanan yang cukup padat siang ini. Akhirnya Rayhan tiba di rumah Annisa. Setelah memasuki gerbang rumah, Rayhan merasa heran saat melihat ada beberapa mobil yang telah terparkir dihalaman ruman Annisa.
“Apakah ada tamu? Sepertinya ada acara dirumah Annisa.” Kata Rayhan dalam hati. Tanpa berfikir panjang Rayhan lagsung keluar dari mobilnya dan menuju pintu. Belum sempat Rayhan mengetuk dan memberi salam. Langkah Rayhan terhenti saat mendengar percakapan didalam rumah Annisa.
“Bagaimana nak Nisa apakah nak Nisa menerima lamaran mas Rendy?” terdengar suara yang cukup membuat Rayhan terkejut. Sejenak suasana menjadi hening. Hingga terdengar suara yang sangat Rayhan kenal.
“Bismillahirrohmanirrohim. Nisa bersedia menerima lamaran mas Rendy.” Suara Nisa terdengar sangat lembut namun tegas.
“Alhamdulillah…..” sahut semua orang yang ada didalam. Seketika itu Rayhan merasa sangat hancur. Perasaannya seperti diaduk-aduk tak menentu. Hatinya terasa sangat pilu seolah terkoyak. Kemudian Rayhan kembali melangkahkan kakinya. Namun kali ini langkahnya menjauh dari pintu rumah itu. Belum sampai Rayhan pada mobilnya, terdengar seseorang memanggil namanya. Seketika Rayhan menghentikan langkahnya.
“Kak Ray!” teriak orang itu.
"Dito?” sahut Rayhan setelah membalikkan tubuhnya.
“Kak Ray kenapa diluar? Dan kapan kak Ray sampai di Indonesia?” tanya Dito menghampiri Rayhan dengan senyum sumringah.
“Kak Ray baru sampai kemaren sore Dit. Kebetulan tadi kakak lewat, kakak fikir kakak akan mampir sebentar kemari. Tapi sepertinya dirumahmu sedang ada acara.” Jawab Rayhan berusaha tersenyum.
“Oh iya hari ini acara lamaran kak Nisa. Lalu kenapa kakak masih disini, ayo masuk. Kakak kan juga sudah menjadi keluarga kami.” Ucap Dito seraya menarik tangan Rayhan dan mengajaknya masuk . Rayhan pun mengikuti Dito tanpa penolakan.
Sesampainya didalam, terlihat para tamu sedang menikmati hidangan dengan santai. Rayhan menyapu seluruh ruangan dengan pandangannya. Hingga pandangannya terhenti pada sosok Annisa yang sedang berbincang dengan seorang pria. Kemudian Rayhan langsung menghampiri mereka dan meninggalkan Dito.
“Hai Nis… selamat ya.” Sapa Rayhan setelah berada didekat mereka.
“Rayhan!! Kapan kamu sampai? Kenapa tidak mengabari aku. Kalau aku tau kamu sudah pulang pasti aku akan mengundangmu.” Kata Annisa dengan wajah cemberutnya.
“Aku baru sampai kemaren sore. Tadinya aku kemari ingin mengejutkanmu, ternyata sekarang malah aku yang terkejut. Kenapa kamu tidak bilang kalau akan melangsungkan lamaran? Sepertinya kamu sudah melupakanku?” sahut Rayhan yang juga merasa kesal.
“Maaf acaranya begitu mendadak soalnya.” Kata Annisa merasa tidak enak hati.
“Rayhan…. Kamu Rayhan kan? Apa kamu tidak ingat dengan aku?” tanya pria yang berdiri disamping Annisa. Sejenak Rayhan mengamati wajah pria itu, hingga dia teringat dengan seseorang.
“Rendy?? Benarkan kau ini??” kata Rayhan sembari menatap Rendy.
"Apa kabar kamu Ray? Sudah lama sekali kita tidak bertemu?” lanjut Rendy memeluk Rayhan.
“Aku baik, kamu yang kemana saja? Selama ini tidak ada kabar.” Jawab Rayhan melepaskan pelukan Rendy.
“Maaf setelah aku pindah semua kontak lamaku hilang. Jadi aku tidak bisa menghubungimu.” Kata Rendy tersenyum.
“Kalian sudah saling kenal?” tanya Annisa merasa heran.
“Tentu saja. Rayhan ini adalah sahabatku sewaktu di SMP, sebelum aku masuk pesantren. Dia adalah satu-satunya teman dan sahabat yang aku punya kala itu.” Jawab Rendy menjelaskan hubungannya dengan Rayhan.
“Iya saat itu kamu adalah orang yang sangat menyebalkan jadi mana ada anak yang mau berteman dengamu.” Sahut Rayhan mengenang masa-masa itu.
“Buktinya kau mau?” ucap Rendy menepuk bahu sahabatnya itu.
“Sebenarnya aku terpaksa waktu itu karena kasihan melihatmu tidak memiliki teman.” Lanjut Rayhan mengejek.
“Dasar kamu ini.” Kata Rendy kembali menepuk bahu Rayhan.
“Ya sudah kalian lanjutkan saja ngobrolnya aku permisi dulu.” Sahut Annisa yang berlalu pergi.
“Kau sudah lama mengenal Nisa?” tanya Rayhan mangungkapkan rasa penasarannya.
“Aku dan Annisa adalah teman waktu di pesantren. Waktu itu kami tidak pernah bisa akur, selalu saja berdebat. Tapi saat takdir mempertemukan kami kembali beberapa bulan lalu justru kami menjadi sangat akrab. Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan ketahap yang lebih serius dan hari ini adalah perjalanan awal kami.” Jawab Rendy menjelaskan sembari tersenyum dengan bahagia.
“Itu artinya kalian memang berjodoh.” Jawab Rayhan berusaha tenang meski hatinya merasa sangat tidak tenang.
“Kalau kau sendiri sejak kapan kenal dengan Annisa?” sahut Rendy balik bertanya.
“Papaku dan papanya Annisa adalah rekan bisnis. Jadi aku dan Annisa sudah saling mengenal sejak kecil.” Jawab Rayhan.
“Oh… pantas saja kau terlihat sangat dekat sekali dengan keluarga Annisa.” Ucap Rendy menganggukkan kepalanya.
“O iya Ren aku permisi dulu ya masih ada urusan yang harus aku selesaikan. Jangan lupa undang aku dipernikahanmu nanti.” Kata Rayhan sebelum beranjak pergi. Rendy hanya mengangkat jempol tangannya tanda mengiyakan.
Sebelum pergi, Rayhan menyempatkan diri menghampiri mama dan papa Annisa. Terlihat Dito juga sedang menemani mereka ngobrol dengan para tamu.
“Om tante, Rayhan pamit dulu ya.” Kata Rayhan setelah menghampiri mereka.
“Loh kok buru-buru Ray. Bukannya kamu baru saja sampai? Setidaknya kamu cicipi dulu hidangannya.” Jawab mama Annisa meminta Rayhan tetap tinggal.
“Maaf tante Rayhan masih ada urusan penting yang harus diselesaikan. Lain kali Rayhan akan mampir lagi kesini.” Jawab Rayhan menolak permintaan mama Annisa.
“Ya sudah kalau begitu kamu hati-hati ya. Terimakasih karena sudah datang dan sampaikan maaf om pada papa dan mamamu karena tidak memberikan undangan sebab acaranya begitu mendadak.” Sahut papa mencoba mengerti.
“Baik om nanti Rayhan sampaikan. Rayhan langsung pamit om. Assalamualaikum.” Lanjut Rayhan
memberi salam.
“Waalaikum salam.” Jawab mama, papa Annisa, dan Dito secara bersamaan.
“O iya Dit sampai salam kakak untuk kakakmu dan sampaikan juga untuk mengundangku saat pernikahannya nanti.” Kata Rayhan sebelum pergi.
“Tenang saja kak nanti Dito langsung yang mengantar undangannya pada kakak.” Jawab Dito sangat meyakinkan. Kemudian Rayhan bergegas meninggalkan rumah tersebut
Assalamualaikum readers, ini adalah novel pertamaku.
Mohon bantuannya ya beri Like, Vote, dan komennya.
Terimakasih 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Juragan Jengqol
novel pertama sudah sangat bagus thor. kereeeen 👍🏻
2023-07-04
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-06-10
0
🇮🇩 🅒🅚➋➏➊➊ 🇵🇸
Seharusnya sesudah kata mengurus bisnis itu tanda koma bukan titik ya. Harusnya dijadikan sekalimat aja.
2022-09-18
0