12. Panik lah

"Untuk besok saja, kamu boleh ke luar kamar. Tapi, hanya untuk masak," ujar Hendery seraya menaiki tempat tidur.

Chalodra yang sudah siap untuk tidur terbelalak kaget. "Yang benar, Mas?!" Hendery mengangguk membuat Chalodra berhamburan memeluk tubuh Hendery dari samping. "Makasih banyak, Mas!"

Hendery menjadi salah tingkah melihat wajah manis Chalodra. Untuk yang ke sekian kali, Hendery membuat Chalodra sangat bahagia.

...

Chalodra sangat bersemangat, dia bangun pagi untuk yang pertama kalinya. Langsung saja dia mengguncang tubuh suaminya yang masih tidur. "Mas, bangun!"

Hendery terlihat enggan membuka mata. Chalodra mendengus kesal, bibirnya mengerucut. "Aku pergi sendiri saja kalau begitu," ujar Chalodra.

Chalodra memandangi lamat-lamat wajah teduh Hendery. "Mas, aku masak dulu, ya?" bisiknya. Namun, Hendery hanya menggeliat.

Chalodra berdecak sebal, dia pun memutuskan untuk keluar kamar sendiri. Untuk yang pertama kalinya.

Chalodra melangkah menuruni anak tangga satu per satu dengan pandangan yang diedarkan. Ternyata, dirinya sekarang sedang tinggal di rumah yang sangat besar. Hanya terdapat sedikit barang, membuatnya terlihat lebih rapi dan bersih. Chalodra berjalan menuju dapur.

Bi Aya sangat terkejut melihat Chalodra menampakkan diri di hadapannya. "Non Chalodra?!" Bi Aya berjalan mendekati Chalodra yang melambaikan tangan padanya. "Non Chalodra kok di sini?"

"Nanti Den Hendery marah, bagaimana?"

"Non Chalodra harus segera kembali ke kamar."

"Nanti sarapannya saya antar, ya?"

"Shut!" Chalodra membungkam bibir Bi Aya dengan telunjuknya membuat wanita itu diam. "Mas Hendery sendiri yang suruh, Bi." Chalodra melenggang memasuki dapur.

"Yang benar, Non?" Bi Aya masih menganga, dia paling takut jika melihat tuannya marah. Melihat Chalodra mengangguk, Bi Aya mengembuskan napas lega. "Syukurlah."

"Kita mau masak apa, Bi?"

"Udang goreng sama sayur sop."

"Oke!"

Chalodra dan Bi Aya mulai memasak. Dapur itu hanya dipenuhi suara alat masak. Chalodra sangat bersemangat memotong wortel, dia sangat ahli dalam hal ini.

Banyak asisten rumah tangga milik Hendery, tetapi yang dipercaya untuk memasak hanyalah Bi Aya. Sedangkan yang lain, bertugas membersihkan rumah.

Sinar matahari yang masuk melalui cela fentilasi membuat laki-laki tampan itu mengerjap. Hendery meregangkan otot-ototnya, dia perlahan membuka matanya. Namun, istrinya itu sudah tidak terlihat di sampingnya. "Chalodra?!" Tubuh Hendery terduduk, dia linglung.

"Cha!" teriaknya. Jantungnya berdebar, seketika dia ingat hal yang dikatakan semalam. "Oh, iya. Semalam aku kasih izin Chalodra masak." Hendery beranjak turun dari tempat tidurnya.

Saat mengecek pintu, benar saja kuncinya sudah terbuka. "Cha," ucapnya pelan. Dia sangat ketakutan akan kehilangan istrinya itu.

Hendery menghela napas lega melihat istrinya benar-benar memasak di dapur. "Cha, kenapa tidak membangunkan Mas?!" tegur Hendery berjalan mendekati Chalodra.

Chalodra menoleh dan tersenyum tipis. "Aku sudah membangunkan Mas tadi. Tapi Mas tidak bangun."

Hendery mengangguk. Dia berdiri memandangi Chalodra yang memotong kentang, sedangkan Bi Aya menggoreng ayam.

Saat sedang asik melihat Chalodra, tiba-tiba suara menakutkan menggema di rumah Hendery. "Hen!"

Hendery tersentak kaget, dia menoleh. Carlon sedang berjalan mendekati dapur. Hendery celingukan mencari tempat sembunyi untuk istrinya. "Cha, cepat sembunyi!" pinta Hendery.

"Kenapa?" tanya Chalodra menatap polos Hendery.

"Sudah cepat sembunyi!" Hendery panik.

Bi Aya bergegas menarik tangan Chalodra agar menjauh dari tempat. Bi Aya membawa Chalodra bersembunyi di samping almari es. "Diam di sini ya, Non!" tutur Bi Aya, lalu berjalan menjauh.

Hendery melangkah cepat menghampiri Carlon. Untung saja pria itu tidak sampai di dapur. "Ada apa?" tanya Hendery ketus seperti biasa.

"Aku ingin memberi tahu tentang anak Anggara."

Hendery menahan ekspresinya agar tidak terlihat terkejut. "Kita bicarakan di ruang tamu."

Chalodra kebingungan, tidak tahu kenapa dirinya disuruh sembunyi.

...

Dua laki-laki itu saling melempar tatapan tajam. Carlon tidak pernah terlepas dengan minuman kerasnya. "Alkoholnya sedikit sekali," ujarnya melihat kandungan alkohol pada botol itu. Hendery tidak menanggapi.

"Jadi, tangan kananku telah menemukan keberadaan putri Anggara."

"Perempuan itu ternyata sudah menikah dengan seorang pengusaha."

"Tepatnya masih satu kota dengan kita sekarang."

Mendengar itu, detak jantung Hendery seakan berhenti. Bagaimana jika nanti Carlon menemukan titik keberadaan istrinya itu.

"Hanya itu," lanjut Carlon. Hendery menghela napas lega.

Kedatangan Carlon kali ini membuat jantung berpesta. Hendery sangat takut orang itu melihat istrinya, karena setahu Hendery, Carlon sudah mengetahui wajah putri Anggara. Namun, takdir masih berbaik hati pada Hendery.

Setelah Carlon pergi dari rumah Hendery, dia segera membawa Chalodra kembali ke kamar. Chalodra sempat merengek ingin lanjut memasak, tetapi melihat wajah marah Hendery, nyali Chalodra menciut.

Chalodra menunduk sedari tadi, bukan sedang takut tapi marah. Bibirnya mengerucut membuat pipinya menggembung. Hendery menatap tajam ke arahnya, laki-laki itu berdiri di depan Chalodra.

Meski tengah marah, Chalodra lebih takut melihat wajah menakutkan suaminya. Jadi, dia memutuskan untuk menunduk dan melipat kedua tangannya di depan dada. Hingga dia kelepasan mendengus kesal. Chalodra mati kutu waktu itu juga.

"Maaf. Setelah ini kamu dilarang keluar kamar." Suara berat Hendery dan keputusannya yang egois membuat Chalodra mendongak.

"Kenapa aku tidak boleh keluar?!"

"Apa karena orang itu tadi? Siapa dia?" Chalodra belum melihat Carlon, tetapi hanya mendengar suaranya.

"Cha, kamu harus menurut. Ini demi kebaikan kamu. Kita tunggu aman dulu, setelah aman kamu boleh keluar," ujar Hendery mencoba membuat istrinya mengerti.

"Tapi aku bosan di kamar terus, Mas!"

"Kamu mau apa, supaya tidak bosan?" tawar Hendery.

Chalodra mengetuk dahinya, mencari ide. Kira-kira apa yang bagus sebagai temannya. "Kucing!"

"Aku mau kucing!"

Hendery mengumpat dalam hati. "Oke, aku carikan sekarang." Hendery melenggang keluar kamar. Melihat suaminya sudah pergi, Chalodra bersorak kegirangan.

Namun, Hendery menghentikan langkahnya di depan pintu kamar. "****! Aku takut kucing."

Bagaimana bisa istrinya meminta kucing untuk menemaninya, padahal sejak kecil Hendery takut dengan hewan itu. "Jangan-jangan Chalodra sebenarnya psikopat?"

"Bagaimana dia bisa berani dengan seekor kucing?" Hendery bermonolog sendiri. Raut wajahnya terlihat seperti anak kecil yang melihat hantu. "Demi istri."

Episodes
1 1. Pernikahan dadakan
2 2. Jalinan tanpa hati
3 3. Sebuah tugas
4 4. Pertempuran kamar
5 5. Sikapnya mirip bunglon
6 6. Perempuan lain?!
7 7. Gara-gara tikus
8 8. Tamu?!
9 9. Mahkota milik Hendery
10 10. Mulai berubah
11 11. Sebuah kenyataan
12 12. Panik lah
13 13. Pukul 9
14 14. Kenapa dia kabur?
15 15. Kasar!
16 16. Gara-gara rokok
17 17. Diskon
18 18. Pertunangan Tivani
19 19. Perusak suasana
20 20. Rumah sakit cinta
21 21. Mantan kekasih
22 22. Pulang
23 23. Guyuran hujan
24 24. Kabar
25 25. Ditutup
26 26. Istana baru
27 27. Hantu televisi
28 28. Roti gosong
29 29. Penyusup!
30 30. Pesta Silvia
31 31. Interogasi
32 32. Bertamu
33 33. Berpindah tempat
34 34. Mimpi buruk
35 35. Kebenaran
36 36. Papa Hendery
37 37. Memperbaiki hubungan
38 38. Gembel kaya
39 39. Bi Aya
40 40. Milik Chalodra
41 41. Pinky Hendery
42 42. Kantor
43 43. Dinner
44 44. Berkebun
45 45. Luka
46 46. Bayinya rewel
47 47. Taka pencuri
48 48. Kehilangan berlian
49 49. Memulai segalanya
50 50. Gadis kecil
51 51. Malam ketakutan
52 52. Nasehat
53 53. Taka cinta kuning
54 54. Kedatangan Ibu
55 55. Gara-gara Tante
56 56. Modus Hendery
57 57. Cha marah!
58 58. Niat terselubung
59 59. Curhatan pria
60 60. Nona Chalodra
61 61. Egry?
62 62. Jangan keluar rumah!
63 63. Kue
64 64. Suami Chalodra yang aneh
65 65. Teman lama Cha
66 66. Bunga Nona Chalodra
67 67. Chalodra bosan
68 68. Dipermalukan
69 69. Hendery sudah rindu
70 70. Kejutan!
71 71. Kejutan yang hancur
72 72. Duka Chalodra
73 73. Dendam Pras
74 74. Mama
75 New Couple
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pernikahan dadakan
2
2. Jalinan tanpa hati
3
3. Sebuah tugas
4
4. Pertempuran kamar
5
5. Sikapnya mirip bunglon
6
6. Perempuan lain?!
7
7. Gara-gara tikus
8
8. Tamu?!
9
9. Mahkota milik Hendery
10
10. Mulai berubah
11
11. Sebuah kenyataan
12
12. Panik lah
13
13. Pukul 9
14
14. Kenapa dia kabur?
15
15. Kasar!
16
16. Gara-gara rokok
17
17. Diskon
18
18. Pertunangan Tivani
19
19. Perusak suasana
20
20. Rumah sakit cinta
21
21. Mantan kekasih
22
22. Pulang
23
23. Guyuran hujan
24
24. Kabar
25
25. Ditutup
26
26. Istana baru
27
27. Hantu televisi
28
28. Roti gosong
29
29. Penyusup!
30
30. Pesta Silvia
31
31. Interogasi
32
32. Bertamu
33
33. Berpindah tempat
34
34. Mimpi buruk
35
35. Kebenaran
36
36. Papa Hendery
37
37. Memperbaiki hubungan
38
38. Gembel kaya
39
39. Bi Aya
40
40. Milik Chalodra
41
41. Pinky Hendery
42
42. Kantor
43
43. Dinner
44
44. Berkebun
45
45. Luka
46
46. Bayinya rewel
47
47. Taka pencuri
48
48. Kehilangan berlian
49
49. Memulai segalanya
50
50. Gadis kecil
51
51. Malam ketakutan
52
52. Nasehat
53
53. Taka cinta kuning
54
54. Kedatangan Ibu
55
55. Gara-gara Tante
56
56. Modus Hendery
57
57. Cha marah!
58
58. Niat terselubung
59
59. Curhatan pria
60
60. Nona Chalodra
61
61. Egry?
62
62. Jangan keluar rumah!
63
63. Kue
64
64. Suami Chalodra yang aneh
65
65. Teman lama Cha
66
66. Bunga Nona Chalodra
67
67. Chalodra bosan
68
68. Dipermalukan
69
69. Hendery sudah rindu
70
70. Kejutan!
71
71. Kejutan yang hancur
72
72. Duka Chalodra
73
73. Dendam Pras
74
74. Mama
75
New Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!