20. Rumah sakit cinta

Pendarahan di lengan Chalodra semakin deras saat menuju rumah sakit. Hendery memeluk erat tubuh istrinya yang terkulai lemas di pangkuannya. Tidak ada suara sirine, sebab mereka menaiki mobil Hendery, dengan Taka yang menyetir.

Mata Hendery yang memerah masih ada, dia merasakan benci pada Anggara, yang menembak putrinya sendiri, meski tidak sengaja. Hendery sesekali membelai pipi mulus Chalodra, menatap Chalodra yang tertidur dengan pulas. Ah, bukan tidur tapi pingsan.

Chalodra langsung dibawa ke ruang UGD. Seorang perawat menghentikan Hendery saat laki-laki itu ingin masuk. "Maaf, Bapak dilarang masuk. Silakan tunggu di luar!" Setelah itu, perawat itu masuk.

Kaki panjang Hendery seakan kehilangan tulang, tubuhnya ambruk ke lantai membuat Taka memeluknya dari samping. "Kak," panggil Taka lirih.

Air mata Hendery tidak berhenti meneteskan kepedihan. Napasnya tersengal-sengal karena sudah terisak. "Aku lemah jika sudah seperti ini," kata Hendery.

Taka mengangguk paham, memang kakaknya sangat lemah melihat perempuan yang mengeluarkan darah, sebab sering melihat sang ibu menangis karena terluka. Tidak tahu karena apa. "Kita duduk dan doakan Kak Chalodra, ya?"

Taka menuntun Hendery ke kursi dekat ruang UGD. Sebagai seorang anak bungsu, Hendery merupakan orang terpenting di hidup Taka, yang kedua adalah Tivani, kakak perempuannya. Melihat Hendery yang seperti itu, Taka menjadi iba.

Pintu itu masih belum terbuka, menandakan dokter bersama perawat masih menangani Chalodra. Hingga Anggara datang bersama Ratu. Hendery menyambut dengan tidak suka dengan kedatangan Anggara, mengingat dia penyebab ini semua.

"Bagaimana keadaan Chalodra?" tanya Ratu pada Hendery.

"Apa kau tidak bisa melihat? Chalodra masih ditangani dokter," jawab Hendery tanpa menatap netra Ratu sedikit pun.

Ratu menghela napas panjang, mengerti bahwa Hendery sama terpukulnya seperti dirinya. Ratu memilih duduk di samping Taka, lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan telapak tangannya. Sedangkan Anggara hanya berdiam diri di kursi yang berjarak dengan yang lain, dengan sorot mata penuh penyesalan.

Lagi dan lagi, ketika Hendery mengangkat pandangannya, pintu masih tertutup, membuat dirinya menghembuskan napas panjang.

"Kak, sabar sebentar, ya?" ujar Taka melihat Hendery. Hendery itu hanya mengangguk singkat.

Lama, sekitar setengah jam dokter baru keluar dengan binar di matanya, membuat mereka berdiri menghampiri dokter. Berharap, mendapatkan kabar baik. "Bagaimana keadaan istri saya, Dokter Hiro?" tanya Hendery.

Dokter Hiro, kenalan Hendery saat dirinya pernah dirawat dokter itu, semasa mengalami depresi berat. Dokter Hiro tersenyum lebar. "Pendarahannya lumayan hebat dan luka tembakannya juga dalam. Beruntung, kami bisa mengambil pelurunya dan menghentikan pendarahannya," jelas Dokter Hiro.

Hendery menghembuskan napas panjang, jantung yang berdebar sekarang sudah berdetak santai. Sama seperti Taka dan Ratu. Anggara di belakang mereka, menundukkan kepala dalam, akan meminta maaf pada Chalodra.

"Karena operasinya sudah selesai, bisa dipindahkan di ruang rawat. Tapi, istri kamu masih belum sadarkan diri," sambung Dokter Hiro.

"Terima kasih, Dokter!" ujar Hendery.

"Administrasinya bisa dilakukan segera, juga untuk memilih ruang inap." Mendapat anggukan dari semua, Dokter Hiro melenggang pergi seraya melepaskan sarung tangan.

Hendery kembali menghembuskan napas panjang, Taka menepuk pundaknya membuat Hendery mendongak. "Aku urus pembayarannya dulu, ya?" ucap Taka.

"Ruang inapnya, VIP, ya!" pinta Hendery dengan senyum tipisnya. Taka mengangguk, lalu melenggang meninggalkan Hendery.

Sebelum pergi, Taka mengentikan langkah di samping Anggara. "Lebih baik Anda pergi sekarang. Emosi Kak Hendery sedang tidak stabil. Jika memaksa, Anda tahu akibatnya," kata Taka.

Anggara mengangguk paham, Taka kembali melangkahkan kakinya. Benar juga kata Taka, lebih baik dirinya kembali besok pagi.

Brankar itu membawa Chalodra yang tak sadarkan diri menuju lantai atas dengan sebuah lift. Hendery mengikuti langkah mereka, sambil sesekali mengulas senyum melihat istrinya.

Lengan kiri Chalodra telah diperban. Perempuan itu masih belum sadar. Selimut rumah sakit menutupi tubuh Chalodra hingga perut. Chalodra mengenakan baju khusus dengan lengan pendek. Pandangan Hendery tidak lepas dari istrinya.

Hendery menarik napas dalam, lalu dihembuskannya perlahan. "Cha, bangun!" pintanya dengan suara berat yang begitu pelan. Tangannya menggenggam erat telapak kanan Chalodra. Sekarang, hanya ada dirinya dan Chalodra, berdua.

Ratu tadi berpamitan pulang, akan kembali besok pagi. Taka juga berpamitan pulang setelah mengurus administrasi. Anggara? Dia tidak ingin membuat ribut dan memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan.

Malam hari begitu menusuk tulang Hendery. Berkali-kali dia menguap, merasakan kantuk. Saat hendak menyandarkan kepalanya di tangan Chalodra, jemari yang diganggam Hendery bergerak mengelus dengan lembut. Hendery melihat Chalodra yang masih tertidur pulas. "Cha?" panggilnya untuk memastikan.

Hendery mendekat, mengamati pergerakan di wajah Chalodra. Bola mata yang tertutupi kelopak terlihat bergerak. Bibir Chalodra seakan mendesis. Hingga, Chalodra membuka mata perlahan dan mendapati cahaya teras.

Kepalanya terasa berat dan tangan yang perih. Chalodra membuka mata, ruangan putih dan lampu menyala. Chalodra mendapati Hendery yang tersenyum tipis ke arahnya. Chalodra bisa melihat, manik Hendery berkaca-kaca. "Mas," lirih Chalodra.

"Cha, kamu sudah siuman?" Terasa berada di hamparan bunga, Hendery merasakan dirinya terbang ke awan.

"Aku gak apa-apa kok, Mas."

"Kamu lapar? Mau makan?" tawar Hendery beranjak, membuka pintu nakas. Dia mengeluarkan sebuah kotak berisi bubur, yang diberikan pihak rumah sakit tadi.

"Aku lapar. Dari tadi belum makan." Chalodra mengerucutkan bibirnya, membuat Hendery dengan semangat menyuapi Chalodra.

Sedikit demi sedikit, bubur di mangkok itu habis. Hendery memberikan segelas air, lalu Chalodra meminumnya hingga habis. Hendery tersenyum senang melihat Chalodra kenyang.

"Mas, dingin," ucap Chalodra pada Hendery.

Hendery berdiri, mengambil remote AC di atas nakas. "Aku matikan."

"Sudah tidak dingin?" tanya Hendery. Chalodra menggeleng. Hendery kembali duduk, sambil menatap Chalodra dalam. "Kamu tidur lagi, ya!" pintanya.

Chalodra mengangguk. Sebelum pergi, Hendery memberikan ciuman hangat di kening Chalodra, lalu membaringkan tubuhnya di sofa panjang, di sudut ruangan.

Chalodra memejamkan matanya, setelah makan dan kenyang, rasa kantuk itu datang. Apalagi dirinya habis minum obat. Padahal Chalodra tidak sadarkan diri hampir dua jam. Namun, hawa dingin kembali menusuk, membuat bulu tubuhnya berdiri.

Chalodra membuka mata, mengedarkan mata. Terlihat Hendery memejamkan mata di sebelah sana. Chalodra beralih, pada kaca yang mengarah di luar ruangan. Sekelebat bayangan hitam sukses membuat Chalodra berteriak. "MAS!"

Hendery langsung terbangun, lalu menghampiri Chalodra. "Ada apa, Cha?" tanya Hendery khawatir melihat pundak Chalodra naik turun.

"Hantu," ucap Chalodra, dengan sembunyi-sembunyi menunjuk jendela.

Jendela itu terbuat dari kaca yang tidak bisa dilihat dari luar. Ada tirai biru, yang sedikit terbuka. Hendery berjalan untuk menutupnya, lalu kembali memeluk Chalodra.

Tubuh Chalodra bergetar hebat. Sungguh! Dirinya melihat bayangan hitam itu. Napas Chalodra memburu, dia menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan hangat Hendery. Tercium bau wangi dari tubuh suaminya itu.

Hendery mengelus lembut rambut Chalodra. "Mungkin, ini karena obatnya, Cha. Kamu jadi halusinasi," kata Hendery untuk menenangkan Chalodra. Dia melepaskan pelukan itu, menangkup pipi Chalodra. "Sekarang tidur!" Hendery melangkah, tangannya ditahan Chalodra.

"Takut," ucap Chalodra. Wajahnya terlihat begitu ketakutan, apa benar itu hantu. "Temani tidur!"

"Cha, ini tidak sedang di rumah. Tempat tidurnya kecil," jawab Hendery menolak. "Nanti terkena luka kamu, bagaimana?"

"Sudah tidak sakit. Temani tidur, Mas! Di sebelah kanan, supaya tidak terkena tanganku!".

"Cha ...."

Belum selesai Hendery berucap, Chalodra memotongnya. Perempuan imut itu menggembungkan pipinya. "Dingin, Chalodra butuh pelukan!"

Sekarang, Hendery yang terkejut seperti melihat hantu. Sebenarnya, laki-laki itu tidak merasa keberatan, apalagi saat hawa dingin seperti ini. "Oke."

Chalodra bertepuk tangan kecil. "Geser!" pinta Hendery. Chalodra sedikit bergeser, memberikan ruang untuk Hendery. Chalodra itu kuat, dia tidak merasakan nyeri sedikit pun di lengannya.

"Peluk!" Chalodra membuka mimik wajah lucu, membuat gengsi Hendery hilang.

Hendery membawa tubuh kecil Chalodra ke dalam dekapannya, memberi kehangatan di tengah hawa dingin ini. Chalodra merasakan benda berada di atas kepalanya. Hendery mencium pucuk kening Chalodra dengan sangat lama.

Keduanya perlahan memejamkan mata dan saling memeluk dengan erat.

Episodes
1 1. Pernikahan dadakan
2 2. Jalinan tanpa hati
3 3. Sebuah tugas
4 4. Pertempuran kamar
5 5. Sikapnya mirip bunglon
6 6. Perempuan lain?!
7 7. Gara-gara tikus
8 8. Tamu?!
9 9. Mahkota milik Hendery
10 10. Mulai berubah
11 11. Sebuah kenyataan
12 12. Panik lah
13 13. Pukul 9
14 14. Kenapa dia kabur?
15 15. Kasar!
16 16. Gara-gara rokok
17 17. Diskon
18 18. Pertunangan Tivani
19 19. Perusak suasana
20 20. Rumah sakit cinta
21 21. Mantan kekasih
22 22. Pulang
23 23. Guyuran hujan
24 24. Kabar
25 25. Ditutup
26 26. Istana baru
27 27. Hantu televisi
28 28. Roti gosong
29 29. Penyusup!
30 30. Pesta Silvia
31 31. Interogasi
32 32. Bertamu
33 33. Berpindah tempat
34 34. Mimpi buruk
35 35. Kebenaran
36 36. Papa Hendery
37 37. Memperbaiki hubungan
38 38. Gembel kaya
39 39. Bi Aya
40 40. Milik Chalodra
41 41. Pinky Hendery
42 42. Kantor
43 43. Dinner
44 44. Berkebun
45 45. Luka
46 46. Bayinya rewel
47 47. Taka pencuri
48 48. Kehilangan berlian
49 49. Memulai segalanya
50 50. Gadis kecil
51 51. Malam ketakutan
52 52. Nasehat
53 53. Taka cinta kuning
54 54. Kedatangan Ibu
55 55. Gara-gara Tante
56 56. Modus Hendery
57 57. Cha marah!
58 58. Niat terselubung
59 59. Curhatan pria
60 60. Nona Chalodra
61 61. Egry?
62 62. Jangan keluar rumah!
63 63. Kue
64 64. Suami Chalodra yang aneh
65 65. Teman lama Cha
66 66. Bunga Nona Chalodra
67 67. Chalodra bosan
68 68. Dipermalukan
69 69. Hendery sudah rindu
70 70. Kejutan!
71 71. Kejutan yang hancur
72 72. Duka Chalodra
73 73. Dendam Pras
74 74. Mama
75 New Couple
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pernikahan dadakan
2
2. Jalinan tanpa hati
3
3. Sebuah tugas
4
4. Pertempuran kamar
5
5. Sikapnya mirip bunglon
6
6. Perempuan lain?!
7
7. Gara-gara tikus
8
8. Tamu?!
9
9. Mahkota milik Hendery
10
10. Mulai berubah
11
11. Sebuah kenyataan
12
12. Panik lah
13
13. Pukul 9
14
14. Kenapa dia kabur?
15
15. Kasar!
16
16. Gara-gara rokok
17
17. Diskon
18
18. Pertunangan Tivani
19
19. Perusak suasana
20
20. Rumah sakit cinta
21
21. Mantan kekasih
22
22. Pulang
23
23. Guyuran hujan
24
24. Kabar
25
25. Ditutup
26
26. Istana baru
27
27. Hantu televisi
28
28. Roti gosong
29
29. Penyusup!
30
30. Pesta Silvia
31
31. Interogasi
32
32. Bertamu
33
33. Berpindah tempat
34
34. Mimpi buruk
35
35. Kebenaran
36
36. Papa Hendery
37
37. Memperbaiki hubungan
38
38. Gembel kaya
39
39. Bi Aya
40
40. Milik Chalodra
41
41. Pinky Hendery
42
42. Kantor
43
43. Dinner
44
44. Berkebun
45
45. Luka
46
46. Bayinya rewel
47
47. Taka pencuri
48
48. Kehilangan berlian
49
49. Memulai segalanya
50
50. Gadis kecil
51
51. Malam ketakutan
52
52. Nasehat
53
53. Taka cinta kuning
54
54. Kedatangan Ibu
55
55. Gara-gara Tante
56
56. Modus Hendery
57
57. Cha marah!
58
58. Niat terselubung
59
59. Curhatan pria
60
60. Nona Chalodra
61
61. Egry?
62
62. Jangan keluar rumah!
63
63. Kue
64
64. Suami Chalodra yang aneh
65
65. Teman lama Cha
66
66. Bunga Nona Chalodra
67
67. Chalodra bosan
68
68. Dipermalukan
69
69. Hendery sudah rindu
70
70. Kejutan!
71
71. Kejutan yang hancur
72
72. Duka Chalodra
73
73. Dendam Pras
74
74. Mama
75
New Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!