14. Kenapa dia kabur?

Hari-hari Chalodra tidak lepas dari kata bosan. Perempuan berambut panjang itu berulang kali menghembuskan napas berat. Chalodra membiarkan angin menerpa wajahnya, sinar matahari membuat matanya sedikit menyipit. Chalodra tengah berdiri di balkon.

Chalodra berjongkok, memainkan bunga mawar putih yang semalam dibeli Hendery untuk dirinya. Setidaknya, Chalodra punya teman sekarang. Apalagi handphonenya berada di tangan suaminya. Tubuh Chalodra memang hidup, tetapi tidak dengan jiwanya.

Rasanya Chalodra ingin lompat dari atas sini sekarang juga, lalu berlari jauh dari kediaman Hendery. Cinta? Bahkan Chalodra tidak merasakan itu meski sudah menikah hampir tiga bulan. Memang, Chalodra sudah menjadi milik Hendery, tetapi tidak dengan hatinya.

"Egry, Atha kangen," gumam Chalodra. Sorot matanya penuh luka, laki-laki itu selalu diingatnya setiap saat. Hanya Egry, yang mengerti perasaannya.

Laki-laki yang menjadi kekasihnya sejak menduduki bangku SMA, hingga memasuki dunia perkuliahan pun masih menjalin hubungan. Cinta pertama Chalodra dan Chalodra cinta pertama Egry. Mereka bahkan tidak pernah bertengkar melebihi 24 jam. Egry sangat mengerti perasaannya.

Chalodra menegakkan tubuhnya, kembali melihat jalan di samping rumah Hendery. Namun, seorang laki-laki yang sangat dirindukannya melintas. Chalodra membulatkan mata. "EGRY!" teriak Chalodra memanggil.

Tidak mungkin Egry tidak mendengar teriakan Chalodra yang keras. Chalodra melambaikan tangan tinggi-tinggi ketika melihat Egry mendongak ke atas. "INI ATHA!"

Namun, Egry berlari memasuki mobil hitam yang terparkir. Laki-laki itu seakan tidak mengenal Chalodra. Raut wajah Egry yang ketakutan membuat Chalodra berpikir keras. Kenapa dia kabur dari kekasihnya?

"Egry? Itu kamu." Chalodra menggelengkan kepala, ternyata memang sudah tidak ada yang peduli dengannya. "Kamu sudah tidak sayang aku, Egry." Tubuh Chalodra meluruh ke bawah, bertumpu dengan pagar besi.

Chalodra terduduk di lantai dengan air matanya yang menetes deras. "Ini aku-Atha. Kenapa kamu pergi?"

Chalodra menangis tersedu meratapi nasibnya. Matanya sudah memerah karena tangisnya. Hidung Chalodra seperti badut. Chalodra menenggelamkan wajahnya di sela kaki yang dilipatnya. "Atha gak suka di sini, Egry."

"Chalodra mau pergi."

"CHA!" Bersamaan dengan itu, terdengar suara pintu di buka dengan kasar. Hendery, membuat Chalodra bergegas menghapus sisa air matanya. Chalodra berdiri menghampiri laki-laki itu.

"Mas?" Chalodra memanggil Hendery yang seperti ketakutan itu. "Kenapa?" Hendery memeluk Chalodra erat. Chalodra mendengar jelas detak jantung suaminya itu berdebar hebat. "Mas, kamu kenapa?" tanya Chalodra lagi.

Hendery tidak menjawab, dia menangkup kedua pipi Chalodra. Menyorot perempuan di hadapannya itu dengan khawatir. "Kamu gak kenapa-kenapa kan, Cha?" Suara Hendery terdengar berat dan bergetar. Chalodra menggeleng cepat, lalu meraba wajah suaminya.

Kenapa Hendery seperti dikejar jutaan luka? Dan wajahnya dipenuhi lebam kebiruan. "Mas bertengkar sama siapa?" tanya Chalodra.

Hendery baru ingat, dirinya baru saja adu fisik dengan seseorang. "Luka kecil," balas Hendery. Dia menjauhkan diri dari Chalodra, berjalan ke balkon. Terlihat Hendery mengedarkan pandangan mencari sesuatu.

Semalaman laki-laki itu tidak pulang, karena marah dengan Chalodra. Namun, kemarahan Hendery kepada Chalodra tidak bisa bertahan lama, mengingat ada orang yang ingin membunuh Chalodra.

Tadi, rumahnya terdapat penyusup. Anak buah Hendery yang berjaga pingsan karena menghirup gas tidur. Beruntung, Hendery melihat orang itu dan lengsung menghajarnya, tetapi lawannya memiliki ilmu bela diri melebihi dirinya, membuat Hendery terjatuh.

"Mas," panggil Chalodra sambil menepuk pundak Hendery. "Aku kompres lukanya, ya?" Melihat sorot khawatir di netra Chalodra, Hendery mengangguk.

Chalodra berlari ke dalam, mengambil handuk kecil dari almari, lalu berjalan ke kamar mandi. Chalodra kembali menghampiri Hendery yang sudah duduk di tempat tidur. Dengan lembut, Chalodra mengusap luka suaminya.

Lebam di sudut mata Hendery terlihat begitu menyakitkan di mata Chalodra, tetapi saat Chalodra menyentuhnya, Hendery sama sekali tidak mendesis atau sekadar mengadu kesakitan. Laki-laki itu tetap pada wajah datarnya.

"Mas, tidak perih?" tanya Chalodra.

Hendery menggeleng singkat. Merasa kesal, Chalodra mencoba melayangkan pukulan pada luka di bagian pipi. Hendery memekik, "****!" Chalodra tersentak kaget. "Apa-apaan kamu, Cha?!" tegur Hendery.

"Maaf, kata kamu tidak sakit," ucap Chalodra seraya menunduk. Chalodra menyembunyikan wajah ketakutannya dari amukan Hendery. Ekspresi Hendery menakutkan.

"Lagian, yang namanya luka itu sakit, Cha," tutur Hendery.

Chalodra mengangkat pandangannya. "Tapi, tadi Mas biasa saja."

"Karena ada kamu, apapun itu rasanya manis."

Chalodra membulatkan matanya. Itu tadi sebuah rayuan? "Mas, tadi kamu?"

"Iya, Cha. Meski sakit, kalau ada kamu sakitnya tidak terasa." Hendery mengulas senyum tipis. Membelai lembut pipi Chalodra.

Seperti dikejar hantu, Chalodra merinding merasakan sentuhan Hendery.

Plak

Handuk basah itu sengaja dilempar Chalodra hingga menutupi wajah Hendery. Mungkin, Hendery akan menciumnya detik itu juga karena dia lupa, pintu kamar belum ditutup.

Hendery sontak terkejut dan menegakkan tubuhnya. "Kenapa, Cha?"

"Mas, pintunya," ucap Chalodra masih menunduk.

Hendery melihat pintu itu yang terbuka lebar. Hendery menghela napas gusar, bagaimana bisa dirinya lupa. "Tunggu di sini! Jangan keluar! Mas mau pergi sebentar," cetus Hendery.

Chalodra mengangguk membuat Hendery melangkahkan kaki keluar kamar, tidak lupa menutup pintu agar wanitanya aman.

.....

Chalodra melangkah keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya, yang basah setelah keramas tadi. Akhir-akhir ini, dirinya sering merasakan berat di kepalanya, terlalu banyak hal yang dipikirkan olehnya.

Chalodra mendudukkan tubuhnya di sofa setelah merapikan rambutnya. Tangan kananya meraih remote televisi yang berada di sampingnya. Chalodra pun menyalakan layar gelap itu. Aneh, dia melewati drama dan lebih memilih film kartun.

Chalodra tidak mau tertinggal Naruto yang sekarang tayang dengan season dua, meski Chalodra sudah menonton hampir semua episodenya. Ketampanan Kakashi membuat Chalodra tidak pernah bosan. Bahkan dulu Chalodra berlari seperti Naruto.

Chalodra mendengus kesal, tiba-tiba saja perutnya keroncongan. Cacing-cacing di dalamnya seakan menjerit minta makan. Chalodra memegangi lambungnya yang terasa panas. "Mas Hendery mana, sih?!" cetusnya kesal.

Chalodra melempar remote yang dipegangnya ke sembarang tempat. Untung saja tidak pecah. Chalodra mengambilnya kembali dan mematikan televisi. Chalodra melangkahkan kaki dengan kesal ke arah pintu, lalu mengetuknya, berharap ada yang lewat.

Tok tok tok

"Tolong!" Chalodra sengaja membuat suaranya terdengar seperti orang yang disiksa. "Tolong!"

Bi Aya melotot mendengarnya, dia baru saja dari membersihkan kaca di lantai dua. Bi Aya segera membukanya dengan kunci cadangan yang dibawanya. Hendery memberikannya pada orang kepercayaannya.

Bi Aya bergerak cepat membuka pintu. "Non Chalodra kenapa?" tanya Bi Aya dengan wajah khawatir. Sedangkan Chalodra hanya tersenyum lebar.

"Bi, Chalodra lapar," ujar Chalodra. Wajah melas Chalodra membuat Bi Aya menghembuskan napas panjang.

Bi Aya menggelengkan kepala. "Bibi kira ada apa."

"Chalodra lapar," tukas Chalodra.

"Bukannya dua jam yang lalu sudah makan siang?" tanya Bi Aya mengerutkan dahi.

Chalodra menautkan kedua alisnya, dia baru ingat dua jam yang lalu dirinya makan nasi lauk ayam goreng. "Tapi, Chalodra kok lapar ya, Bi?"

"Ya sudah, Bi Aya ambilkan dulu, ya?" tawar Bi Aya.

Chalodra mengangguk cepat. Bi Aya kembali menutup pintu kamar, ternyata wanita itu sama saja seperti suaminya, mengurungnya di kamar dan tidak mengizinkan keluar.

Chalodra mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Chalodra bingung, kenapa bisa dirinya lapar seperti tidak makan dua minggu? Namun, Chalodra membuang pikiran buruknya jauh-jauh mengingat perutnya memang doyan makan.

Episodes
1 1. Pernikahan dadakan
2 2. Jalinan tanpa hati
3 3. Sebuah tugas
4 4. Pertempuran kamar
5 5. Sikapnya mirip bunglon
6 6. Perempuan lain?!
7 7. Gara-gara tikus
8 8. Tamu?!
9 9. Mahkota milik Hendery
10 10. Mulai berubah
11 11. Sebuah kenyataan
12 12. Panik lah
13 13. Pukul 9
14 14. Kenapa dia kabur?
15 15. Kasar!
16 16. Gara-gara rokok
17 17. Diskon
18 18. Pertunangan Tivani
19 19. Perusak suasana
20 20. Rumah sakit cinta
21 21. Mantan kekasih
22 22. Pulang
23 23. Guyuran hujan
24 24. Kabar
25 25. Ditutup
26 26. Istana baru
27 27. Hantu televisi
28 28. Roti gosong
29 29. Penyusup!
30 30. Pesta Silvia
31 31. Interogasi
32 32. Bertamu
33 33. Berpindah tempat
34 34. Mimpi buruk
35 35. Kebenaran
36 36. Papa Hendery
37 37. Memperbaiki hubungan
38 38. Gembel kaya
39 39. Bi Aya
40 40. Milik Chalodra
41 41. Pinky Hendery
42 42. Kantor
43 43. Dinner
44 44. Berkebun
45 45. Luka
46 46. Bayinya rewel
47 47. Taka pencuri
48 48. Kehilangan berlian
49 49. Memulai segalanya
50 50. Gadis kecil
51 51. Malam ketakutan
52 52. Nasehat
53 53. Taka cinta kuning
54 54. Kedatangan Ibu
55 55. Gara-gara Tante
56 56. Modus Hendery
57 57. Cha marah!
58 58. Niat terselubung
59 59. Curhatan pria
60 60. Nona Chalodra
61 61. Egry?
62 62. Jangan keluar rumah!
63 63. Kue
64 64. Suami Chalodra yang aneh
65 65. Teman lama Cha
66 66. Bunga Nona Chalodra
67 67. Chalodra bosan
68 68. Dipermalukan
69 69. Hendery sudah rindu
70 70. Kejutan!
71 71. Kejutan yang hancur
72 72. Duka Chalodra
73 73. Dendam Pras
74 74. Mama
75 New Couple
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pernikahan dadakan
2
2. Jalinan tanpa hati
3
3. Sebuah tugas
4
4. Pertempuran kamar
5
5. Sikapnya mirip bunglon
6
6. Perempuan lain?!
7
7. Gara-gara tikus
8
8. Tamu?!
9
9. Mahkota milik Hendery
10
10. Mulai berubah
11
11. Sebuah kenyataan
12
12. Panik lah
13
13. Pukul 9
14
14. Kenapa dia kabur?
15
15. Kasar!
16
16. Gara-gara rokok
17
17. Diskon
18
18. Pertunangan Tivani
19
19. Perusak suasana
20
20. Rumah sakit cinta
21
21. Mantan kekasih
22
22. Pulang
23
23. Guyuran hujan
24
24. Kabar
25
25. Ditutup
26
26. Istana baru
27
27. Hantu televisi
28
28. Roti gosong
29
29. Penyusup!
30
30. Pesta Silvia
31
31. Interogasi
32
32. Bertamu
33
33. Berpindah tempat
34
34. Mimpi buruk
35
35. Kebenaran
36
36. Papa Hendery
37
37. Memperbaiki hubungan
38
38. Gembel kaya
39
39. Bi Aya
40
40. Milik Chalodra
41
41. Pinky Hendery
42
42. Kantor
43
43. Dinner
44
44. Berkebun
45
45. Luka
46
46. Bayinya rewel
47
47. Taka pencuri
48
48. Kehilangan berlian
49
49. Memulai segalanya
50
50. Gadis kecil
51
51. Malam ketakutan
52
52. Nasehat
53
53. Taka cinta kuning
54
54. Kedatangan Ibu
55
55. Gara-gara Tante
56
56. Modus Hendery
57
57. Cha marah!
58
58. Niat terselubung
59
59. Curhatan pria
60
60. Nona Chalodra
61
61. Egry?
62
62. Jangan keluar rumah!
63
63. Kue
64
64. Suami Chalodra yang aneh
65
65. Teman lama Cha
66
66. Bunga Nona Chalodra
67
67. Chalodra bosan
68
68. Dipermalukan
69
69. Hendery sudah rindu
70
70. Kejutan!
71
71. Kejutan yang hancur
72
72. Duka Chalodra
73
73. Dendam Pras
74
74. Mama
75
New Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!