Ternyata Kevin dan teman2nya mengikuti taksi yang di tumpangi Dewi sampai di depan rumah mewah.
"buset dah rumahnya besar banget, tapi kok bisa-bisanya Dewi kerja"ucap Ryo
"kekurangan uang mungkin"ucap Remon
Sedangkan Kevin hanya diam, melihat Dewi yang baru turun dari taksi,
"ahh kan panjang pagar aja sudh."ucap Dewi kesal, karna gerbang rumahnya sudh di tutup, tidak mungkin juga ia membangunkan penjaga rumah, apalagi membangun bibi Sumi.
Saat ini Dewi hendak memanjat gerbang, pertama ia melemparkan tas duluh, baru ia memulai aksinya untuk memanjat gerbang persis seperti maling, dengan tubuh Dewi yang lumayan kurus memudahkan Dewi memanjat.
"astaga Dewi gapain manjat gerbang, gila tuh cewek"ucap Ryo
"aduh ngimna ini, nanti Dewi jatuh lagi,parah sih itu cewek"ucap Remon khawatir.
"apa Dewi mengambil jurusan permalingan kali iyh, soalnya mahir banget dia manjat ya NJ*r"ucap Ryo
Sedangkan Kevin yang melihat tingkah laku Dewi yang sedang memanjat pohon seperti maling, membuat Kevin membentuk senyum tipis, lucu aja ngituh, Dewi yang terlihat anggun dikampus ternyata mempunyai hobi panjat gerbang.
"jalan Mon"ucap Kevin, ketika memastikan Dewi turun dari gerbang.
Karna hari pun mulai malam, bahkan bisa dikatakan pagi karna sudh jam 12 lewat akhirnya Remon menjalankan mobilnya meninggalkan perumahan mewah Dewi.
Di dalam mobil Kevin mengelengkan kepalanya, sejenak ia membayangkan ketika Dewi memanjat gerbang, dan kelucuan tersendiri yang Kevin rasakan
"kamu apa-apaan Vin, ingat tujuan kamu, jangan sampai kamu tertarik sama gadis itu, walaupun gadis itu memang cantik luar biasa"batin Kevin menyadarkan lamunannya.
####
Seperti biasa Dewi selalu bangun pagi setiap hari, setelah melakukan ibadah sholat, ia langsung bersiap-siap untuk berangkat kuliah.
"dewi ayah tungguh dimeja makan, ada yang mau ayah bicarakan"teriak Herman dari luar kamar.
"tumben ayah mau nungguin aku di meja makan, ada angin apa, Paket acara ada yang mau di omongin"ucap Dewi bingung.
Dewi tidak menjawab teriakan Herman, ia tetap melanjutkan aktivitas untuk bersiap berangkat kuliah.
Tanpa menunggu lama Dewi langsung turun kemeja makan, disana sudh ada Herman, Dinda dan juga Ririn, mereka menunggu kedatangan Dewi.
"duduk disini, kita makan, sudh jarang kan kita sarapan bersama "ucap Herman
"bukan jarang, tapi tidak pernah"batin Dewi sambil menjalan menuju kursi kosong.
Sejenak Dewi menatap ayah dan juga mamanya bergantian, pikirnya kejutan apa lagi yang akan dia terima di pagi ini, bentakan bentuk apa lagi yang akan dia terima di pagi ini, bukan kah selama ini orang tuanya selalu masa bodoh dengan kehidupannya.
"wi, knp bengong, ayo makan, emng kamu ngk kuliah"ucap Ririn menyadari kebengongan Dewi.
"ehh iyh...iyh ma..Dewi makan"ucap Dewisedkiy gugup dan bingung.
setelah selesai makan Dewi hendak membereskan bekas makan mereka, tapi langsung dilarang Herman.
"biarkan bibi yang membereskan, duduk disitu"ucap Herman menghentikan pergerakan dewi.
"ngimna kuliah kamu..?apa ada kesulitan..?"tanya Herman.
"kuliah Dewi aman yah, masih berjalan sewajarnya, ada apa iyh, kok tumben ayah mau ngajak Dewi mengobrol..?apa Dewi melakukan kesalahan lagi..?"ucap Dewi langsung to the point', karna pada dasarnya ia tidak suka basa basi.
"kamu akan segera ayah jodohkan dengan teman bisnis papa, dan ayah tidak mau dengar kata penolakkan"ucap Herman.
Duarrrrrrrr
Mendengar ucapan ayahnya Dewi seperti di sambar petir dibawah teriknya matahari, sejenak ia menatap ayahnya seakan meminta bahwa ayahnya hanya bercanda.
"kamu hari ini tidak usah berangkat bekerja, nanti malam kamu akan langsung bertemu dengan calon suamimu, gaun dan segalanya akan di atur smaa mama"ucap Herman.
"maksud ayah apa..?menjodohkan Dewi seenak jidat, tanpa menunggu persetujuan dari Dewi"ucap Dewi kesal.
"apa tujuan ayah menjodohkan aku, emang ini zaman siti Nurhaliza"ucap Dewi.
"perusahaan ayah hampir bangkrut, jadi teman bisnis ayah menyunting dana dengan syarat ayah harus menikahkan salah satu putri ayah"ucap Herman
"tapi kenapa harus Dewi yah, kan masih ada Dinda, lagian Dinda itu putri kesayangan ayah"ucap Dewi menaikan satu tingkat suaranya.
"Dinda masih terlalu mudah untuk menikah, lagian dia masih punya masa depan yang panjang"ucap Ririn membuka suara.
"jadi maksud mama Dewi ngk punya masa depan ngituh, cuma Dinda aja yang punya masa depan"teriak Dewi.
"kan teman bisnis ayah lebih memilih kamu, putri pertama di keluarga ini, dan itu sudh menjadi tanggung jawab mu sebagai putri pertama di keluarga ini"ucap Herman
"tap kenapa ayah tidak meminta persetujuan duluh sama Dewi,"
"ayah tidak perlu meminta persetujuan Kamu, kamu anak ayah, sudah seharusnya ayah mengantur kamu"ucap Herman
"disaat seperti ini ayah mengakui aku sebagai anak, selama ini kemana aja yah, disaat kejayaan kalian mulai merosot baru kalian mengakui aku sebagai putri pertama di keluarga ini, lucu iyh, bahkan selama ini kalian pernah ngk urusin Dewi, kalian pernah
khawatirin dewi, bahkan dari hal sekecil apapun yang terjadi dalam hidup dewi kalian ngk pernah peduli, apa masalah Dewi dikampus, apa keperluan Dewi selama ini kalian tidak pernah perduli"teriak dewi mengeluarkan semua unet2nya selama ini.
"tapi kenapa disaat seperti ini kalian malah minta Dewi menikah demi menyelamatkan perusahaan, asal ayah tau, sedikit pun Dewi tidak pernh pakai uang ayah, bahkan untuk membiayai pendidikan Dewi dari zaman duluh adalah bi Sumi, jadi kalian tidak ada hak untuk mengatur dewi"teriak Dewi.
"kurangi suaramu Dewi, ini yang kamu pelajari selama kuliah, kamu sudh tidur dirumah ini, sudh waktunya kamu membayar semua ini, dan sudah waktunya kamu membayar jasa orang tua kamu"ucap Ririn
"ahh jasa orang tua mama bilang, bahkan Dewi lupa kapan terakhir Dewi merasakan kasih sayang orang tua,"ucap Dewi tersenyum getir.
"pokoknya Dewi tidak mau menerima perjodohan ini, suruh Dinda yang berbakti pada kalian, karna pada dasarnya hanya Dinda anak di keluarga ini"ucap Dewi berjalan meninggalkan meja makan.
"Dewi Sartika Gabriela Adijaya kalau kamu tidak mau di jodohkan, hitungan menit restoran tempat kamu bekerja akan saya hancurkan sampai ke akar-akarnya"teriak Herman.
Mendengar hal itu, langkah Dewi berhenti sejenak, lalu berjalan balik badan badan menatap ayahnya.
"ayah jahat, Dewi berharap cuma ayah laki-laki terjahat yang pernah Dewi kenal seumur hidup dewi, lakukan apa yang ingin ayah lakukan, sampai ayah puas..menikah!! dijodohkan!! lakukan yah,Dewi akan menurut"ucap Dewi.
"tapi ingat nyah, kejadian hari tidak akan Dewi lupakan seumur hidup dewi, Dewi udh terlalu muak dengan semua ini, Dewi berangkat"ucap Dewi berlari meninggalkan meja makan.
Terimakasih 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Sindy Novianti
perbaiki lagi penulisannya,
2023-01-25
2