Episode 2 Mencari solusi

Rayhan melajukan mobilnya tanpa arah. Fikirannya sedang sangat kalut, ada perasaan yang sangat mengganjal dihatinya. Bahkan dadanya terasa sangat sesak. Suasana didalam mobil itu menjadi sangat panas. Padahal Rayhan sudah menghidupkan ac dan menyetelnya ke pengaturan yang paling dingin. Namun sama sekali tak berpengaruh. Kemudian Rayhan menepikan mobilnya sejenak berusaha untuk menjernihkan fikirannya.

       

“Ya Allah kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa kau tak menjodohkannya denganku? Dan kenapa harus Rendy? Apakah aku tidak pantas bersanding dengan Nisa? Padahal selama ini aku selalu setia dan selalu mejaga hatiku untuknya.” Ucap Rayhan merasa sangat kecewa  sembari memukuli kemudi mobilnya.

       

“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus melupakannya dan membuang jauh-jauh perasaanku selama ini? Iya aku harus melakukan itu meskipun aku tau itu akan sangat sulit.” Lanjut Rayhan mencoba memberi semangat kepada dirinya sendiri. Sejenak dia terdiam didalam mobil sembari menyandarkan kepalanya diatas kemudi. Hingga dia teringat pada kotak merah yang ada disaku celananya

       

“Ini semua sudah tidak berguna! Kenapa tadirku seperti ini? Aaarrgg!!!!!” teriak Rayhan dengan sangat kesal sembari melemparkan kotak merah tersebut ke kursi belakang dengan sangat keras. Hingga kotak tersebut terjatuh kebawah jok.

         

“Astagfirullah hal adzim. Apa yang aku lakukan? Kenapa aku menyalahkan takdir? Ini semuan adalah jalan yang harus aku lalui. Maafkan hamba-Mu ini ya Robb yang telah meragukan ketentuanmu. Aku akan berusaha ikhlas menerima semua ini. Ya Allah berikan kekuatan dan ketabahan pada hamba-Mu ini.” Kata Rayhan seraya merendahkan suaranya dan berusaha menerima semuanya dengan lapang dada.

Setelah merasa cukup tenang, Rayhan memutuskan untuk pulang. Tak terasa hari sudah menjelang senja. Rayhan tiba dirumah tepat saat Adzan magrib berkumandang.  Dia langsung membersihkan tubuhnya dan bersiap melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang taat. Setelah selesai sholat, Rayhan menghampiri mama dan papanya dimeja makan.

         

“Malam pa, ma?” sapa Rayhan langsung duduk dengan wajah lemas.

         

“Kamu kenapa Ray? Kenapa mukamu terlihat kusut sekali. Katanya tadi siang kamu mau melamar Annis, terus kenapa sekarang kamu sedih?” tanya mama merasa khawatir melihat perubahan pada Rayhan.

           

“Kamu melamar Annisa Ray?” sahut papa terkejut.

           

“Iya pa tapi Ray sudah terlambat. Nisa sudah menerima lamaran dari pria lain.” Jawab Rayhan dengan lemas dan penuh kekecewaan.

           

“Kamu tau dari mana?” tanya papa tak percaya. Kemudian Rayhan menceritakan kejadian yang dialaminya hari ini.dia juga menyampaikan permintaan maaf dari orang tua Annis karena tidak mengundang mereka.

         

“Ya sudah lah Ray, kamu harus mengikhlaskannya. Berarti Nisa bukanlah jodoh yang terbaik untukmu. Yakinlah Allah akan mengirimkan yang lebih baik untukmu.” Kata papa menenangkan putranya. Rayhan hanya mengangguk tanda mengerti.

         

“Rayhan hanya tidak yakin bisa melewati hari-hari setelah ini. Pasti rasanya akan sangat sulit dan berat untuk bisa melupakan Nisa.” Kata Rayhan dengan nada yang lemah.

         

“Nak kamu tidak perlu bersedih apa yang dikatakan papamu itu benar. Allah pasti akan mengirimkan jodoh yang terbaik untukmu.” Sahut mama menguatkan Rayhan. Rayhan tersenyum tipis kearah papa dan mamanya. Berusaha menunjukkan jika dia baik-baik saja.

         

“Ya sudah ayo kita makan malam.” Ucap papa mencoba mengalihkan permbicaraan. Kemudian mereka menyantap hidangan yang telah tersedia di atas meja. Rayhan merasa tak berselera untuk makan, dia hanya mengaduk-ngaduk makanan yang ada dipiringnya. Mama merasa sangat sedih melihat kondisi anaknya saat ini.

Seminggu telah berlalu kondisi Rayhan tak terlihat membaik. Bahkan tak pernah terlihat lagi senyum diwajahnya. Rayhan selalu terlihat murung, dia lebih suka menyendiri dan mengurung diri dalam kamarnya. Hal tersebut membuat mama dan papanya menjadi cemas akan kondisi putranya tersebut.

         

“Sudah satu minggu ini Rayhan selalu murung pa, mama tidak tega melihatnya.” Ujar mama dengan wajah sedih.

       

“Sebenarnya papa juga kasihan pada Rayhan. Tapi papa bingung tidak tau harus melakukan apa.” Jawab papa tidak kalah cemas.

       

“Mama takut pa kalau Rayhan seperti ini terus, jiwanya akan terguncang.” Sahut mama mulai berfikir yang tidak-tidak.

       

“Mama jangan bicara seperti itu. Papa yakin Rayhan akan baik-baik saja. Dia kan anak yang kuat.” Jawab papa mencoba mengusir fikiran buruk mama.

       

“Mama rasa kita harus segera mencari solusi pa, kita harus bisa membangkitkan semangat Rayhan lagi agar dia bisa melupakan Nisa.” Kata mama seraya berfikir.

       

“Bagaimana kalau kita minta bantuan mas Arif saja ma. Siapa tau Rayhan mau mendengarkan nasehat dari mas Arif.” Ujar papa memberikan ide.

       

“Maksud papa mas Arif kakak papa yang menjadi pengasuh pondok pesantren Darul Iman?” tanya mama seraya mengingat-ingat.

       

“Iya ma, selama ini Rayhan kan cukup dekat dengan pamannya itu dan kakak sepupunya Iqbal. Jadi tidak ada salahnya kan jika kita coba.” Lanjut papa menjelaskan rencananya kepada mama.

       

“Iya pa mama setuju.” Jawab mama singkat dengan wajah penuh harap.

       

“Baiklah besok kita sowan (berkunjung) kerumah mas Arif.” Sahut papa sembari tersenyum. Mama menganggukkan kepalanya berharap ini adalah jalan yang terbaik.

Tanpa menunda lagi, keesokan harinya papa dan mama Rayhan berangkat menuju rumah paman Rayhan. Sebenarnya rumah paman Arif dan Rayhan masih berada dalam satu kota yang sama. Namun rumah paman Arif terletak disebuah pedesaan di pinggiran kota. Tak sampai dua jam papa dan mama Rayhan telah sampai disebuah pondok pesantren asuhan kakaknya itu.

       

“Assalamualaikum.” Kata papa sembari mengetuk pintu rumah paman Arif setelah memarkirkan mobilnya dihalaman ruman paman Arif. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dan pintu pun terbuka.

       

“Waalaikum salam. Masyaallah Ilham… apa kabar kamu?” ucap paman Arif yang langsung memeluk adiknya itu dan terlihat sangat senang dengan kedatangan mereka.

       

“Alhamdulillah sehat mas. Mas sendiri bagaimana kabarnya?”  sahut papa Rayhan yang tak kalah senangnya.

       

“Alhamdulillah mas juga sehat. O iya mari masuk.” Ajak paman kemudian setelah melepaskan pelukannya. Lalu paman mempersilahkan mereka duduk.

       

“Iya mas terimakasih.” Kata mama setelah duduk disamping suaminya.

       

“Ummi… ini ada Ilham dan istrinya.” Seru paman memanggil Bude yang ada di dalam. Tak lama kemudian Bude keluar menyapa mereka.

       

“Masyaallah, Ilham, Ningsih. Sudah lama sekali kalian tidak mampir kemari.” Sapa bude sembari memeluk dan cipika-cipiki dengan mama Rayhan.

       

“Iya mbak yu, maaf belakang ini papanya Rayhan sangat sibuk sekali dengan pekerjaannya. Jadi ndak sempat main-main kemari.” Jawab mama Rayhan tersenyum.

       

“O walah berarti sudah tambah maju ya usahanya sekarang.” Tanya bude.

       

“Alhamdulillah mbak.” Sahut papa mengiyakan perkataan bude.

     

“Ummi tolong buatkan minum untuk mereka.” Kata paman meminta.

       

“Baik bah.” Jawab ummi yang langsung berlalu masuk kembali.

       

“Jadi ada perlu apa ini kok kalian kemari? Dan kenapa Rayhan tidak diajak? Mas dengar Rayhan sudah pulang dari London.” Paman bertanya tujuan kedatangan papa dan mama Rayhan.

       

“Iya mas Rayhan sudah pulang sekitar dua minggu yang lalu. Kami memang sengaja tidak mengajak Rayhan, karena sudah hampir seminggu ini Rayhan mengurung dirinya dikamar.” Jawab papa menjelaskan dan menceritakan kondisi Rayhan.

       

“Memangnya ada apa dengan Rayhan, Ilham?” tanya paman mulai khawatir.

       

“Jadi begini mas……” kemudian papa menceritakan semua kejadian yang dialami Rayhan secara detail. Mulai dari rencananya melamar Annisa sampai kondisinya saat ini.

       

“Terimakasih mbak.” Kata mama setelah bude meletakkan minuman dan beberapa camilan didepan mereka. Bude mengangguk sembari tersenyum.

       

“Sungguh kasiahan sekali keponakanku itu.” Sahut bude setelah duduk dan ikut bergabung dengan obrolan mereka.

       

“Maka dari itu mas, mbak. Kami kemari ingin meminta bantuan dari mas Arif untuk membantu kami membujuk dan menasehati Rayhan agar bisa melupakan kesedihannya itu. Selama ini kami sudah berusaha semampu kami. Tapi Rayhan tak pernah mau mendengarkan kami.” Lanjut papa dengan wajah berharap.

       

“Baiklah mas akan coba membujuk Rayhan. Besok atau lusa mas akan mengunjungi kalian. Sekalian mas ingin ngobrol banyak dengan Rayhan.” Jawab paman seraya tersenyum dan berusaha menenangkan adik dan adik iparnya itu.

       

“Terimakasih banyak ya mas, mbak karena sudah mau membantu kami.” Sahut mama merasa sangat senang dengan bantuan paman.

     

“Tidak perlu berterimakasih seperti itu Ningsing. Rayhan sudah kami anggap seperti anak kami sendiri. jadi kalian tidak perlu sungkan.” Jawab bude. Setelah itu mereka menikmati jamuan yang telah disuguhkan pada mereka.

     

“O iya mas, Iqbal kemana? Sepertinya dia tidak terlihat di rumah?” tanya Ilham saat menyadari ketidak hadiran Iqbal disana.

       

“Iqbal sedang ada di pesantren. Setelah pulang dari Kairo, Iqbal yang mengurus sebagian besar pesantren ini. Lagi pula mas kan sudah tua jadi sudah saatnya mas pensiun.” Jawab paman tersenyum. Papa hanya mengangguk dan ikut bangga dengan prestasi dan kemandirian keponakannya itu.

       

“Lalu bagaimana kabar Saffana? Bukankah sebentar lagi dia juga lulus S1?” tanya bude sejenak mengalihkan pembicaraan seputar Rayhan.

       

“Alhamdulillah mbak Saffana baik-baik saja. Sebenarnya kami sedikit khawatir padanya. Apalagi setelah kakaknya Rayhan menyelesaikan S2-nya. Kami sedikit was-was mbak pada Saffana, dia sekarang harus tinggal sendiri di negri orang.” Ujar mama.

       

“Mas yakin kalau Saffana pasti akan bisa menjaga dirinya.” Timpal paman. Setelah cukup lama bercengkrama, akhirnya papa dan mama Rayhan memutuskan untuk berpamitan.

       

“Ya sudah mas, mbak kalau begitu kami pamit dulu. Kami khawatir pada Rayhan jika meninggalkannya terlalu lama.” Kata papa berpamitan.

       

“Baiklah kalau begitu. Berhati-hatilah di jalan.” Ucap paman menasehati.

     

“Iya mas. Kami pulang dulu, Assalamualaikum.” Lanjut papa memberi salam sembari bersalaman dan kembali memeluk kakaknya. Begitu pula dengan mama dan bude yang juga saling berpelukan.

     

“Waalaikum salam warrahmatullahi wa barakatu.” Jawab paman sebelum mereka beranjak keluar dari rumah. Kemudian papa dan mama Rayhan meninggalkan area pesantren tersebut dan kembali ke rumah.

M**aaf ya jika updatenya lama hehe...

Jangan lupa like dan votenya.

Ber**i juga kritik dan sarannya ya.

Terpopuler

Comments

Sri Endarti

Sri Endarti

sangat jelas kok alur ceritanya l lake👍

2023-01-15

0

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

saya paling suka novel islami

2022-06-23

0

Hafista

Hafista

aku suka bgt novel reliji sprtnya ceritanya sgt seru, sukses trs ya thour

2022-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kenyataan yang Pilu
2 Episode 2 Mencari solusi
3 Episode 3 Pergi ke Pesantren
4 Episode 4 Nostalgia Masa Kecil
5 Episode 5 Pertemuan
6 Episode 6 Perkenalan
7 Episode 7 Kegelisahan Rayhan
8 Episode 8 Kedekatan Mama dengan Assyfa
9 Episode 9 Bertemu Kembali
10 Visual Cast
11 Episode 10 Papa Sakit
12 Episode 11 Hari Pertama Bekerja
13 Episode 12 Perjanjian
14 Episode 13 Operasi
15 Episode 14 Persetujuan
16 Episode 15 Merupakan Petunjuk
17 Episode 16 Pernikahan Annisa dan Rendy
18 Episode 17 Good News and Bad Mood
19 Episode 18 Khitbah
20 Episode 19 Cemburu??
21 Episode 20 Bangga
22 Episode 21 Kartu Nama
23 Episode 22 Fetting
24 Episode 23 Kebaikan Hati Assyfa
25 Episode 24 Asisten Pribadi
26 Episode 25 Sweet Moment
27 Episode 26 Undangan
28 Episode 27 Pernikahan
29 Episode 28 Ucapan Selamat
30 Episode 29 Petuah dari Tetua
31 PENGUMUMAN
32 Episode 30 Malam Resepsi
33 Episode 31 Menjadi Istri
34 Episode 32 Hadiah
35 Episode 33 Pindah Rumah
36 Episode 34 Handpone Baru
37 Episode 35 Taman Pendidikan Alqur'an (TPA)
38 Episode 36 Meminta Izin
39 Episode 37 Luka Hati
40 Episode 38 Keteguhan Hati
41 Episode 39 Tak Mendengarkan
42 Episode 40 I'm Back
43 Episode 41 Kedatangan Saffana
44 Episode 42 Hadiah Macam Apa Ini???
45 Episode 43 Mengagumi
46 Episode 44 Merasa Bersalah
47 Episode 45 Maaf.....
48 Episode 46 Pertemuan Iqbal dan Laila
49 Episode 47 Biar Mas Saja
50 Episode 48 Terlalu Berlebihan
51 Episode 49 Curhat
52 Episode 50 Belajar Memasak
53 Episode 51 Merindukan mu
54 Episode 52 Dinner
55 Episode 53 Ujian Pertama
56 Episode 54 Obrolan Sebelum Tidur
57 Episode 55 Nikmati Hari Ini
58 Episode 56 Permintaan Papa dan Mama
59 Episode 57 Menjadi Hangat
60 Episode 58 Hamil...!!!!
61 Episode 59 Penyatuan
62 Episode 60 Pengakuan Rayhan
63 Episode 61 Populer
64 Episode 62 Kabar Bahagia
65 Episode 63 Saffana Ngambek
66 Episode 64 Melepas Rindu
67 Episode 65 Ziarah
68 Episode 66 My Princess
69 Episode 67 Sedikit Posesif
70 Episode 68 Pisah Ranjang
71 Episode 69 Kepanikan dipagi Hari
72 Episode 70 Banyak Pengganggu
73 Episode 71 Kembali Pulang
74 Episode 72 Sepiring Berdua
75 Episode 73 Jika Aku Rembulan Kaulah Mataharinya
76 Episode 74 Kecemasan Orangtua
77 Episode 75 Kejujuran Saffana
78 Episode 76 Menginap di Rumah mama
79 Episode 77 Kehangatan Keluarga
80 Episode 78 Tragedi Dikantor
81 Episode 79 Ujian Tahfidz
82 Episode 80 Menyembunyikan Sesuatu
83 Episode 81 Penjelasan
84 Episode 82 Hukuman yang Gagal
85 Episode 83 Sampaikan
86 Episode 84 Membujuk
87 Episode 85 Berjuang Bersama
88 Episode 86 Mas yang Terbaik
89 Episode 87 Perubahan Rencana Iqbal
90 Episode 88 Alhamdulillah Sah....
91 Episode 89 Berdamai
92 Episode 90 Anggota Baru.... Suasana Baru.....
93 Episode 91 Isyarat dari Rayhan
94 Episode 92 Sweet Room
95 Episode 93 Assyfa Hilang
96 Episode 94 Mencari.....
97 Episode 95 Apa yang Sebenarnya Terjadi
98 Episode 96 Menyelidiki
99 Episode 97 Pencapaian Saffana
100 Episode 98 Terungkap
101 Episode 99 Rayhan akan Urus Semuanya
102 Episode 100 Apartemen
103 Episode 101 Graduation
104 Episode 102 Garis Dua
105 Episode 103 Suami Romantis
106 Episode 104 Ternyata.....
107 Episode 105 Rencana
108 Episode 106 Tak Sengaja Bertemu
109 Episode 107 Kekuatam Cinta
110 Episode 108 Kejutan
111 Episode 109 Kejutan II
112 Episode 110 Kekuatan Media Sosial
113 Episode 111 Menguping
114 Episode 112 Berita Buruk
115 Episode 113 Saling Menguatkan
116 Episode 114 Penjelasan
117 Episode 115 Pengakuan
118 Episode 116 Akan Selalu Menemanimu
119 Episode 117 Mencari Barang Bukti
120 Episode 118 Masalah Baru
121 Episode 119 Berpisah Untuk Sementara
122 Episode 120 Konferensi Pers
123 Episode 121 Pertolongan Tak Terduga
124 Episode 122 Pengejaran
125 Episode 123 Melepas Rindu
126 Episode 124 Tentang Tari
127 Episode 125 Tak Ikut Pulang
128 Episode 126 Serahkan Kepolisi
129 Episode 127 Bahagia Yang Datang
130 Episode 128 Merindumu
131 Episode 129 Buah Dari Ketekunan
132 Episode 130 Kecemburuan Tak Beralasan
133 Episode 131 Kado Terbaik
134 Episode 132 Rencana Pernikahan
135 Episode 133 Menikmati Kota Sana'a
136 Episode 134 Manja
137 Episode 135 Oleh-Oleh
138 Episode 136 Pernikahan Fatimah
139 Episode 137 Obrolan Menjelang Pernikahan
140 Episode 138 Hari Bahagia I
141 Episode 139 Hari Bahagia II
142 Episode 140 Akhir Kisah....
143 Ekstra Part I
144 Ekstra Part 2
145 Ekstra Part 3
146 Ekstra Part 4
147 Ekstra Part 5
148 Ekstra Part 6
149 Ekstra Part 7
150 Ekstra Part 8
151 Ekstra Part 9
152 Ekstra Part 10
153 Ekstra Part 11
154 Ekstra Part 12
155 Ekstra Part 13
156 Ekstra Part 14
157 Ekstra Part 15
158 Ekstra Part 16
159 Ekstra Part 17
160 Ekstra Part 18
161 Ekstra Part 19
162 Ekstra Part 20
163 Ekstra Part 21
164 Ekstra Part 22
165 Ekstra Part 23
166 Ekstra Part 24
167 Ekstra Part 25
168 Ekstra Part 26
169 Ekstra Part 27
170 Ekstra Part 28
171 Ekstra Part 29
172 Ekstra Part 30
173 Ekstra Part 31
174 Ekstra Part 32 (LAST EPISODE)
175 KABAR BARU......
176 SPESIAL PART ISRA' MI'RAJ
177 TELAH RILIS
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Episode 1 Kenyataan yang Pilu
2
Episode 2 Mencari solusi
3
Episode 3 Pergi ke Pesantren
4
Episode 4 Nostalgia Masa Kecil
5
Episode 5 Pertemuan
6
Episode 6 Perkenalan
7
Episode 7 Kegelisahan Rayhan
8
Episode 8 Kedekatan Mama dengan Assyfa
9
Episode 9 Bertemu Kembali
10
Visual Cast
11
Episode 10 Papa Sakit
12
Episode 11 Hari Pertama Bekerja
13
Episode 12 Perjanjian
14
Episode 13 Operasi
15
Episode 14 Persetujuan
16
Episode 15 Merupakan Petunjuk
17
Episode 16 Pernikahan Annisa dan Rendy
18
Episode 17 Good News and Bad Mood
19
Episode 18 Khitbah
20
Episode 19 Cemburu??
21
Episode 20 Bangga
22
Episode 21 Kartu Nama
23
Episode 22 Fetting
24
Episode 23 Kebaikan Hati Assyfa
25
Episode 24 Asisten Pribadi
26
Episode 25 Sweet Moment
27
Episode 26 Undangan
28
Episode 27 Pernikahan
29
Episode 28 Ucapan Selamat
30
Episode 29 Petuah dari Tetua
31
PENGUMUMAN
32
Episode 30 Malam Resepsi
33
Episode 31 Menjadi Istri
34
Episode 32 Hadiah
35
Episode 33 Pindah Rumah
36
Episode 34 Handpone Baru
37
Episode 35 Taman Pendidikan Alqur'an (TPA)
38
Episode 36 Meminta Izin
39
Episode 37 Luka Hati
40
Episode 38 Keteguhan Hati
41
Episode 39 Tak Mendengarkan
42
Episode 40 I'm Back
43
Episode 41 Kedatangan Saffana
44
Episode 42 Hadiah Macam Apa Ini???
45
Episode 43 Mengagumi
46
Episode 44 Merasa Bersalah
47
Episode 45 Maaf.....
48
Episode 46 Pertemuan Iqbal dan Laila
49
Episode 47 Biar Mas Saja
50
Episode 48 Terlalu Berlebihan
51
Episode 49 Curhat
52
Episode 50 Belajar Memasak
53
Episode 51 Merindukan mu
54
Episode 52 Dinner
55
Episode 53 Ujian Pertama
56
Episode 54 Obrolan Sebelum Tidur
57
Episode 55 Nikmati Hari Ini
58
Episode 56 Permintaan Papa dan Mama
59
Episode 57 Menjadi Hangat
60
Episode 58 Hamil...!!!!
61
Episode 59 Penyatuan
62
Episode 60 Pengakuan Rayhan
63
Episode 61 Populer
64
Episode 62 Kabar Bahagia
65
Episode 63 Saffana Ngambek
66
Episode 64 Melepas Rindu
67
Episode 65 Ziarah
68
Episode 66 My Princess
69
Episode 67 Sedikit Posesif
70
Episode 68 Pisah Ranjang
71
Episode 69 Kepanikan dipagi Hari
72
Episode 70 Banyak Pengganggu
73
Episode 71 Kembali Pulang
74
Episode 72 Sepiring Berdua
75
Episode 73 Jika Aku Rembulan Kaulah Mataharinya
76
Episode 74 Kecemasan Orangtua
77
Episode 75 Kejujuran Saffana
78
Episode 76 Menginap di Rumah mama
79
Episode 77 Kehangatan Keluarga
80
Episode 78 Tragedi Dikantor
81
Episode 79 Ujian Tahfidz
82
Episode 80 Menyembunyikan Sesuatu
83
Episode 81 Penjelasan
84
Episode 82 Hukuman yang Gagal
85
Episode 83 Sampaikan
86
Episode 84 Membujuk
87
Episode 85 Berjuang Bersama
88
Episode 86 Mas yang Terbaik
89
Episode 87 Perubahan Rencana Iqbal
90
Episode 88 Alhamdulillah Sah....
91
Episode 89 Berdamai
92
Episode 90 Anggota Baru.... Suasana Baru.....
93
Episode 91 Isyarat dari Rayhan
94
Episode 92 Sweet Room
95
Episode 93 Assyfa Hilang
96
Episode 94 Mencari.....
97
Episode 95 Apa yang Sebenarnya Terjadi
98
Episode 96 Menyelidiki
99
Episode 97 Pencapaian Saffana
100
Episode 98 Terungkap
101
Episode 99 Rayhan akan Urus Semuanya
102
Episode 100 Apartemen
103
Episode 101 Graduation
104
Episode 102 Garis Dua
105
Episode 103 Suami Romantis
106
Episode 104 Ternyata.....
107
Episode 105 Rencana
108
Episode 106 Tak Sengaja Bertemu
109
Episode 107 Kekuatam Cinta
110
Episode 108 Kejutan
111
Episode 109 Kejutan II
112
Episode 110 Kekuatan Media Sosial
113
Episode 111 Menguping
114
Episode 112 Berita Buruk
115
Episode 113 Saling Menguatkan
116
Episode 114 Penjelasan
117
Episode 115 Pengakuan
118
Episode 116 Akan Selalu Menemanimu
119
Episode 117 Mencari Barang Bukti
120
Episode 118 Masalah Baru
121
Episode 119 Berpisah Untuk Sementara
122
Episode 120 Konferensi Pers
123
Episode 121 Pertolongan Tak Terduga
124
Episode 122 Pengejaran
125
Episode 123 Melepas Rindu
126
Episode 124 Tentang Tari
127
Episode 125 Tak Ikut Pulang
128
Episode 126 Serahkan Kepolisi
129
Episode 127 Bahagia Yang Datang
130
Episode 128 Merindumu
131
Episode 129 Buah Dari Ketekunan
132
Episode 130 Kecemburuan Tak Beralasan
133
Episode 131 Kado Terbaik
134
Episode 132 Rencana Pernikahan
135
Episode 133 Menikmati Kota Sana'a
136
Episode 134 Manja
137
Episode 135 Oleh-Oleh
138
Episode 136 Pernikahan Fatimah
139
Episode 137 Obrolan Menjelang Pernikahan
140
Episode 138 Hari Bahagia I
141
Episode 139 Hari Bahagia II
142
Episode 140 Akhir Kisah....
143
Ekstra Part I
144
Ekstra Part 2
145
Ekstra Part 3
146
Ekstra Part 4
147
Ekstra Part 5
148
Ekstra Part 6
149
Ekstra Part 7
150
Ekstra Part 8
151
Ekstra Part 9
152
Ekstra Part 10
153
Ekstra Part 11
154
Ekstra Part 12
155
Ekstra Part 13
156
Ekstra Part 14
157
Ekstra Part 15
158
Ekstra Part 16
159
Ekstra Part 17
160
Ekstra Part 18
161
Ekstra Part 19
162
Ekstra Part 20
163
Ekstra Part 21
164
Ekstra Part 22
165
Ekstra Part 23
166
Ekstra Part 24
167
Ekstra Part 25
168
Ekstra Part 26
169
Ekstra Part 27
170
Ekstra Part 28
171
Ekstra Part 29
172
Ekstra Part 30
173
Ekstra Part 31
174
Ekstra Part 32 (LAST EPISODE)
175
KABAR BARU......
176
SPESIAL PART ISRA' MI'RAJ
177
TELAH RILIS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!