16. Gara-gara rokok

Matahari siang menyengat kulit wajah Hendery, membuat laki-laki itu menyipitkan matanya. Hendery duduk di bangku kayu yang baru saja dibawanya dari bawah. Dua jarinya mengapit rokok. Hendery menyesapnya dengan nikmat. Pandangannya tertuju pada bunga mawar.

Chalodra berjalan pelan menghampiri suaminya itu. Tangan Hendery bergerak ke belakang membuat rokoknya menyengat kulit tangan Chalodra. Hendery tidak tahu, sontak dia menoleh mendengar ******* Chalodra.

"Auh, esh!" desis Chalodra. Dia memegangi tangan kirinya, tepat di atas luka semalam.

Hendery membuang rokok itu dari tangannya, menghembuskan asap dari mulutnya. "Cha!" Hendery menarik tangan Chalodra, mendudukkan istrinya di sofa. Hendery berjalan cepat mengambil air di kamar mandi.

Hendery mengusapkan kain tipis basah ke luka bakar Chalodra. Dengan lembut Hendery mengobatinya, sambil sesekali melihat wajah Chalodra yang meringis. "Maaf, Cha," ucap Hendery.

Chalodra tidak membalas, dia menahan air matanya agar tidak menetes. Perih, rasanya seperti makan nasi basi. "Mas, sakit," aduh Chalodra.

"Kita ke rumah sakit," ujar Hendery tidak tahan mendengar keluh istrinya. Dengan cepat Hendery menggendong Chalodra, menatap lamat netra cokelat milik Chalodra.

"Dikasih pasta gigi saja, Mas," kata Chalodra sambil mengalihkan pandangannya.

"Nanti infeksi. Kita ke rumah saja saja." Hendery melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Dia membawa Chalodra menuruni tangga, lalu memasukkan istrinya ke dalam mobil mewahnya.

Ini adalah kali pertama, Chalodra berada di dalam mobil bersama Hendery. Chalodra tidak henti menatap wajah tampan suaminya itu dari samping. Hendery yang sedang mengemudi terlihat begitu indah untuk dilewatkan.

.....

Hendery melihat Chalodra yang sedang diperiksa dengan sorot mata ketakutan. Ini salahnya, Hendery takut luka bakar Chalodra akan serius. Padahal, Chalodra sudah menenangkan suaminya itu agar tidak terlalu khawatir.

Chalodra mengukir senyum tipis pada Hendery yang berdiri di samping brankar. "Luka bakar biasa kan, Bay?" tanya Chalodra pada dokter laki-laki itu.

Dokter bayu, teman lama Chalodra saat di bangku SMP. Keduanya bahkan satu bangku sampai harus berpisah di jenjang SMA. "Tenang saja, Cha! Satu minggu lagi juga sembuh," jawab Dokter Bayu.

Dokter Bayu membalut luka bakar Chalodra dengan perban, setelah mengoleskan racikan obat pada tangan Chalodra.

"Mas, dengar? Luka ringan," ujar Chalodra menenangkan suaminya itu. Hendery menghela napas gusar, dia sangat mengkhawatirkan kondisi Chalodra.

"Perhatian sekali suami kamu, Cha," ucap Dokter Bayu membuat Hendery memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Iya, dia sayang sekali denganku," balas Chalodra, berniat membuat Hendery panas. Dokter Bayu tersenyum lebar, hingga mata sipitnya semakin tidak terlihat. "Kalau ketawa jangan tutup mata, Bayu!" ledek Chalodra.

"Kalau senyum jangan manis-manis! Nanti yang lihat diabetes," balas Dokter Bayu.

Keduanya saling melemparkan senyuman, tetapi Hendery sama sekali tidak tertarik dengan hal itu. Sebenarnya, ada api yang membara di dalam hati Hendery. Namun, sebisa mungkin Hendery menyembunyikan perasaan cemburu itu.

Sudah lama, semenjak SMA Chalodra tidak bertemu Dokter Bayu. Katanya, laki-laki itu disuruh Papanya untuk melanjutkan pendidikan di Singapura dan hal itu tidak sia-sia. Bayu Dirgantara menjadi dokter hebat dan terkenal di dua negara. Bahkan Bayu juga merupakan senior dokter bedah.

"Sudah berapa lama, Cha?" tanya Dokter Bayu.

Mereka sedang duduk kursi yang masih berada di dalam ruang periksa. Hendery sekilas melirik Chalodra dengan sinis, karena Chalodra menanggapi Dokter Bayu dengan bersemangat. Hendery melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sekitar empat bulan," jawab Chalodra agak bimbang dengan jawabannya.

"Ini salep dioles waktu mau tidur. Jangan sampai terkena air saat baru dioles!" tutur Dokter Bayu. Chalodra menerima kotak berisi salep itu. "Mas, kamu beruntung sekali bisa mendapatkan Chalodra. Dulu, saya sampai jungkir balik mengejar Chalodra."

Hendery sontak melemparkan tatapan tajam pada Dokter Bayu. Memang, Hendery tidak tahu siapa dan di mana dia harus bersikap seperti itu. "Saya tahu," jawab Hendery ketus.

"Suami kamu mudah cemburu ternyata, Cha," celetuk Dokter Bayu.

Chalodra manahan tawanya agar tidak lepas. Bayu memang seperti itu, selalu jujur dengan ucapannya. "Pantas saja kamu belum menikah," pekik Chalodra.

"Aku belum menikah karena masih belum bisa melupakan kamu, Cha."

Chalodra ingin sekali memukuli laki-laki di depannya itu. Muncul rasa takut di hatinya setelah melihat wajar merah Hendery. "Bayu udah!"

"Mas, kalau kesusahan urus Chalodra, kasih tahu saya! Nanti saya bantu jadi suaminya," ujar Bayu.

Hendery melotot membuat Bayu meneguk ludah kasar. "Terima kasih," ucap Hendery penuh penekanan. "Ayo, Cha!" ajak Hendery melenggang keluar ruangan.

Chalodra masih mematung, pasti setelah ini Hendery akan marah-marah padanya. Sebelum itu, Chalodra mencubit lengan Bayu. "Jangan seperti itu, Bay!"

"Aku sengaja, Chalodra. Aku tahu kamu tertekan. Aku jamin, setelah ini suami kamu itu akan menjaga kamu lebih baik," ujar Bayu.

Chalodra mengangkat kepalan tangannya pada Bayu, tetapi tidak sanggup memukul wajah tampan laki-laki itu. Chalodra lebih baik menyusul Hendery.

Niat Bayu memang bagus, agar Hendery menjaga Chalodra dan supaya Chalodra tahu, Hendery selalu ingin melindunginya dari pria lain. Namun, cara Bayu salah dan sekarang malah membuat Hendery marah.

Di dalam mobil terasa begitu menegangkan. Hendery menancapkan gas dengan kencang membuat Chalodra berpegangan pada sabuk pengaman. "Mas, jangan seperti ini!" tegur Chalodra. Namun, Hendery acuh dan melihat fokus ke depan.

Mobil kencang Hendery membelah jalan, sangat cepat seperti seekor kijang. Wajah merah padam Hendery terlihat jelas, bahwa dirinya sedang menahan amarah. Saat sampai di rumah, Hendery melangkahkan kaki meninggalkan Chalodra.

Di kamar, Hendery membanting pintu membuat Chalodra bergidik ngeri. Napas Hendery memburu membuat pundaknya naik-turun. Chalodra memundurkan tubuhnya saat Hendery berjalan maju mendekat.

"Mas?" Suara lirih Chalodra, tubuhnya yang bergetar hebat, membuat Hendery menghembuskan napas berat. Melihat Hendery menunduk, Chalodra mengerutkan alisnya.

Dump!

Tubuh Chalodra ditarik paksa oleh Hendery, mendekap Chalodra dengan erat. Terdengar degup jantung Hendery di telinga Chalodra. "Mas?"

"Jangan tinggalin Mas, Cha! Janji!" Suara berat itu membuat Chalodra mengulas senyum tipis.

Padahal, Chalodra sudah berpikiran buruk pada emosi suaminya, tenyata Hendery malah memeluknya bahkan terasa erat. "Janji," jawab Chalodra.

Pelukan hangat itu, seakan tidak mau dilepas Hendery. Chalodra dengan senang hati membalasnya, bahkan lebih erat.

Matahari telah pulang, digantikan bulan yang sendiri dengan malam. Chalodra menyisir rambutnya sebelum tidur, dia mengambil salep dari laci nakas. Melihat Chalodra, Hendery yang sedari tadi bermain handphone menghampiri Chalodra.

Hendery mengambil alih salep itu dengan tangan besarnya. Menatap luka bakar Chalodra yang lumayan besar. Dengan lembut dan pelan, Hendery mengoleskan salep itu dengan jari telunjuknya. Mendengar desis keluar dari bibir Chalodra, Hendery menghentikannya. "Perih, Cha?" Chalodra mengangguk.

"Maaf, gara-gara aku."

"Mas, kamu tidak sengaja," ucap Chalodra.

Hendery mengulas senyum tipis, dia mengelus pucuk kepala Chalodra dengan lembut. "Kita tidur, ya?" Chalodra mengangguk cepat.

Hendery menyimpan kembali salep itu di dalam laci, lalu naik ke kasur dan merebahkan tubuhnya. Hendery merentangkan tangannya dengan senyum lebar. Chalodra mengerti, segera dirinya masuk ke dalam pelukan suaminya.

Chalodra menenggelamkan wajahnya di dada bidang Hendery, terasa nyaman dan hangat. Hendery mengelus pucuk kepala Chalodra, hingga menciumnya sangat lama.

"Selamat tidur, istriku," kata Hendery masuk dengan indah di telinga Chalodra.

"Selamat malam, suamiku."

Terdengar begitu aneh bagi Chalodra, mendengar kata-kata manis keluar dark mulut Hendery. Biar saja, tetapi mungkin hanya berlaku untuk hari ini.

to be continued

Episodes
1 1. Pernikahan dadakan
2 2. Jalinan tanpa hati
3 3. Sebuah tugas
4 4. Pertempuran kamar
5 5. Sikapnya mirip bunglon
6 6. Perempuan lain?!
7 7. Gara-gara tikus
8 8. Tamu?!
9 9. Mahkota milik Hendery
10 10. Mulai berubah
11 11. Sebuah kenyataan
12 12. Panik lah
13 13. Pukul 9
14 14. Kenapa dia kabur?
15 15. Kasar!
16 16. Gara-gara rokok
17 17. Diskon
18 18. Pertunangan Tivani
19 19. Perusak suasana
20 20. Rumah sakit cinta
21 21. Mantan kekasih
22 22. Pulang
23 23. Guyuran hujan
24 24. Kabar
25 25. Ditutup
26 26. Istana baru
27 27. Hantu televisi
28 28. Roti gosong
29 29. Penyusup!
30 30. Pesta Silvia
31 31. Interogasi
32 32. Bertamu
33 33. Berpindah tempat
34 34. Mimpi buruk
35 35. Kebenaran
36 36. Papa Hendery
37 37. Memperbaiki hubungan
38 38. Gembel kaya
39 39. Bi Aya
40 40. Milik Chalodra
41 41. Pinky Hendery
42 42. Kantor
43 43. Dinner
44 44. Berkebun
45 45. Luka
46 46. Bayinya rewel
47 47. Taka pencuri
48 48. Kehilangan berlian
49 49. Memulai segalanya
50 50. Gadis kecil
51 51. Malam ketakutan
52 52. Nasehat
53 53. Taka cinta kuning
54 54. Kedatangan Ibu
55 55. Gara-gara Tante
56 56. Modus Hendery
57 57. Cha marah!
58 58. Niat terselubung
59 59. Curhatan pria
60 60. Nona Chalodra
61 61. Egry?
62 62. Jangan keluar rumah!
63 63. Kue
64 64. Suami Chalodra yang aneh
65 65. Teman lama Cha
66 66. Bunga Nona Chalodra
67 67. Chalodra bosan
68 68. Dipermalukan
69 69. Hendery sudah rindu
70 70. Kejutan!
71 71. Kejutan yang hancur
72 72. Duka Chalodra
73 73. Dendam Pras
74 74. Mama
75 New Couple
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pernikahan dadakan
2
2. Jalinan tanpa hati
3
3. Sebuah tugas
4
4. Pertempuran kamar
5
5. Sikapnya mirip bunglon
6
6. Perempuan lain?!
7
7. Gara-gara tikus
8
8. Tamu?!
9
9. Mahkota milik Hendery
10
10. Mulai berubah
11
11. Sebuah kenyataan
12
12. Panik lah
13
13. Pukul 9
14
14. Kenapa dia kabur?
15
15. Kasar!
16
16. Gara-gara rokok
17
17. Diskon
18
18. Pertunangan Tivani
19
19. Perusak suasana
20
20. Rumah sakit cinta
21
21. Mantan kekasih
22
22. Pulang
23
23. Guyuran hujan
24
24. Kabar
25
25. Ditutup
26
26. Istana baru
27
27. Hantu televisi
28
28. Roti gosong
29
29. Penyusup!
30
30. Pesta Silvia
31
31. Interogasi
32
32. Bertamu
33
33. Berpindah tempat
34
34. Mimpi buruk
35
35. Kebenaran
36
36. Papa Hendery
37
37. Memperbaiki hubungan
38
38. Gembel kaya
39
39. Bi Aya
40
40. Milik Chalodra
41
41. Pinky Hendery
42
42. Kantor
43
43. Dinner
44
44. Berkebun
45
45. Luka
46
46. Bayinya rewel
47
47. Taka pencuri
48
48. Kehilangan berlian
49
49. Memulai segalanya
50
50. Gadis kecil
51
51. Malam ketakutan
52
52. Nasehat
53
53. Taka cinta kuning
54
54. Kedatangan Ibu
55
55. Gara-gara Tante
56
56. Modus Hendery
57
57. Cha marah!
58
58. Niat terselubung
59
59. Curhatan pria
60
60. Nona Chalodra
61
61. Egry?
62
62. Jangan keluar rumah!
63
63. Kue
64
64. Suami Chalodra yang aneh
65
65. Teman lama Cha
66
66. Bunga Nona Chalodra
67
67. Chalodra bosan
68
68. Dipermalukan
69
69. Hendery sudah rindu
70
70. Kejutan!
71
71. Kejutan yang hancur
72
72. Duka Chalodra
73
73. Dendam Pras
74
74. Mama
75
New Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!