Setelah perkenalan itu sikap mama Rayhan berubah. Mama Rayhan menjadi lebih sering datang kepesantren dengan alasan bertemu dengan Rayhan. Padahal tujuan utamanya datang kesana adalah ingin bertemu dengan Assyfa. Mama sangat tertarik dengan sosok Assyfa yang sempat membuatnya terkagum-kagum dengan prestasinya karena berhasil menghafal 30 jus Al-Qur’an dan juga sikap sopan santun yang dimiliki olehnya.
Assyfa juga merasa senang setiap kali mama Rayhan datang menemuinya. Bukan tentang hubungannya dengan Rayhan. Tetapi Assyfa bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dirindukannya. Perhatian mama Rayhan membuat Assyfa sangat terharu. Sebelumnya dia tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini setelah kedua orang tuanya meninggal. Hanya keluarga pakdenya lah yang selama ini memberikan kasih sayang padanya.
“Ray dimana tante, sepertinya kakak melihat mobilnya didepan?” tanya Iqbal sepulang mengajar pada Rayhan yang sedang berdiri didekat jendela kamarnya.
“Mungkin sedang menumui Assyfa.” Jawab Rayhan tak bersemangat.
“Sepertinya tante sudah semakin dekat dengan Assyfa. Bagaimana denganmu? Setelah perkenalan waktu itu kamu belum bertemu dengannya kembali. Apa tidak ada yang ingin kamu ketahui tentang dia.” Lanjut Iqbal mencoba mengetahui tanggapan Rayhan tentang rencana pendekatan mereka.
“Entahlah kak Rayhan belum berfikir sampai kesana.” Jawab Rayhan masih dengan lemas.
“Kamu kenapa Ray lemas begitu? Apa ada yang mengganjal hati dan fikiranmu?” tanya Iqbal cemas saat melihat wajah sendu adiknya. Rayhan tak langsung menjawab. Dia berjalan menuju kursi yang ada didalam kamarnya dan segera duduk. Langkahnya diikuti oleh Iqbal yang juga duduk disamping Rayhan.
“Rayhan hanya tidak mengerti dengan mama, kenapa mama semakin dekat dengan Assyfa. Padahal Rayhan saja masih ragu dengan hubungan ini. Rayhan takut jika nantinya akan menyakiti hati Assyfa. Dia adalah gadis yang sangat baik. Rasanya tidak pantas jika aku harus menyakiti hatinya.” Kata Rayhan akhirnya mengungkapkan
kegelisahannya.
“Kenapa kamu berfikir seperti itu? Apakah kamu belum bisa….” Sahut Iqbal tak melanjutkan ucapannya sembari menebak fikiran Rayhan.
“Iya kak sampai saat ini Rayhan belum bisa melupakan Annisa. Meskipun aku sudah berusaha namun hati ini masih enggan untuk mengerti. Kakak tahu sendiri kan jika Annisa itu adalah cinta pertamaku. Jadi rasanya sangat sulit untuk menghapusnya dari hatiku. Aku takut jika rencana ini tetap berlanjut bukan hanya aku yang terluka tetapi Assyfa pun akan terluka.” Lanjut Rayhan menjelaskan.
“Astagfirullah Ray, kamu tidak boleh berprasangka buruk seperti itu. Jalani saja semuanya seperti air mengalir. Bagaimana kamu bisa melupakan Annisa jika kamu masih enggan membuka hatimu untuk gadis lain.” Ujar Iqbal menasehati adiknya dan berusaha membuat adiknya tersadar bahwa apa yang dilakukannya saat ini tidaklah
benar.
“Aku tahu kak, aku sudah berusaha kak. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini.” Jawab Rayhan mengacak-ngacak rambutnya.
“Sudahlah Ray berhenti menyalahkan dirimu sendiri dan berhenti memikirkan hal-hal yang bahkan belum terjadi. Kakak yakin kok perlahan-lahan kamu akan bisa menerima Assyfa, lagi pula dia adalah gadis yang sangat baik. Menurut kakak dia juga merupakan wanita idaman setiap pria.” Lanjut iqbal mengelus punggung adiknya.
“Kakak memang benar dia adalah gadis yang sangat baik. Kalau begitu kenapa tidak kakak saja yang bersama Assyfa? Rayhan rasa kakak yang lebih cocok bersanding dengan Assyfa dibanding Rayhan.” sahut Rayhan mengutarakan hal konyol.
“Hey… kamu mau menggoda kakakmu! Lagi pula tidak mungkin kakak bersama Assyfa karena kakak sudah dijodohkan sejak kecil dengan putri temannya Abah.” Kata Iqbal sembari menepuk kepala Rayhan karena mengatakah hal yang sangat konyol.
“Benarkah kakak sudah dijodohkan bahkan sejak kecil?” seru Rayhan tak percaya. Iqbal hanya mengangguk tanda mengiyakan.
“Kenapa kakak tidak pernah cerita?” tanya Rayhan lagi sedikit kesal karena baru mengetahuinya.
“Kamu kan tidak pernah bertanya.” Jawab Iqbal dengan santainya.
“Apa kakak setuju dijodohkan? Apakah kakak pernah bertemu dengan gadis itu?” lanjut Rayhan sangat antusias.
“Yah mau bagaimana lagi Ray, kakak tidak ingin membantah Abah. Tapi kakak selalu yakin Ray jika Abah pasti akan memberikan yang terbaik untuk kakak. Bagi kakak siapapun pilihan Abah adalah yang terbaik untuk kakak. Kakak juga yakin jika kakak akan bisa hidup bahagia seperti Abah dan Ummi. Walaupun saat ini kakak belum pernah bertemu dengannya. Terakhir kali kami bertemu saat dia berusia 12 tahun.” Jawab Iqbal tersenyum dengan sangat yakin.
“Apa kakak bercanda, terakhir bertemu saat usianya 12 tahun. Itu masih anak-anak kak, kalau sekarang dia memiliki wajah yang sangat jelek bagaimana? Apa kakak tetap akan melanjutkan perjodohan ini?” kata Rayhan merasa aneh dengan pemikiran kakaknya.
“Jelek atau baiknya seseorang itu tidak diukur dari parasnya Ray. Tetapi dari hati dan perilakunya, dan kakak yakin dia adalah gadis yang sangat baik dari segi hati dan perilakunya. Hal utama yang harus kita tanamkan dalam hati dan hidup kita adalah keyakinan Ray. Jika kita yakin akan bahagia dengan pilihan kita pasti kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya. Semua itu berawal dari niat. Saat kita benar-benar niat untuk menjalin hubungan dan komitmen, maka tidak ada yang bisa menghalangi kebahagiaan itu datang menghampiri kita.” Jawab Iqbal seolah memberi tamparan keras pada Rayhan. Rayha merasa selama ini dia belum benar-benar berniat melupakan Annisa.
“Apa kakak tidak ingin bertemu dengannya sekali saja?” ucap Rayhan menatap lekat wajah kakaknya. Iqbal hanya tersenyum mendengar pertanyaan Rayhan.
“Kenapa kakak malah tersenyum?” tanya Rayhan lagi merasa heran.
“Bukannya kakak tidak ingin bertemu dengannya. Tetapi saat ini dia sedang tidak ada di Indonesia dia sedang menyelesaikan studinya di Yaman.” Kata Iqbal masih dengan senyum manisnya. Rayhan hanya mengangguk, dia mengerti kenapa kakaknya itu mau menerima perjodohan ini. Pasti gadis itu bukanlah gadis sembarangan dan pasti
mereka akan menjadi pasangan yang saling melengkapi.
Setelah mendengar perkataan kakaknya tadi, kini pandangan Rayhan sedikit terbuka. Dia sadar bahwa kesalahan terbesarnya selama ini adalah belum bisa menerima semuanya dengan Ikhlas. Rayhan juga sadar bahwa keinginan dan niatnya untuk melupakan Annisa belumlah 100%. Dia masih menyisakan tempat dihatinya untuk Annisa. Hal itulah yang membuatnya sangat sulit melupakan Annisa. Tapi saat ini Rayhan sudah mulai paham dan tahu bagaimana caranya agar dia bisa benar-benar melupakan Annisa.
Bantu Like, Vote dan Komen juga ya...
Biar thor lebih bersemangat lagi Up nya...
Happy reading Gaes.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
Rey jangan menyerah di dong
2022-06-23
0
Ika Yanifa
Rayhan juga pria idaman
2020-12-02
5
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss baca jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-14
2