Saat ini Kevin kembali ke kantor, ia akan bersiap-siap untuk melakukan meeting bersama Herman, ia kan bersikap prihatin kepada Herman guna melancarkan rencananya yang sedari duluh ia rencanakan.
Sampai di kantor seperti biasa Kevin akan selalu memasang wajah dinginnya, tak lupa ia menyematkan tatapan tajamnya.
"Daffa siapkan dokumen sekrng, suruh pihak mereka kalau saya ingin melakukan pertemuan sekrng"
"baik tuan, dokumen sudah syaa siapkan, tiga puluh menit lagi kita akan berangkat ke restoran *****"
"tidak perlu menunggu tiga puluh menit, kita berangkat sekrang"
"baik tuan, mari, mobil sudh saya siapkan"
Kini Kevin sedang perjalanan menuju restoran tempat mereka pertemuan.
"kamu sudh siapkan syarat yang saya minta kan, jangan sampai ada poin yang merugikan kita.."
"sudah tuan, saya pastikan tidak ada poin yang merugikan kita"
Kevin dan Daffa sudah sampai di restoran tempat mereka melakukan janji, mereka langsung berjalan menuju ruangan VIP, disana sudh ada Herman dan juga asistennya menunggu mereka.
"selamat sore tuan Kevin, senang bertemu dengan anda"ucap Herman berdiri menyambut kedatangan kevin
"hmm" jawab Kevin
"sebelum kita makan duluh, baru membicarakan perihal kerja sama kita" ucap Herman sekedar mengurangi kecangguan
"silakan" jawab Kevin tersenyum tipis
"pelayan.." teriak Herman
Seorang pelayan memasuki ruangan itu, sejenak ia memandang wajah yang ada di ruangan itu, ia terkejut bukan main, ia tidak pernh kepikiran akan melayani ayahnya sendiri.
"tenang Dewi, semua akan baik-baik saja"guman Dewi menangkan jantungnya.
Lain hal Dewi, Herman terlihat biasa saja, tidak terkejut, ia seakan tidak mengenali Dewi saat ini, ia terlihat biasa saja di depan Dewi dan Kevin, sedangkan Kevin sedikit terkejut mengetahui Dewi bekerja di restoran itu, tapi segera menyembunyikan keterkejutan lalu ia tersenyum licik.
"selamat sore menjelang malam tuan, ini buku menunya"ucap Dewi sedikit gugup.
"saya pesan makanan berat di restoran ini"ucap Kevin tanpa membuka buku menujunya.
"saya makanan ringan saja"ucap Herman.
"baik pak, pesanan sudh saya catat, mohon di tunggu sebentar, permisi"ucap Dewi gugup.
"bisa-bisanya anak sendiri tidak di hiraukan, dasar manusia ngk punya ot*k"batin Kevin
"kasihan nona ini, orang tua pengusaha tapi harus bekerja keras"batin Raffa
Setelah sepuluh menit menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang, Dewi dengan hati-hati meletakkan setiap pesanan diatas meja, sebisa mungkin ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun.
"pesanan sudh semua tuan, selamat menikmati mohon maaf jika ada yang kurang"ucap Dewi tersenyum semanis mungkin.
Sejenak Kevin menatap senyum manis Dewi, untuk sepersekian detik nya ia terpana, senyum manis Dewi yang di lapisi dengan lesung pipi di kedua pipinya.
Setelah dirasa tidak ada yang kurang Dewi langsung undur diri, ia bersyukur semesta berpihak kepadanya karna ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun.
Kini pihak Kevin dan pihak Herman melakukan diskusi tentang kerja sama mereka, Herman sangat berharap Kevin mau membantu perusahaanya saat ini.
"begini tuan, sebelmnya pihak kami akan menyunting dana kepada perusahaan anda sebesar 80% dan pihak kamu juga akan menerima kerjasama yang pihak kalian ajukan, dan sekrang kita akan melakukan tanda tangan kontrak"ucap Daffa dingin.
mendengar hal itu sejenak Herman bisa bernapas lega, ia seakan mendapat angin segar malam ini, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, mendapat penyuntingan dana dan mendapat menantu kaya raya.
"Tapi sebelmnya kami ada sedikit syarat, yang kami pikir kalian tidak akan merasa kesulitan mengabulkannya"ucap Kevin.
"baik tuan, apa syarat, sebisa mungkin pihak kami akan mengabulkannya"
"bukan pihak kalian pak Herman, tapi pak Herman sendiri"
"saya ingin menikahi salah satu putri anda,"ucap Kevin menatap Herman.
"tapi tuan putri saya masih SMA, dan ia masih terlalu mudah untuk menikah tuan"
"bukannya putri anda ada dua, dan saya mau putri pertama anda"
"ohh baik tuan, itu tidak sulit bagi saya, saya akan serahkan putri pertama saya kepada anda, asal bisa memperlancar kerja sama kita"
"baik, saya harap dalam waktu dekat syaa bisa bertemu empat mata kepada putri anda, saya harap anda tidak akan mengecewakan saya"
"baik tuan, terimaksih atas waktunya"
"akhirnya perusahaan saya terselamatkan juga, saya akan memaksa Dewi untuk menikahi Kevin, selain mendapat penyuntikan dana saya juga mendapat menantu kaya raya"batin Herman tersenyum bahagia.
Saat ini Herman sedang berdiskusi dengan istrinya, ia juga sudh menceritakan tentang perusahaan yang sedang diambang kehancuran.
"apa Dinda mau dijodohkan yah..?"tanya Ririn
"bukan Dinda sayang, tapi Dewi, aku juga tidak mau Dinda menikah sama Kevin yang mempunyai sikap kejam itu"
"baik yah, besok pagi kita bicarakan smaa Dewi, mungkin hari ini ia belum pulang"
Sedangkan ditempat lain, dewi saat ini telah menyelesaikan jam kerjanya dengan baik, saat ini ia akan bersiap-siap mau pulang, karna hari ini sangat melelahkan baginya, dan ia butuh air dingin untuk menyegarkan badan dan otakknya.
Saat ini Dewi sedang menunggu taksi di pinggir jalan, sesekali ia melirik jam yang melingkar ditangannya
"udah jam set dua belas, fix manjat gerbang lagi ini"batin Dewi
"ehh Dewi, mau pulang iyah, smaa kita aja sekalian diantar"ucap Remon tersenyum ramah kepada Dewi, yang kebetulan Kevin, Ryo dan Remon baru pulang nongkrong dan satu mobil.
"maksih, saya naik taxsi aja"ucap Dewi tersenyum manis, dan lagi-lagi memperlihatkan lesung pipinya.
"ngk ada taksi jam segini wi, ikut aja"ucap Ryo
"itu ada taksi, maksih tawarannya saya duluan"ucap Dewi
"Dewi...gue bisa pinjam lesung pipi kamu kah, manis banget"teriak Remon yang membuat langkah Dewi terhenti.
"lesung pipinya sudh nempel dari sananya, jadi ngk bisa di cabut lagi"ucap Dewi tersenyum tipis menatap mereka, untuk sepersekian detiknya tatapan Dewi dan Kevin saling bertemu, Kevin yang menatap Dewi dengan tatapan penuh arti, tapi Dewi langsung memutuskan tatapan itu secara sepihak, lalu ia menaiki taksi
"gue baru sadar kalau Dewi punya lesung pipi bah,"ucap Remon
"ikuti taksi Dewi Mon"ucap Kevin,
"kita cuma pastikan aja gadis itu sampai ke rumahnya dengan selamat"jelas Kevin, supaya temannya tidak salah paham.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Lisa Z
pak tua matre ternyata ckck
2022-06-03
1
Lisa Z
eh kok tau anaknya??
2022-06-03
0
Duyung kesayangan
Aku mampir kak.
salam dari cinta berbeda keyakinan
2022-04-29
0