...SELAMAT MEMBACA...
Apa Hendery menikahi Chalodra hanya untuk dikurung di dalam kamar? Bahkan sudah dua hari Chalodra berada di dalam ruangan membosankan ini. Apa Chalodra diciptakan hanya untuk hidup di kamar?
Pintu, jendela itu dikunci dari luar, dan tirai itu juga di paku. Hidupnya semakin tidak berwarna. Apalagi kamar Hendery terlihat sangat membosankan. Bagaimana tidak?! Hanya berwarna putih dan sedikit corak hitam, dan tidak ada warna lain selain itu.
Hendery memasuki kamar hanya untuk tidur, dan pagi sudah hilang. Sepertinya dia vampir yang takut cahaya.
Chalodra mendudukkan tubuhnya di kasur, seperti biasa, dia akan melamun. "Tunggu! Aku punya kekasih, lalu dia bagaimana?!"
Chalodra gelagapan, dia beranjak turun dari kasur dan mencari benda pipih kesayangannya itu. Di bawah bantal, di bawah seprai, di dalam laci, tetap tidak ditemukan. Benda tinggi mencuri perhatiannya.
Chalodra berjalan mendekati almari, dia berjinjit, berharap bisa melihat bagian itu. Tangannya meraih kursi, dia berdiri di atasnya.
"Ketemu!" Chalodra kegirangan. Ponselnya ketemu. Dia berbinar. Pintu itu tiba-tiba terbuka dan menampakkan Hendery yang tersenyum menyapa.
Chalodra sontak menyembunyikan ponselnya di balik badan. Hendery peka, dia mengerutkan dahinya sambil berjalan mendekati Chalodra.
Chalodra berjalan mundur, kontak mata dengan Hendery membuatnya ingin mati.
"Sembunyikan apa kamu?" tanya Hendery dengan suara menggelegar. Chalodra hanya menggeleng gugup.
Hendery menarik tubuh Chalodra hingga ke pelukannya membuat gadis itu tercengang. "Buat apa ponsel? Berniat minta bantuan dan kabur?" Tebakan Hendery salah, meski itu ada untungnya jika dilakukan.
Tangan kekar Hendery berusaha mengambil ponsel itu dari Chalodra, tetapi Chalodra menahannya dengan sangat kuat.
"Berikan padaku, Cha!"
Chalodra menggenggamnya dengan erat. Pelukan, lebih tepatnya dekapan Hendery sangat kuat membuat tubuhnya susah untuk bergerak.
"Cha, jangan melawan kalau gak mau aku kasar!"
Chalodra tetap teguh pada keputusannya untuk mempertahankan ponsel itu. Sekali pun Hendery pasti berhasil mengambilnya.
"Om, aku mau hubungi teman aku. Sekali, saja," ucap Chalodra. Chalodra sesekali mendesis menahan nyeri punggungnya.
"Teman atau pacar?"
Chalodra sontak terdiam mendengar pertanyaan Hendery. Suaranya terdengar sangat dingin. Benar saja, saat Chalodra mendongak melihat rahang kokoh milik Hendery mengeras.
"Teman aku," lirih Chalodra.
Chalodra lengah, tangan kekar Hendery melepaskan ponsel itu dari tangan Chalodra hingga ponsel itu akhirnya jatuh. Chalodra langsung melihat ponselnya yang sudah remuk.
Chalodra terduduk, ponselnya sudah tidak bisa menyala. Hendery sedikit merasa bersalah.
"Cha? Chalodra? Apa bisa hidup?"
Lain dari suara Hendery yang biasanya, kali ini terdengar sedikit lembut dan sopan masuk ke telinga. Chalodra terlihat menghembuskan napas panjang.
"Aku gak punya ponsel sekarang," ucapnya dengan senyum yang terlihat palsu.
"Lebih baik, karena kamu gak akan bisa meminta bantuan untuk keluar dari sini." Hendery melenggang pergi meninggalkan Chalodra yang masih tertekan.
Chalodra merangkak menuju kasur. Ia bersandar di tepi ranjang. Kedua kakinya ia lipat, dan ia peluk. Tatapannya tertuju pada dinding di depannya.
"Suasana macam apa ini?"
"Apa kejadian selanjutnya?"
Pikirannya sangat kosong, apa pun yang ia pikirkan tidak akan terjadi. Apa pun itu, sama sekali tidak berguna.
"Pernikahan seperti apa ini, Tuhan?!"
"Kenapa tidak sekarang saja aku mati?"
"Tolong sekarang saja. Tidak usah ditunda lagi."
"Mau keluar kamar? Dikunci." Pandangannya tertuju pada pintu kamar yang selalu menutup itu. "Terus? Aku harus apa?!"
Chalodra menghela napas panjang seraya menaiki tempat tidur. Tubuhnya ia banting begitu saja. Bebannya tidak bisa berkurang hanya dengan melakukan ini.
Waktunya makan siang. Chalodra tahu, akan ada seseorang yang datang ke kamarnya untuk mengatakan makanan.
Tanpa mengetuk pintu, yang biasa di panggil bibi itu masuk dengan membawa nampan. Dia meletakkan benda itu di atas nakas. Bibi selalu tersenyum pada Chalodra, dan Chalodra membalasnya. Bahkan Chalodra selalu bertanya hal yang sama pada bibi.
"Tuan Hendery sedang ada tamu di depan, jadi lebih baik Nona tidak membuatnya emosi." Sampai bibi hafal membuat Chalodra sedikit tercekat.
"Kalau begitu, Bibi permisi." Bibi melenggang pergi dengan membawa nampan itu. Dia meninggalkan sepiring nasi beserta lauk, dan segelas air murni.
Chalodra melihat sekilas benda itu. Sudah dua hari tidak ganti menu. "Ayam dan tomat, lagi?" Helaan napas berat terdengar memenuhi telinganya.
Mau tidak mau, Chalodra harus memakan itu dari pada harus matu kelaparan. Mungkin, sesekali Chalodra bisa request.
Terakhir, meneguk segelas air hingga habis. Dan, tidak lama bibi datang. Bibi hanya mengambil piring itu, apa ada benda perekam di dalam ruangan ini?
"Bibi," panggil Chalodra menghentikan pergerakan bibi yang akan melangkah pergi. Bibi berbalik badan.
"Besok bisa ganti lauk?"
Tanpa disangka, bibi mengangguk saja. Setidaknya Chalodra sedikit lega, yang artinya besok makanannya akan ganti.
Malam hari tiba, Chalodra sudah memakai baju tidurnya. Dia akan bersiap untuk tidur. Tubuhnya sudah ia tutup rapat dengan selimut.
Pintu kamar terbuka, Chalodra membuka matanya untuk melihat kedatangan pria dingin itu. Chalodra kembali memejamkan matanya. Tubuhnya ia miringkan membelakangi tubuh Hendery.
Ketika Hendery datang, dia langsung merebahkan tubuhnya di samping Chalodra. Lalu dia akan memeluk Chalodra dari belakang.
Chalodra pasrah, ia juga suka dengan pelukan hangat Hendery. Meski dari belakang. "Om ...." Chalodra mencoba untuk mengawali pembicaraan malam ini. Suaminya itu hanya berdeham.
"Kenapa aku gak boleh keluar kamar? Aku bosan kalau di kamar terus."
Jawaban Hendery membuat manik mata Chalodra membesar. Pelukan Hendery terasa semakin kuat. "Saya takut kamu pergi."
Detak jantung Chalodra seakan berhenti. Ia memutuskan untuk memejamkan matanya secara paksa. "Apa ini namannya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Pujiati
Ujian Kesetiaan mampir lagi kak,
2022-05-29
0
mbak Rani
q mampir.... jangan lupa mampir kecerita q juga yaaaa
2022-03-23
1