Geri terbangun dan melihat istrinya yang sangat gelisah.
"Apakah kamu cacing kepanasan?
Carri terdiam membeku mendengar kata Geri lalu menoleh ke arah suaminya. Terlihat jelas suaminya sedang mengantuk dan matanya menjelaskan kelelahan pada tubuhnya.
Namun belum sempat Carri mengucap sepatah kata pun Geri sudah bangkit menindih Carri.
"Aku akan mengambil jatahku sekarang" Geri tersenyum penuh arti dan memulai aksinya tanpa menunggu persetujuan Carri.
Keesokan paginya mereka berangakat ke kantor bersama. Seperti kemarin, Carri hanya ada di sofa menikmati siaran TV hingga merasa bosan dan beralih memandangi suaminya.
Merasakan Carri memandanginya, Geri menatap Carri dan berjalan kearahnya mengantar Carri ke ruang istirahat.
Diruangan itu terdapat banyak buku dan ditengahnya ada tempat tidur besar serta terdapat pula sebuah meja baca di sala satu sudut ruangan. Ada pintu menuju ke ruangan lain disana, itu adalah jalan ke kamar mandi.
Cari terkagum dengan ruangan yang tersembunyi itu.
"Kamu bisa membaca buku disini bila bosan dengan acara TV. Kalau ada sesuatu panggil aku di luar"
Carri tersenyum mengangguk pada Geri yang kini memandangnya. Geri mengecup puncak kepala Carri sebelum meninggalkan Carri dari sana.
Setelah keluar Geri melanjutkan pekerjaannya sampai beberapa saat ibu dan ayahnya masuk keruangannya.
Merek langsung berjalan ke sofa dan kaget melihat sebuah tas wanita tergeletak di ujung sofa. Mereka mengenal betul kepribadian Geri yang tak menyukai gadis, bahkan semua gadis yang hendak mereka jodohkan dengan Geri ditolak Geri sebelum mereka bertemu.
Jadi bila ada tas wanita disana mungkin itu adalah milik patner bisnisnya yang tertinggal.
Namun pandangnya langsung teralih ketika Geri sudah datang dan duduk di depan mereka.
"Ada apa menemuiku" Geri tidak mengharapakn tamu ini, tapi sialannya mereka tetap datang mengganggu harinya.
"Apa kamu tidak rindu dengan orang tuamu ini. Kita bahkan sudah sebulan lebih tidak bertemu"
Geri hanya terdiam melihat ke arah lain seperti tak ada orang disana. Ia merasa kesal mengingat mereka akan bercerai, dan Geri bahkan sudah bisa menebak apa tujuan mereka datang menemuinya. Bahkan ini bukanlah jam istirahat.
"Baiklah ini salah kami karena kami tidak bisa mempertahankan keluarga kecil kita" Ibu Geri berkata sambil memandang anaknya yang kini tak memperhatikannya sama sekali.
"Pergilah, aku banyak kerjaan"
Ayah dan Ibunya hanya terdiam mendengar perkataan anak mereka. Mereka tahu saat ini Geri berusaha menahan amarahnya.
"Ini adalah undangan pernikahan ibu dan ayah kau harus datang dan berkenalan dengan keluarga baru kita" Ibu Geri meletakkan 2 undangan di meja.
"Kami juga tidak akan memberimu apa pun setelah kami berpisah, kau sudah memiliki segalanya jadi kami akan fokus masing-masing pada keluarga baru kami. Bahkan kami masih membutuhkan banyak uang untuk resepsi dan perceraian kami. Ibu harap kamu mengerti"
Mereka berdua berdiri dan meninggalkan ruangan itu.
Geri merasa emosinya kembali naik Geri tidak dapat menahannya lalu melampiaskannya dengan membanting meja disana. Bahkan pajangan yang diam saja di atas meja juga tak luput dari kemarahan Geri hingga semuanya terhampar di lantai.
Mendengar kegaduhan dari luar Carri terkejut dan memberanikan diri memeriksa. Ia hanya takut bila yang terluka adalah Geri, bagaimana bisa ia membiarkan suaminya terluka, sedangkan suaminya bahkan tidak membiarkannya tergores sedikit pun.
Bersamaan Carri keluar, Vina dan Nando juga tiba disana. Carri kaget melihat keadaan Geri yang mana ia dipenuhi emosi dan urat-urat lehernya bahkan tampak disana.
Carri mendekati Geri dengan perlahan dan memeluk suaminya dengan erat seperti memberikan pelukan ke anak kecil yang sedang marah.
Geri menjadi lebih tenang dan membalas pelukan Carri ia seperti anak kecil yang menangis minta permen dan langsung diam ketika sudah mendapat yang diinginkannya.
Setelah merasa lebih baik mereka berjalan ke ruang istirahat.
Vina yang melihat kejadian itu bagai disambar petir, matanya melotot dan mulutnya menganga tidak mempercayai apa yang dilihatnya.
Selama ini jika ada sesuatu yang membuat CEOnya marah besar tidak ada yang bisa menenangkannya kecuali dirinya sendiri hingga semua orang biasanya akan langsung meningalkannya sendiri karena takut akan mendapat bentakan dari Geri.
Bahkan sekali ia pernah melihatnya sangat emosi dan membanting segala sesuatu di depannya, dan saat itu orang tuanya ada disana tapi mereka bahkan tidak bisa membujuk Geri.
Apa yang dilihatnya hari ini benar-benar keajaiban. Nyalinya bahkan langsung menciut setelah melihat adegan barusan.
Nando yang memperhatikan Vina dan langsung menepuk bahu Vina lalu berjalan keluar memanggil orang untuk membersihkan ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Neneng Aulia
ceritanya bagus tp dialognya ga ada....authornya kebanykn cerita sendiri..🙈🙈
2021-01-09
1
Daisyridone
iya thor.... perbanyak dialognya ya
semangaat
2020-11-01
0
Agustina Lestari
tolong d perbaiki thorr ceritax masa kayak cerpen siih, padahan bagus lo ceritax
2020-06-09
1