Malam harinya Rayhan langsung memberikan kabar baik tadi kepada mama dan papanya. Tentu saja mama dan papanya terlihat sangat senang. Akhirnya putranya akan menikah juga. Tanpa menunggu lama lagi mama Rayhan langsung menelfon orang kepercayaannya untuk mengurus semua persiapan. Dia ingin membawa seserahan untuk Assyfa. Jika dalam adat jawa, saat melamar pihak pria harus membawa seserahan berupa pakaian lengkap untuk pihak wanita. Istilah ini disebut ‘Sakpengadekan’ dalam bahasa jawa. Artinya pihak pria harus membawa semua keperluan wanita mulai dari pakaian lengkap, pakaian dalam, sandal/sepatu, dan perhiasan. Terkadang juga ada yang menambahkan alat make up dan perlengkapan mandi.
Pagi harinya Rayhan merasa sangat bingung dengan mamanya yang terus saja sibuk dengan ponselnya. Mama terlihat mondar-mandir tidak jelas. Entah sudah berapa kali dia mondar-mandir didepan Rayhan.
“Sebenarnya mama ini kenapa sih? Rayhan pusing ma lihat mama mondar-mandir dari tadi.” Tanya Rayhan yang sudah tidak tahan melihat tingkah mamanya.
“Kamu diam saja. Mama sedang mempersiapkan keperluanmu untuk melamar Assyfa.” Jawab mama setelah menjauhkan ponselnya dari telinganya.
“Memang harus sesibuk itu ya ma. Kemarin paman bilang jika tidak perlu membawa apa-apa.” Sahut Rayhan merasa heran.
“Hey ini tradisi Ray. Sudah kamu ikuti saja. Kamu tinggal persiapkan dirimu saja.” Lanjut mama meminta Rayhan untuk tidak ikut sibuk.
“Terserah mama saja lah. Rayhan akan pergi sebentar ma. Rayhan ingin membelikan cincin untuk Assyfa.” Kata Rayhan sembari mengambil kunci mobil yang tergeletak dimeja keluarga.
“Kamu tidak boleh kemana-mana, kamu dirumah saja. Semuanya biar mama yang urus. Lagi pula bukannya kamu sudah mempersiapkan cincin yang indah.” Kata mama menghalangi Rayhan.
“Cincin apa sih ma, Rayhan bahkan belum membelikan Assyfa apapun.” Sahut Rayhan bingung.
“Bukankah ini cincin yang sengaja kamu pesan dan desain sendiri. mama rasa cincin ini tidak buruk dan sepertinya ukurannya pun pas dijari Assyfa. Mama juga melihat inisial namanya di dalam cincin ini.” Kata mama sembari mengeluarkan kotak merah berisi cincin dari dalam sakunya. Rayhan sangat terkejut ketika melihat cincin itu. Memang Rayhan dulu sempat memesan khusus cincin itu untuk seseorang. Bahkan dia juga sudah menuliskan inisialnya dicincin itu. Rayhan bahkan tidak ingat kapan terakhir kali dia melihat cincin itu.
“Mama dapat dari mana cincin itu?” tanya Rayhan sangat terkejut.
“Mang Kardi menemukannya dibawah jok mobilmu saat sedang mencuci mobil. Lalu mang Kardi memberikannya pada mama. Mama tahu jika sebenarnya inisial yang ada dicincin ini bukanlah Assyfa melainkan Annisa. Tapi jika cincin ini dibuang begitu saja akan jadi mubajir kan. Mama sempat berfikir mungkin ini juga merupak salah satu petunjuk dari Allah. Jika sebenarnya Allah membiarkanmu menuliskan inisial A karena Allah akan mengirimkan Assyfa untukmu.” Jawab mama menjelaskan.
“Kamu tidak keberatan kan jika kita menggunakan cincin ini?” lanjut mama lagi memastikan.
“Iya ma tidak apa-apa. Rayhan juga sudah melupakan semua tentang Annisa.” Jawab Rayhan berusaha tersenyum. Meskipun dihatinya masih terasa sedikit pedih saat mengingat kejadian itu. Tetapi Rayhan sadar bahwa saat ini dia dan Annisa telah memiliki kehidupan masing-masing.
“Kenapa kalian masih saja ngobrol disini. Ayo buruan siap-siap, sebentar lagi duhur loh.” Sahut papa menghampiri mereka.
“Ah iya ternyata waktu berjalan dengan sangat cepat. Ray cepatlah bersiap-siap dan berdandan yang rapi. Papa siap-siap duluan ya bajunya udah mama siapin. Mama akan mengecek sekali lagi bawaan kita. Jangan sampai ada satu pun yang kurang.” Kata mama memerintah. Kemudian papa dan Rayhan mengikuti perintah mama tanpa menjawab. Lalu mama kembali berkutik dengan beberapa barang yang sudah tersusun rapi diruang tamu.
Setelah semua selesai bersiap dan berkemas. Selepas sholat duhur mereka langsung menuju rumah paman Arif. Papa dan mama terlihat sangat antusian, sepertinya mereka sudah sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Assyfa dan keluarganya. Tetapi tidak dengan Rayhan, entah mengapa masih ada sedikit keraguan dihatinya. Ketakutan yang selalu menggelayutinya, ketakutan jika tidak bisa memberikan kebahagiaan pada Assyfa. Ketakutan jika suatu saat nanti keputusannya ini justru akan menyakiti Assyfa.
Setalah menempuh perjalanan yang cukup lama, mereka telah sampai di kediaman paman Arif. Terlihat disana sudah ada beberapa orang yang datang. Salah satunya adalah keluarga dari Assyfa yaitu pakde dan budenya. Tiba-tiba perasaan takut Rayhan berubah menjadi perasaan gugup. Walau bagaimanapun ini adalah kali pertamanya melamar seseorang. Bahkan sampai acara dimulai pun perasaan gugup Rayhan tak juga hilang. Malah rasa gugupnya semakin mejadi-jadi. Sesekali Rayhan mencuri pandang kesetiap arah berusaha mencari seseorang. Namun sosok yang dicarinya tak Nampak disana
“Dia tidak akan keluar sebelum Abah memanggilnya.” Bisik Iqbal yang mengerti jika Rayhan sedang mencari Assyfa. Rayhan hanya terdiam lalu kembali fokus pada sambuta-sambutan yang diberikan oleh kedua belah pihak.
Setelah sambutan selesai, kini giliran papa Rayhan mengutarakan maksud kedatangan mereka.
“Jadi begini pak Santoso, maksud kedatangan kami sekeluarga ingin mengantarkan anak saya Rayhan Al Ghifari. Adapun anak saya kemari memiliki niat baik untuk mengkhitbah atau melamar keponakan bapak yang bernama Assyfa Putri Zaskia. Kami datang dengan niat yang sangat tulus ingin menjadikan keponakan bapak sebagai menantu kami dan sekaligus menjadi istri dari putra kami. Semoga bapak dan keluarga bisa menerima niat baik kami ini.” Kata papa Rayhan mengatakan maksud dan tujuannya.
“Saya selaku pakde dari Assyfa merasa sangat tersanjung dengan niat bapak Ilham sekeluarga. Tetapi saya tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri. Bagaimana pun Assyfa yang akan menjalani hubungan ini. Jadi saya serahkan semua keputusan kepada keponakan saya.” Jawab pak Santoso pakde dari Assyfa.
“Ummi tolong panggilkan Assyfa.” Sahut paman Arif sedikit berbisik. Kemudian Ummi masuk kedalam. Tak lama kemudian keluarlah Assyfa yang ditemani oleh Ummi, Fatimah, dan seorang gadis ABG yang merupakan adik sepupu Assyfa. Rayhan sedikit tercengang melihat kehadiran Assyfa. Hari ini Assyfa terlihat sangat berbeda dari biasanya. Dia terlihat lebih anggun dan wajahnya terlihat sangat bersinar.
“Assyfa, nak Rayhan dan keluarganya sudah mengutarakan maksud dan tujuan mereka datang kemari. Sekarang mereka ingin mendengar jawabanmu. Apakah kamu bersedia menerima pinangan Rayhan?” tanya paman Arif setelah Assyfa duduk disebelah pakdenya. Assyfa terdiam beberapa saat, sampai Fatimah menyenggol tubuhnya dan memberi tanda agar Assyfa segera menjawabnya. Jantung Rayhan berdetak sangat cepat menunggu jawaban dari Assyfa. Dia menjadi sedikit gelisah.
“Bismillahirrohmanirrohim. Insyaallah Assyfa bersedia pak Kiyai.” Jawab Assyfa dengan suara yag sangat lembut. Jawaban Assyfa langsung memecah kebisuan yang sempat terjadi diantara mereka.
“Alhamdulillah.” Seru semua orang yang ada didalam. Terlihat raut bahagia diwajah mama dan papa Rayhan. Bahkan mama Rayhan sampai berkaca-kaca karena merasa sangat bahagia. Sedangkan Assyfa tersipu malu sembari menundukkan wajahnya.
“Alhamdulillah, selamat ya Ray.” Bisik Iqbal lagi ikut bahagia. Rayhan tersenyum lega mendengar jawaban dari Assyfa. Meskipun dia tahu pernikahan ini terjadi bukan karena cinta melainkan karena sebuah perjajian. Tetapi dia tidak dapat memungkiri ada perasaan senang didalam lubuk hatinya.
“Lalu mahar apa yang ingin kau minta dari Rayhan nak?” kata papa Rayhan menatap Assyfa. Assyfa hanya terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dia minta untuk maharnya nanti. Sebenarnya dia tidak menginginkan apapun. Tetapi mahar adalah syarat nikah yang harus dipenuhi.
“Jawablah Syfa, mereka semua menunggu jawabanmu.” Bisik Bude Assyfa memecahkan kebisuannya.
“Syfa hanya meminta uang dengan jumlah 209.000 rupiah.” Jawab Assyfa yang tidak ingin terlalu memberatkan Rayhan.
“Apa kamu yakin segitu cukup?” sahut Rayhan sangat terkejut mendengar jawaban Assyfa. Assyfa hanya mengangguk dengan sangat yakin.
“Bagaimana mungkin dia meminta mahar dengan jumlah yang bahkan tidak lebih dari 500.000 rupiah. Baru kali ini aku menemukan gadis sepertinya di jaman milenial ini.” Batin Rayhan masih tak percaya.
“Jika boleh Assyfa ingin mengajukan sebuah permintaan kepada mas Rayhan.” Lanjut Assyfa yang membuat Rayhan langsung menatapnya tajam.
“Katakanlah Assyfa.” Jawab paman Arif mempersilahkan.
“Assyfa ingin mas Rayhan membacakan Surah Ar-Rahman sebagai pengganti Sighat Taklik. Jika mas Rayhan besedia Assyfa ingin mas Rayhan menghafalnya. Tetapi jika itu terlalu berat, mas Rayhan cukup membacakannya.” Jawab Assyfa seraya sedikit melirik kearah Rayhan. Dia takut jika Rayhan menolak keinginannya itu.
“Baiklah aku bersedia.” Jawab Rayhan dengan sangat yakin. Assyfa tersenyum senang mendengar permintaannya dikabulkan oleh Rayhan. Tetapi tidak dengan mama dan papa Rayhan. Mereka cukup terkejut ketika Rayhan menyetujui permintaan Assyfa. Mereka merasa sedikit ragu jika Rayhan bisa menghafal surat itu.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemasangan cincin dijari Assyfa. Namun yang memasangkan cincin itu bukanlah Rayhan tetapi mamanya. Meskipun lamaran Rayhan sudah diterima oleh Assyfa tetapi mereka belum sah menikah. Itu artinya mereka belum menjadi mahrom dan belum boleh bersentuhan. Tak lupa juga mereka segera membahas tentang rencana pernikahan Rayhan dan Assyfa. Mereka tidak ingin menunda terlalu lama pernikahan tersebut.
Dalam perundingan itu Rayhan sesekali melirik kearah Assyfa. Sungguh Rayhan merasa hari ini Assyfa sangatlah
cantik dan menawan. Bahkan untuk beberapa saat Rayhan tak ingin mengalihkan pandangannya dari Assyfa. Assyfa yang menyadarinya merasa sedikit tidak nyaman. Tetapi sepertinya hati dan fikirannya tidak berjalan berdampingan. Meski ada perasaan tidak nyaman namun bibirnya tersenyum seolah senang melihat perhatian Rayhan.
“Subhanallah sungguh indah ciptaanmu Ya Robb. Terimakasih karena telah mengirimkan wanita seperti Assyfa dalam kehidupanku.” Batin Rayhan merasa sangat bersyukur.
Beri Like, Vote, dan Komen ya readers. 😍😍😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Xiena Arabella
nah kan mulai ada benih benih cinta
2023-12-28
0
Juragan Jengqol
lebih tepat disebut belum halal. setelah nikah, tetap saja keduanya bukan mahrom.
2023-07-04
0
Noer Anisa Noerma
katanya g cinta tapi curi curi pandang
2022-06-23
0