Setelah di rawat dirumah sakit, seperti janji Rangga tadi malam, pagi ini Dewi sudh bisa pulang kerumah mengingat kondisinya sudh mulai membaik.
Sepertinya pagi ini Dewi akan mengalami sedikit kecewa, karna Rangga tidak bisa mengantar dia balik kerumah, karna ada jadwal operasi mendadak.
Tapi Dewi tidak pulang sendiri dan tidak pulang naik taksi juga, sepertiny Kevin mengetahui kalau Dewi akan keluar dari rumah sakit, sehingga ia mengutus Daffa untuk menjemput Dewi.
"sampai dirumah istirahat, cuti dulh kerja dan secepatnya aku akan datang kerumahmu iyh, maaf ngk bisa ngantar"ucap Rangga mengelus rambut Dewi
"iyh ngk papa ga, kamu yang semangat kerjanya, aku balik iyh"ucap Dewi lembut, tidak dapat di pungkiri Dewi sangat berharap kalau Rangga akan mengantar dia pulang kerumah, tapi keadaan berkata lain, jadi Dewi tidak bisa berbuat apa-apa.
"mari nona, saya akan mengantar sampai kerumah"ucap Daffa.
"saya aja yang buka Daf, saya masih bisa kok"ucap Dewi mencengah Daffa yang hendak membuka pintu mobil kepadanya, sedangkan daffa hanya mengangguk.
"aku pulang, assalamualaikum"ucap Dewi kepada Rangga sambil masuk dalam mobil.
"walaikumsalam syaang, pak Daffa hati-hati bawah mobilnya, syaa titip dewi iyh"ucap Rangga sedangkan daffa hanya mengangguk.
Di dalam mobil Dewi hanya diam saja, tidak ada percakapan antara Dewi dan Daffa, tidak tau kenapa ketika melihat wajah Daffa maka secara tidak langsung Dewi akan teringat juga dengan wajah Kevin, atau mungkin karna Daffa adalah asisten pribadi Kevin.
"kak Daffa, sebelm kerumah kita bisa mampir ke makam ******* kah..?"tanya Dewi
"bisa nona, akan saya antarkan kesna"ucap Daffa.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 15 akhir Daffa dan Dewi sudah sampai disebuah pemakaman yang ada dikota itu.
"kak Daffa tungguh disini aja, Dewi cuma sebentar aja"ucap Dewi sambil turun dari mobil tanpa menunggu jawaban Daffa.
Setelah berjalan kurang lebih 100 meter dari parkiran kini Dewi sudh sampai disebuah kuburan yang sudah ditumbuhi beberapa rumput liar, mungkin penjaga kuburan tidak sempat mengurus makam tersebut.
"Hay ma, Dewi datang lagi, maaf iyh akhir-akhir ini Dewi jarang mengunjungin mama"lirih Dewi sambil membersihkan dedaunan yang ada diatas batu nisang.
"ma..Dewi kangen banget sama mama, Dewi pengeng cerita banyak smaa mama, pengeng peluk mama, Dewi kangen sama masakan mama, Dewi kangen smaa teriakan mama, Dewi kangen segalanya tentang mama"ucap Dewi lirih.
"mama tau ngk, besok Dewi akan segera menikah, tapi ma.....Dewi dipaksa menikah untuk menyelamatkan kan perusahaan ayah, asal mama tau disaat-saat seperti ini aku butuh pundak mama untuk bersandar, tapi semoga kelak pundak suami Dewi bisa menggantikan pundak mama, doakan Dewi iyh ma"ucap Dewi lirih sambil menahan laju air matanya.
"ma Dewi kesini hanya minta doa restu dari mama, restui Dewi untuk menikah ma, walaupun bukan smaa laki-laki yang Dewi cintai"ucap Dewi.
"Dewi pulang dulu ma,,, mama bahagia disana dan Dewi juga akan mencari kebahagian Dewi disini"ucap Dewi
Setelah memanjatkan beberapa kata doa, akhirnya Dewi meninggal kan pemakaman ibunya dengan hati mulai membaik, tidak dapat di pungkiri ketika keadaan Dewi berada dititik terendah Dewi selalu mengunjungi makam ibunya, bercerita tentang masalahnya tak jarang Dewi selalu minta saran kemana mamanya, tak dapat di pungkiri jika penjaga makam menganggap Dewi adalah gadis strees, karna selalu bercerita dengan kuburan.
Sesampai dirumah seperti biasa Dewi tidak disambut oleh siapapun, meskipun Dewi tidak berharap banyak akan hal itu, tapi tidak dapat di bohongi kalau hati kecil Dewi menginginkan keluarganya bersikap hangat kepadanya apalagi disaat-saat terakhir ia berada dirumah ini, karna tidak dapat di tolak kalau Dewi akan tinggal bersama Kevin setelah menikah.
Dewi langsung berjalan menuju kamarnya, sampai dikamar betapa terkejutnya Dewi ketika melihat satu set baju pernikahan sudh ada di kamarnya, seketika air matanya lolos begitu saja, harusnya ia menikah dengan laki-laki yang dia cintai yaitu Rangga, jika memang ingin menikah harusnya Dewi sibuk mengurusi pernikahannya.
Tapi apa boleh buat, disaat menjelang hari pernikahannya Dewi hanya bisa menangis dan menangis, meratapi perjalanan hidupnya, sesekali ia membayangkan bagaimana cara ia menjalan rumah tangga tanpa ada cinta, bagaimana ia melayani suami yang tidak Dewi cintai.
"apa ini saat"guman Dewi sambil berjaln kearah balkon kamarnya, sejenak Dewi menatap kearah bawah, disna dapat ia lihat beberapa petugas sedang disibukkan menghias rumahnya.
"ibu Dewi harus gapain sekarang, Dewi belm siap bu, Dewi belm siap untuk kembali menderita karena pernikahan paksa ini"batin Dewi menjerit.
Sesekali Dewi menatap kebawah balkon, dalam pikiran terselib ingin mengakhiri hidupnya, tapi lagi-lagi itu semua ia tepis, Karna ia berpikir dengan ia meninggal tidak akan menyelesaikan masalah.
"maaf aku ga, aku menghianati hubungan kita, semoga suatu saat kamu dapat mengerti dengan kondisiku"guman Dewi.
Lagi-lagi rasa bersalah itu muncul kembali ketika mengingat wajah Rangga, laki-laki yang selalu ada buat dia ketika susah mau pun senang, satu-satunya laki-laki yang Dewi anggap sebagai laki-laki terbaik yang pernh Dewi kenal, seketika masa-masa kebersamaan mereka terlintas dipikiran Dewi, mulai dari mereka pdkt hingga pacaran, semua Dewi bayangkan, seketika wajah Dewi berubah merah ketika ia mengingat Rangga menembak Dewi dihadapan teman-teman rangga.
"kak dewi udh baikan kan, "ucap Dinda membubarkan lamunan Dewi.
"ahh iyh, kenapa tadi..?"tanya Dewi kelagapan
"lupakan, oiyah kah, ini ada baju dikirim sama sekretaris suami kak."ucap Dinda
"kak Dewi, maaf iyh Dinda belm bisa berbuat apa-apa, Dinda ngk bisa mengeluarkan kakak dari pernikahan konyol ini"lirih Dinda.
"maaf kak, selama ini Dinda belm bisa menjadi adek yang baik buat kakak, maaf juga ketika sikap Dinda selalu judes ketika di depan ayah sama mama"ucap Dinda menatap ke depan.
"tapi Dinda harap , dengan pernikahan ini kakak jangan membenci ayah atau mama iyh, dan Dinda juga berharap dengan pernikahan ini kakak menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dirumah tangga Kaka nanti"ucap Dinda langsung memeluknya erat Dewi, untuk pertama kalinya Dinda memeluk Dewi,
"harus begitu Din, tapi itu semua tidak akan terjadi, tidak akan ada kebahagian dirumah tangga kakak, "batin Dewi menjerit.
"sejak kapan Adek kakak yang judes ini menjadi melow kayak gini, Ayolah Din, kakak aja bahagia dengan semua ini, kamu tenang aja kakak akan bahagian dengan pernikahan ini,suami kakak baik kok"ucap Dewi tersenyum manis, ia masih bersyukur dibalik judesnya Dinda ia masih bisa rasakan perhatian Dinda yang tulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments