Tanpa mereka sadari sedari tadi Iqbal memperhatikan mereka. Iqbal yang baru selesai mengajar melihat mobil Rayhan berhenti dihalaman rumahnya dan melihat Assyfa juga ada dalam mobil Rayhan. Iqbal menjadi penasaran kenapa Rayhan dan Assyfa bisa pergi bersama. Bahkan Iqbal merasa ada sesuatu yang telah terjadi diantara mereka. Apalagi saat Iqbal melihat Rayhan dan Assyfa saling bertukar senyuman.Tanpa menunggu lama Iqbal langsung menghampiri Rayhan yang masih berdiri disamping mobilnya.
“Assalamualaikum.” Sapa Iqbal yang mengagetkan Rayhan.
“Waalaikum salam. Kak Iqbal mengagetkanku saja.” Gerutu Rayhan yang merasa kesal karena Iqbal membuatnya kaget dengan datang tiba-tiba.
“Makanya jangan kebanyakan melamun. Darimana kamu Ray?” tanya Iqbal.
“Dari kantor.” Jawab Rayhan singkat.
“Oh… kakak lihat tadi Assyfa ikut bersama mobilmu? Apakah kalian ada janji bertemu?” lanjut Iqbal mencari tahu.
“Apakah kakak tidak mengajak ku masuk dulu?” sahut Rayhan protes karena kakaknya mengajaknya ngobrol di halaman rumah.
“Oh iya, maaf kakak lupa. Habisnya kakak sangat penasaran, hehehe. Mau didalam atau di teras saja?” ucap Iqbal menawarkan. Tanpa menjawab Rayhan langsung duduk di teras rumah Iqbal. Lalu Iqbal pun mengikutinya dan duduk di kursi sebelah Rayhan.
“Mau minum apa?” Iqbal menawarkan.
“Tidak usah kak, Rayhan hanya sebentar.” Jawab Rayhan menolak.
“Baiklah. O iya kamu tadi belum menjawab pertanyaanku.” Lanjut Iqbal kembali mengingatkan Rayhan tentang pertanyaannya tadi.
“Tadi aku bertemu Assyfa didepan gang. Katanya dia dari rumah Pakdenya. Jadi aku tawarkan saja untuk ikut serta bersamaku.” Jawab Rayhan sembari menyandarkan punggungnya.
“Apa ada hal serius yang membawamu datang kemari?” tanya Iqbal yang langsung tahu jika Rayhan punya maksud tertentu. Rayhan hanya terdiam, tatapannya terlihat begitu bingung.
“Ada apa Ray?” tanya Iqbal lagi mulai cemas. Kemudian Rayhan mulai menceritakan semuanya setelah menarik nafas dalam-dalam. Rayhan menceritakan semuanya mulai dari perjanjiannya dengan papanya. Hingga pembicaraannya dengan Assyfa didalam mobil tadi.
“Apa Assyfa sungguh-sungguh bersedia?” tanya Iqbal ingin memastikan kembali.
“Iya kak dia mengatakan hal itu.” Jawab Rayhan yang diikuti anggukan kepalanya, Iqbal tersenyum.
“Jadi bagaimana menurut kakak? Apakah aku tidak terlihat sangat egois karena telah melibatkan perasaan Assyfa. Aku takut jika Assyfa menyetujui hal ini karena terpaksa kak.” Ucap Rayhan meminta pendapat kakaknya.
“Apakah sebelumnya kamu sudah melakukan sholat Istikhoroh?” sahut Iqbal tak menanggapi ucapan Rayhan sebelumnya. Rayhan mengangguk pelan, sebenarnya dia tidak tahu apa hubungan pertanyaan kakaknya itu dengan cerita yang dia katakan. Kemudian Iqbal tersenyum lebar.
“Sepertinya ini semua adalah cara Allah memberikan petunjuk untukmu Ray. Mungkin kamu tidak menyadarinya. Kamu harus tahu Ray, Allah memiliki banyak cara untuk menuntun hamba-Nya. Bisa jadi perjanjian yang tidak sengaja kamu buat dengan papamu adalah rencana Allah untuk menunjukkan jodohmu. Kakak sangat yakin Assyfa tidak dalam keadaan terpaksa dalam mengambil keputusannya. Kakak sudah cukup lama mengenal Assyfa. Dia tidak akan pernah mengambil keputusan tanpa berfikir panjang Ray. Dia adalah orang yang sangat pemilih dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.” Lanjut Iqbal menjelaskan pendapatnya kepada Rayhan. Rayhan hanya
terdiam mencoba mencermati dan meresapi setiap perkataan kakaknya.
“Jangan terlalu lama berfikir Ray. Kesempatan tidak akan pernah datang dua kali. Percayalah rencana Allah itu akan jauh lebih indah dari semua rencana yang telah kita buat. Meski pada kenyataannya kita harus melewati setiap ujian yang bahkan tidak mudah. Tetapi jika tetap tawakal dan percaya pada ketentuan Allah, insyaallah kita akan bisa melewati semuanya. Bukankan Allah telah berfirman dalam surat At-Thalaq ayat 3 *** dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. ***Jadi kamu tidak perlu ragu lagi Ray.” Lanjut Iqbal menasehati Rayhan dan mencoba membuat Rayhan memahami semuanya.
“Aku rasa kak Iqbal benar. Semua ini adalah petunjuk dari Allah. Terimakasih ya kak, karena kakak telah mengingatkan Rayhan.” Jawab Rayhan mulai bisa menerima kenyataan yang dihadapinya.
“Alhamdulillah jika sekarang kamu sudah memahaminya. Lalu apa rencanamu kedepannya?” tanya Iqbal tersenyum senang.
“Rayhan ingin segera mengkhitbah Assyfa kak. Maka dari itu Rayhan datang kemari ingin meminta tolong kepada paman untuk mencari hari yang baik.” Jawab Rayhan melihat kearah Iqbal.
“Masyaallah aku sangat senang Ray jika kamu sudah siap melangkah sejauh ini. Tapi maaf Ray hari ini Abah sedang tidak ada dikediaman. Sebenarnya semua hari itu baik Ray. Tapi nanti kakak akan sampaikan pada Abah.” Ujar Iqbal sembari menatap lembut kearah Rayhan.
“Baiklah kak kalau begitu, tolong sampaikan juga salam Rayhan pada paman dan Bude. Sekarang Rayhan pamit dulu, karena Rayhan masih harus kekantor. Ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini juga. Sekali lagi terimakasih ya kak, selama ini kakak telah banyak membimbingku. Sehingga aku tidak kehilangan pegangan hidup.” Kata Rayhan sembari berdiri dan merasa sangat bersyukur karena memiliki kakak seperti Iqbal.
“Tentu saja Ray kakak akan sampaikan salammu pada Abah dan Ummi. Nanti kakak akan menghubungimu lagi setelah Abah menentukan hari yang baik itu. Kalau untuk masalah saran atau nasehat kamu tidak perlu merasa seperti itu Ray. Kakak hanyalah sebagai perantara saja, yang sejatinya mampu memberikan jalan dan pertolongan
adalah Allah. Bukankah sudah sewajarnya tugas kakak adalah mengingatkan adik-adiknya saat kehilangan arah dan dalam keadaan yang bimbang. Kakak akan selalu ada untukmu Ray. Jangan pernah ragu untuk datang kepada kakak. Insyaallah kakak akan membantumu sesuai kemampuan kakak.” Jawab Iqbal ikut berdiri.
“Iya kak, Rayhan pamit dulu ya kak. Assalamualaikum.” Lanjut Rayhan berpamitan seraya menyalami dan memeluk Iqbal.
“Waalaikum salam. Berhati-hatilah, jangan terlalu sibuk bekerja. Kamu juga harus istirahat.” Jawab Iqbal kembali menasehati Rayhan. Kemudian Rayhan melepaskan pelukannya sembari tersenyum pada kakaknya. Lalu dia menuju mobilnya dan langsung meninggalkan rumah pamannya.
“Sungguh maha besar engkau ya Allah.’Subhanallahi wal hamdulillah wa lailahailallah huwallahu akbar'. Engkaulah yang maha memberi pertolongan. Semoga ini adalah yang terbaik untuk Rayhan dan Assyfa.” Batin Iqbal sembari tersenyum saat melepas kepergian Rayhan. Sungguh Iqbal merasa sangat senang, akhirnya Rayhan bisa melupakan masa lalunya dan mau mencoba membuat hubungan baru.
Sementara itu sepanjang perjalanan menuju asrama putri. Perasaan Assyfa menjadi sangat senang. Jantungnya pun tak berhenti berdebar saat mengingat perkataan Rayhan tadi. Dia sangat tidak menyangka jika Rayhan akan meminangnya untuk menjadi istrinya. Meski Assyfa tahu jika Rayhan melakukan itu semua karena ada sedikit paksaan. Tetapi dia sangat yakin jika semua ini adalah petunjuk dan jawaban yang diberikan Allah atas semua kegelisahan yang dirasakannya dan Istikhoroh yang dilakukannya selama ini. Assyfa selalu percaya jika Allah tidak akan pernah salah memasangkan dan menjodohkan seseorang.
Walaupun Assyfa tahu saat ini Rayhan belum bisa mencintainya. Namun suatu saat semua itu pasti akan terjadi, karena Allah maha segalanya. Dia-lah yang maha membolak-balikkan hati dan maha menetapkan hati. Tidak ada satu hal pun yang tidak bisa Dia lakukan. Ketika Allah sudah berkata***‘Kun Fayyakun’*** maka semua akan terjadi.
“Ya Allah hamba yakin ini semua adalah ketentuanmu. Maka berilah keyakinan dan kekuatan pada hamba untuk manjalani semua ini. Sesungguhnya tiada daya upaya kecuali atas izin dan Ridho-Mu ya Robb.” Batin Assyfa berdo’a dalam hati dan mencoba memantapkan hatinya.
Bantu Autor dengan beri Like, Vote, dan Komen ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
😍😍😍😍
2022-06-23
0
DewiéNURS@LIM
tiada jalan yg terbaek pada setiap masalah selain kita kembalikan hanya pada Allah.....krna Allah tau apa yg terbaek untuk kita...😘😘
2020-12-12
7