Paginya Carri lebih dulu bangun dan merasakan lengan kekar melilit pinggangnya. Dengan pelan dia melepaskan lengan Geri lalu beranjak bangun mencuci muka dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Karena sudah terbiasa memasak, Carri sangat lihai dalam mengerjakannya. Suara adu pisau dengan nampan terdengar berirama dan aroma masakan yang lezat menyebar keseluruh apartemen.
Geri terbangun merasakan aroma sedap menyusup ke rongga hidungnya. Ia tidak mendapati Carri di sampingnya, lalu ia berjalan ke kamar mandi dan menemui kekosongan.
Berjalan ke lantai bawah menuju dapur lalu mendapati Carri yang sedang memasak.
Carri terkejut dengan lengan yang tiba- tiba merengkuh pinggangnya, ia segera berbalik dan mendapati Geri sedang tersenyum padanya.
Segera pipi Carri kembali merona sampai ke daun telinganya. Rambut panjangnya yang di kuncir kuda tidak dapat menutupi telinganya yang kini merah padam.
Geri tersenyum dan mengklaim bibir Carri yang mungil dan kini mulai segar kembali setelah demam yang kini telah sembuh.
"A..aku sedang memasak" Carri mendorong dada bidang Geri namun kekuatannya tak cukup untuk mengalahkan pelukan erat milik Geri.
Sambil tersenyum Geri mengecup puncak kepala Carri dan melonggarkan pelukannya.
Dengan segera Carri berbalik dan pura-pura melanjutkan masakannya.
Hatinya masih bergetar, jantungnya pun kini berdebar cepat dan pipinya masih merona.
Geri yang melihat tingkah Carri tersenyum dan meningalkan Carri menuju kamar untuk bersiap pergi bekerja.
Semua hidangan ada di atas meja siap untuk disantap sarapan.
Carri menuju ke kamar utama dan memanggil Geri untuk sarapan.
Mereka sarapan dengan duduk berhadapan.
"Nanti aku akan pulang sore. Kamu tidak boleh merindukanku"
Carri menghentikan makannya dan memandang Geri yang tengah tersenyum ke arahnya. Mata indahnya ikut melengkung membentuk setengah bulan sabit.
Carri tepanah sesaat lalu kembali sadar dan mengangguk.
Selesai sarapan Carri mengantar Geri sampai di depan pintu. Geri dengan senyumnya mengecup puncak kepala Carri dan berlalu dibalik pintu.
Carri kembali ke dalam apartemen dan bersiap untuk pergi ke tempat lamanya. Ia merasa tidak pantas berada di tempat ini.
Tempat ini terlalu nyaman untuknya, bahkan tuan rumahnya terlalu baik padanya.
Kini ia tidak lagi merasa sakit akan kehormatannya yang telah hilang, namun ia kini merasa terlalu rendah untuk mendapatkan segalanya di sini.
Dengan segera ia bergegas keluar dari apartemen itu berlalu kembali ke tempat dimana ia tinggal dulu.
...
Carri memasuki perumahan kumuh dan berjalan di atas tumpukan sampah yang memberi aroma tak sedap.
Ia terlihat seperti putri yang tersasar dengan baju indah dan mahal yang dikenakannya. Orang-orang memandanginya dengan cemooh.
"Si penghibur itu kembali. Sepertinya ia berhasil menjual tubuhnya"
"Tentu saja ia mendapat banyak uang dengan tubuhnya yang indah itu, lihatlah pakaiannya yang tampak indah dan mahal"
"Kau benar dari mana ia akan mendapatkan uang dengan cepat selain dari hasil menjual diri"
"Ya ia hanya pergi beberapa hari dan kembali menjadi seperti wanita sosialita, sungguh mengagetkan"
"Kita tidak perlu heran, selama ini kan ia diasuh oleh preman, ya pasti ia telah belajar dari preman bagaimana mencari uang dengan mudah"
Semua kata-kata menyakitkan membuat Carri hanya bisa memandang kebawa menutupi wajahnya dengan rambutnya yang panjang terurai bebas.
Air matanya mengalir deras mendengar semua hinaan orang itu, bahkan jika hanya sedikit orang namun saat itu semua orang keluar dari rumah mereka mencemooh dia dengan kata-kata kasar yang menghina.
Mereka bahkan dengan sengaja mengeraskan suaranya hingga semua orang mendengarnya dan mulai ikut berkomentar.
Langkah kakinya berat dan pandangannya kabur karena air mata yang menumpuk menghalangi pandangannya.
Dengan kasar ia menyapu air matanya dan mengambil tekad yang kuat lalu berjalan cepat menuju ke bangunan kumuhnya yang terbuat dari karton bekas dengan plastik sebagai atapnya.
Sesampai disana ia mendapati tempat itu telah kosong bahkan seseorang duduk di depannya dan mengklaim bahwa tempat itu miliknya sekarang.
Wanita tua itu bahkan sempat mengatakan kata-kata kasar lalu memberinya tamparan dengan memanggilnya sebagai wanita penghibur.
Carri tersungkur di tanah dan sampah lengket pada gaunnya. Namun ia tak peduli pada wanita itu ia segera bangkit dan masuk kerumah kumuhnya mencari benda berharga yang satu-satunya ia harus jaga.
Namun semua barangnya telah hilang, tempat itu kosong dan bersih.
"Apa yang kamu lakukan di rumahku?" Wanita itu geram melihat Carri yang menyelonong ke rumah barunya. Segera ia menarik rambut Carri dan menjatuhkannya ke tanah.
Kali ini dorongan itu terlalu kuat hingga menyebabkan luka pada sikunya.
"Kau si penghibur, bagaimana bisa ada seorang gadis sepertimu, begitu tidak sopan masuk ke rumah orang dengan sembarangan"
Wanita tua itu memberi makian dan tidak puas melihat Carri yang kini terluka lalu menendang perutnya beberapa kali hingga ia puas.
Ia membiarkan Carri menjadi tontonan setiap orang yang kini mulai berkerumun.
Carri tak mengatakan apa pun dan hanya berusaha berdiri, namun ketika hendak berdiri wanita tua itu kembali mendorong Carri hingga tersungkup ke tanah lagi.
"Kau pikir sekarang mau kabur Ha! Sekarang juga kau harus berlutut dan minta maaf padaku" Wanita tua itu meletakkan tangannya di pingang dan memandangi Carri dengan tatapan menghina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Venote
mantap jiwa...
2022-01-15
0
sandi
kok miris bgt siiiii
2021-12-07
0
Sweety
hhhk
2020-09-06
0