Setelah dirasa mempelai wanita tenang penghulu memulai acara demi demi acara.
"tuan Kevin Mahendra jabat tangan saya"ucap penghulu.
"saudara Kevin Mahendra saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Dewi Sartika Gabriela Adijaya binti Herman Syahputra Adijaya dengan mas kawin sebanyak 50 % saham perusahaan dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"
"saya trima nikah dan kawinnya Dewi Sartika Gabriela Adijaya binti Herman Syahputra Adijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunia"ucap Kevin dengan lantang
"bagaimana para saksi"
sah
sah
sah
Mendengar kata sah lagi-lagi air mata Dewi lolos begitu saja, jika dalam pernikahan adalah sebuah yang sakral tapi untuk saat ini Dewi tidak merasakan kesakralan itu, semua terasa hambar di benat Dewi.
Setelah acara demi acara telah selesai dilakukan, satu hal yang diketahui tidak ada acaran sungkeman kepada kedua orang tua mempelai, selain orang tua Kevin tidak hadir dengan alasan sedang sakit diluar negeri Dewi juga tidak mengharapkan hal itu setelah apa yang ia dengan dari ucapannya ayahnya tadi.
Karna dirasa tugas dan tanggung jawabnya sudh selesai Dewi pun berniat beranjak dari kursinya.
"kamu mau kemna, tetap duduk disitu sampai acara kita selesai"ucap Herman.
"acara kita..?acara kalian kali, lagian tugas sya sudh selesai disini"ucap Dewi menatap Herman.
"anda sudh puas bukan, saya sudh menikah dengan lelaki pilihan anda lagian sudh sah kan, apa itu belm cukup membuat ayah bahagia"ucap Dewi lirih.
"saya sudh menikah dengan Kevin ayah, trus ayah mau Dewi gapain lagi, bukan disuatu pernikahan jika ada kata sah berarti sudah selesai"ucap Dewi menahan laju air matanya.
"ahhh iyh, selamat iyh atas penambahan sahamnya 50% dan selamat bersenang-senang"ucap Dewi meninggalkan acara pernikahan
Ia sempat melihat Kevin yang menatap secara tajam, tapi itu tidak memberhentikan langkahnya, ia terus melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
"dari awal pernikahan kamu yang sudh memulai perang Dewi, kita lihat sampai dimana kamu bertahan"batin Kevin menatap punggung Dewi yang mulai menghilang.
"maaf tuan Kevin atas kelakuan Dewi, saya akan segera menghukum Dewi nanti"ucap Herman, ia takut Kevin marah dan mencabut semua saham yang telah ditanam di perusahaannya.
"tidak papa, mungkin Dewi sudh kelelahan nanti sore syaa akan menjemput Dewi dari sini, kalau begitu saya tinggal duluh karna ada rapat yang tidak bisa saya tinggal"ucap Kevin dingin, lalu ia berjalan tanpa menunggu jawaban Herman.
Sepeninggalan Kevin tamu pun bubar, Herman langsung naik menuju kamar Dewi.
brakkkkkk
Herman membuka pintu dengan kasar, ia mengedarkan tatapan mencari sosok dewi,,tatapan tertuju dengan sosok yang sedang berdiri dibalkon yang ia ketahui itu adalah Dewi.
"dasar anak tidak tau diri"teriak Herman mendorong tubuh Dewi, karna terkejut dan tidak menjaga keseimbangan Dewi pun terjatuh kebelakang
"ayah mau apa lagi sih."teriak Dewi sambil bangkit berdiri.
"kamu anak tidak tau diri, bersyukur kamu masih ku pelihara sampai umurmu 20 tahun, harusnya ketika ibumu meninggal aku juga harus mengirimkan mu ke panti asuhan ataupun kejalanan"teriak Herman menatap Dewi tajam.
"harusnya kamu beruntung, seorang Kevin mau menikah dengan kamu, anak pembawa sial, inin kamu bertingkah seeenak mu saja"
"bukan aku yang seharusnya beruntung ayah, tapi ayah lah yang seharusnya beruntung, karena dengan Kevin menikahi aku dia juga telah menanam saham di perusahaan ayah"teriak Dewi
"trus siapa yang beruntung aku atau ayah,"teriak Dewi.
plakkkkkkk
Herman menampar Dewi dengan sangat keras, sampai mengeluarkan darah segar dari sudut bibir dewi,
"ayah itu mau nya apa, Dewi sudh menikah dengan Kevin dan itu yang ayah mau kan, memiliki menantu kaya raya supaya nama ayah dikenal luas di luaran sana, bukannya itu yang ayah mau"teriak Dewi.
"Dewi sudh lakukan itu semua khusus buat ayah, Dewi sudh berkorban buat ayah, trus Dewi kurang dimana ayah kasih tau Dewi kurang dimana"teriak Dewi menangis
"kapan sih ayah bisa menghargai usaha Dewi, kapan sih ayah bisa menyayangi Dewi seperti ayah menyayangi Dinda, beda Dewi sama Dinda apa ayah"teriak Dewi frustasi.
"kamu sama Dinda berbeda jauh, Dinda itu anak kebanggan saya, sedangkan kamu hanya anak pembawa sial yang tiba-tiba hadir di dalam hidup sya, harus dari duluh saya tidak pernh pelihara kamu"teriak Herman
"harusnya ayah bersyukur telah memelihara bin*tang seperti saya, karna dengan adanya saya Kevin Mahendra telah memberikan kepada ayah saham 50% secara cuma-cuma, dan ingat Dewi tidak pernh meminta ayah memelihara Dewi, Dewi ngk pernh meminta.. kalau memang ayah ingin membuang Dewi kejalanan kenapa ngk dari duluh, kenapa baru sekarang setelah kehidupan Dewi hancur setelah masa depan Dewi hancur ayah ingin membuang Dewi"teriak Dewi menatap tajam Herman.
"Dewi capek ayah, Dewi ngk kuat lagi...Dewi harus apa supaya ayah bisa menyayangi Dewi" teriak Dewi
"ayah beruntung karna tanpa membuang tenaga dan waktu Dewi akan keluar dari rumah ini, sekarang lebih puaskan, selamat menikmati saham 50% nya ayah"ucap Dewi melemah
"apa yang kau perbuat tidak pernh membuat syaa bahagia, yang namanya pembawa sial akan tetap menjadi pembawa sial"ucap Herman meninggalkan Dewi.
"aaaaaaaaaaaaaaaaaa"teriak Dewi menjambak rambutnya sendiri
"aku benci kalian semua"teriak Dewi lagi
"kenapa Tuhan, kenapa takdir selalu mempermainkanku kesalahan apa yang ku tanggung dimasa lalu"teriak Dewi menangis
Tanpa Dewi sadari dua pasang mata menatap mereka dengan sangat lekat, semua mereka saksikan mulai dari perdebatan Dewi dengan Herman sampai dengan Herman dengan tega menampar Dewi tanpa perasaan.
"sekuat-kuatnya seorang perempuan akan terlihat lemah ketika bertengkar dengan ayahnya sendiri, apalagi ketika ayah dengan tega menampar anak yang sudh berkorban bnyak"ucap Daffa tanpa sadar ia masih menatap Dewi dari bawa balkon.
"Daffa saya mau secepat nya Dewi keluar dari rumah ini"ucap Kevin dingin tanpa menghiraukan ucapan Daffa.
"baik tuan, nanti sore saya akan menjemput Dewi"ucap Daffa
"jangan menunggu nanti sore Daffa, saya mau sekrng juga kamu bawah Dewi keluar dari rumah ini"ucap Kevin dingin, "kamu bawah mobil ini aja, saya akan kekantor bersama Devan, dan pastikan Dewi sampai di rumah dengan selamat"ucap Kevin meninggalkan Daffa berjalan menuju mobil Devan.
Ketika Kevin dan Daffa hendak kembali ke kantor, sebelm mereka menaiki mobil mereka mendengar suara teriakan dari balkon atas, karna mereka penasaran akhirnya mereka mencari asal teriakan itu, siapa sangka ternyata itu adalah Herman yang memaki Dewi dengan sadis.
"zaman sekarang masih ada seorang ayah yang dengan teganya menampar anak gadisnya sendiri, Herman Herman entah bagaimana jalan pikiranmu"batin Kevin.
Bayangan-bayangan Herman yang menampar Dewi masih terus berputar di kepala Kevin seketika ia menjadi teringat ketika ia menampar Dewi di rumah sakit.
"uhhhhhh"
Kevin menarik napas dan membuangnya secara kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
agasaka
sadis punya ortu yg ambisinya cma harta dan jabatan pdhl klau dia mti itu smua d tinggl
2022-05-23
1