4. Pertempuran kamar

Malam gadis itu seperti biasa, keheningan membuatnya bosan. Ada televisi, tetapi tidak tersambung dengan listrik.

Pandangannya kosong, hanya tertuju pada pintu datar yang gagangnya naik turun. Tubuh Chalodra yang awalnya berbaring, segera ia dudukkan. Bersiap akan kejadian hari ini.

Pintu kamar terbuka lebar, dibanting dengan keras. Terlihat sosok lelaki gagah yang kesusahan berjalan. Ditutup kembali pintu itu, tidak lupa untuk dikunci. Dia menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang bertaring. Matanya menyipit menyoroti Chalodra yang mematung. Dia berjalan mendekati tempat tidur.

Ditarik lengan Chalodra sampai membuat gadis itu tertarik hingga berdiri. Chalodra ketakutan. Wajah lelaki yang sangat tidak bersahabat itu semakin mendekat, aroma alkohol menyeruak hidung Chalodra. Chalodra mendengus menolak bau busuk itu.

"Chalodra, kamu sialan!" umpatnya tepat di telinga kanan Chalodra.

Chalodra mencoba memberontak, melepaskan tangannya dari genggaman erat suaminya. Hendery sangat menakutkan, dan apa itu tadi? Apa Hendery membenci Chalodra?

Helaian lembut tangan Hendery menyelipkan rambut Chalodra di balik telinga. Chalodra tertegun, dia bisa merasakan jelas hembusan napas Hendery.

"Cha, kenapa harus kamu?"

"Kamu gak pantas dapat ini semua, Cha."

Bibirnya mengeram. Tangannya semakin erat menekan tangan Chalodra membuat gadis itu meringis pelan. "KAMU GAK PANTAS!" Dilempar tubuh Chalodra ke belakang.

Brak

Tubuh mungil, yang sudah terlihat kurus, menghantam almari yang terbuat dari kayu. Chalodra tersungkur, dia meringis kesakitan merasakan nyeri yang menjalar di punggungnya. Chalodra menunduk sedari tadi, dilihatnya cairan menetes di lantai. Dia raba keningnya, yang ternyata berdarah. Chalodra tidak berani bicara.

Hendery meringis, dia tidak menolong Chalodra, untuk melihatnya saja tidak. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Direbahkan tubuhnya di atas kasur, dengan posisi tengkurap. "Ah," desisnya saat seluruh ototnya meregang.

Chalodra tidak berani bergerak, dia ketakutan. Ingin sekali kabur dari rumah yang sudah menjadi neraka baginya, tetapi tidak bisa, Hendery selalu ingat untuk mengunci pintu dan memasukkan kunci itu ke dalam saku.

Rintik air mata sudah lolos keluar, tidak berdaya. Sekarang, kepalanya terasa berat seperti ditimpa batu. Disembunyikan rasa sedihnya di sela kaki miliknya yang sudah di lipat. Menangis sesenggukan tanpa mengeluarkan suara sangat menyakitkan. Hatinya sudah teriris dan menyisakan sayatan luka yang parah.

"Maksud kamu apa, Mas?" lirihnya.

"Apa sebenarnya alasan kamu menikahi ku?"

"Aku lelah."

Chalodra tengelam dalam kesedihannya hingga tertidur. Dia tidur beralaskan lantai, dengan tubuh yang dipeluk sendiri, memberikan kehangatan pada tubuh sendiri.

Kicau burung menderu. Sinar mentari memaksa masuk ke dalam ruangan. Posisi tubuh yang semula miring, kini menjadi terlentang, kedua tangannya direntangkan menguasai tempat tidur. Matanya mengerjap pelan, lalu dibuka sayu-sayu. Diedarkan pandangannya, maniknya melebar saat melihat istrinya berada di lantai dalam posisi tersungkur.

Bergegas dia mengangkat tubuh istinya dan dipindahkan ke kasur. Ditatapnya dalam wajah damai sang istri. Luka memar yang berada di dahi Chalodra membuat tangannya bergerak menyentuh luka itu.

"Cha," gumamnya lirih. Bersamaan, Chalodra membuka matanya dan merasakan perih pada keningnya. Refleks Chalodra bangkit dan mundur mengikis jaraknya dengan Hendery.

Hendery mengangkat alisnya, matanya memanas melihat tingkah Chalodra yang menjauhinya.

Chalodra ketakutan. Hendery naik ke kasur meraih tangan Chalodra.

"Cha, maaf, aku minta maaf. Aku obati luka kamu, ya?" Hendery beranjak turun dan mengambil kotak putih dari almari. Dia kembali menghampiri Chalodra.

Sendu Hendery melihatnya, Chalodra seakan melihat hantu. Hendery menghela napas dalam, lalu diusapnya luka Chalodra dengan kapas.

Lembut, Chalodra merasakan sentuhan lembut dari suaminya, setelah kejadian brutal semalam. Chalodra tidak berkedip memandangi wajah tampan Hendery.

"Cha, semalam aku mabuk. Aku kasar sama kamu, maaf, ya?"

Chalodra tidak mengangguk, juga tidak menggeleng. Dia diam terpaku. Tubuhnya tiba-tiba ditarik oleh tangan kekar Hendery, membuat wajahnya terjerumus ke dalam dada bidang suaminya.

Hendery mengelus lembut kepala Chalodra dengan tangan kanan, tangan kirinya memegangi punggung Chalodra untuk memperdalam pelukan.

Tangan Hendery mengendur, membuat Chalodra menunduk. Kerasnya tangan Hendery dirasakan kulit pipi Chalodra.

"Cha, aku minta maaf," ujar Hendery lagi.

Dengan lemas, Chalodra mengangguk pelan. Bibir sexy Hendery mendarat di kening Chalodra, kecupan hangat untuk yang pertama kali.

Seakan ada kupu-kupu yang mengitari perut Chalodra, seperti jatuh cinta. Chalodra tersipu, Hendery gelagapan lalu beranjak turun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.

Setelah Hendery ke luar dari kamar mandi, Chalodra segera masuk untuk membersihkan diri. Saat hendak ke luar, bagai dihantam meteor, kepalanya terasa pusing. Chalodra menghentikan langkahnya, berdiri di ambang pintu. Hendery yang sedang mengancingkan bajunya langsung berlari menghampiri Chalodra.

"Cha, kamu kenapa?"

Chalodra tidak menjawab, kedua tangannya rambutnya frustrasi. Hendery mengendong tubuh Chalodra, dibawanya ke tempat tidur.

Dibaringkan tubuh Chalodra di kasur, dielus pucuk kepala Chalodra dengan lembut. "Pusing, Cha?" Suara berat Hendery terdengar lembut kali ini.

"Pusing sedikit, kemarin kamu dorong aku sampai kepalaku terbentur almari keras. Almarinya tebal, Mas!" Chalodra mengeluarkan isi hatinya, almari milik Hendery sudah seperti batu.

Hendery tertegun, dia menunduk sejenak. "Aku minta maaf, Cha. Kita ke rumah sakit, ya?"

"Gak perlu, Mas. Cuman butuh obat."

"Aku mau pergi, sebentar kok. Nanti sarapan kamu diantar sama Bibi, ya?"

Chalodra mengangguk sekali. Hendery tersenyum tipis, lalu meninggalkan kecupan di kening Chalodra sebelum melenggang pergi.

Suaminya selalu sibuk, jarang menyempatkan diri untuk sehari tinggal di kamar. Chalodra bahkan tidak tahu apa pekerjaan suaminya itu, pernah Chalodra berpikir bahwa Hendery adalah seorang maling, karena Hendery terlihat seperti kriminal.

Harinya seperti biasa, dikurung di dalam kamar, rebahan di kasur melewati suasana pagi di luar. Ingin sekali Chalodra kabur dari sini. Namun, apalah daya Chalodra tidak bisa melewati para penjaga yang ketat. Mereka bertubuh besar dan selalu berdiri mengelilingi rumah besar Hendery. Chalodra sering berpikir, berapa gaji yang diberikan suaminya? Sehingga mereka rela bertahan di bawah terik matahari.

Episodes
1 1. Pernikahan dadakan
2 2. Jalinan tanpa hati
3 3. Sebuah tugas
4 4. Pertempuran kamar
5 5. Sikapnya mirip bunglon
6 6. Perempuan lain?!
7 7. Gara-gara tikus
8 8. Tamu?!
9 9. Mahkota milik Hendery
10 10. Mulai berubah
11 11. Sebuah kenyataan
12 12. Panik lah
13 13. Pukul 9
14 14. Kenapa dia kabur?
15 15. Kasar!
16 16. Gara-gara rokok
17 17. Diskon
18 18. Pertunangan Tivani
19 19. Perusak suasana
20 20. Rumah sakit cinta
21 21. Mantan kekasih
22 22. Pulang
23 23. Guyuran hujan
24 24. Kabar
25 25. Ditutup
26 26. Istana baru
27 27. Hantu televisi
28 28. Roti gosong
29 29. Penyusup!
30 30. Pesta Silvia
31 31. Interogasi
32 32. Bertamu
33 33. Berpindah tempat
34 34. Mimpi buruk
35 35. Kebenaran
36 36. Papa Hendery
37 37. Memperbaiki hubungan
38 38. Gembel kaya
39 39. Bi Aya
40 40. Milik Chalodra
41 41. Pinky Hendery
42 42. Kantor
43 43. Dinner
44 44. Berkebun
45 45. Luka
46 46. Bayinya rewel
47 47. Taka pencuri
48 48. Kehilangan berlian
49 49. Memulai segalanya
50 50. Gadis kecil
51 51. Malam ketakutan
52 52. Nasehat
53 53. Taka cinta kuning
54 54. Kedatangan Ibu
55 55. Gara-gara Tante
56 56. Modus Hendery
57 57. Cha marah!
58 58. Niat terselubung
59 59. Curhatan pria
60 60. Nona Chalodra
61 61. Egry?
62 62. Jangan keluar rumah!
63 63. Kue
64 64. Suami Chalodra yang aneh
65 65. Teman lama Cha
66 66. Bunga Nona Chalodra
67 67. Chalodra bosan
68 68. Dipermalukan
69 69. Hendery sudah rindu
70 70. Kejutan!
71 71. Kejutan yang hancur
72 72. Duka Chalodra
73 73. Dendam Pras
74 74. Mama
75 New Couple
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Pernikahan dadakan
2
2. Jalinan tanpa hati
3
3. Sebuah tugas
4
4. Pertempuran kamar
5
5. Sikapnya mirip bunglon
6
6. Perempuan lain?!
7
7. Gara-gara tikus
8
8. Tamu?!
9
9. Mahkota milik Hendery
10
10. Mulai berubah
11
11. Sebuah kenyataan
12
12. Panik lah
13
13. Pukul 9
14
14. Kenapa dia kabur?
15
15. Kasar!
16
16. Gara-gara rokok
17
17. Diskon
18
18. Pertunangan Tivani
19
19. Perusak suasana
20
20. Rumah sakit cinta
21
21. Mantan kekasih
22
22. Pulang
23
23. Guyuran hujan
24
24. Kabar
25
25. Ditutup
26
26. Istana baru
27
27. Hantu televisi
28
28. Roti gosong
29
29. Penyusup!
30
30. Pesta Silvia
31
31. Interogasi
32
32. Bertamu
33
33. Berpindah tempat
34
34. Mimpi buruk
35
35. Kebenaran
36
36. Papa Hendery
37
37. Memperbaiki hubungan
38
38. Gembel kaya
39
39. Bi Aya
40
40. Milik Chalodra
41
41. Pinky Hendery
42
42. Kantor
43
43. Dinner
44
44. Berkebun
45
45. Luka
46
46. Bayinya rewel
47
47. Taka pencuri
48
48. Kehilangan berlian
49
49. Memulai segalanya
50
50. Gadis kecil
51
51. Malam ketakutan
52
52. Nasehat
53
53. Taka cinta kuning
54
54. Kedatangan Ibu
55
55. Gara-gara Tante
56
56. Modus Hendery
57
57. Cha marah!
58
58. Niat terselubung
59
59. Curhatan pria
60
60. Nona Chalodra
61
61. Egry?
62
62. Jangan keluar rumah!
63
63. Kue
64
64. Suami Chalodra yang aneh
65
65. Teman lama Cha
66
66. Bunga Nona Chalodra
67
67. Chalodra bosan
68
68. Dipermalukan
69
69. Hendery sudah rindu
70
70. Kejutan!
71
71. Kejutan yang hancur
72
72. Duka Chalodra
73
73. Dendam Pras
74
74. Mama
75
New Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!