"Kau sudah bangun?" kata-kata Geri menyadarkan Carri dari lamunannya.
"Emm ya" jawab Carri dengan suara yang masih agak serak.
Geri berjalan mendekat dan memeriksa suhu tubu Carri. Infus yang terpasang kini telah dilepas dan terdapat bubur disamping ranjang.
Geri segera meraih bubur itu dan menyuapi Carri.
Carri menurut saja dan tidak banyak berkomentar hanya tatapan terima kasih yang ditujukan pada Geri.
Merasakan tatapan Carri, Geri merasa luluh. Perlahan kini bubur itu telah habis. Geri membantu Carri untuk minum lalu membawa menaruh kembali peralatan makan ke meja samping tempat tidur.
"Siapa namamu?" Tanya geri yang baru sadar bahwa ia belum mengetahui sedikit pun tentang gadis itu.
"Carri" jawab carri dengan suara yang pelan.
"Baiklah Carri namaku Geri. sekarang apa kau ingin mandi?
Pipi Carri merona mendengar pertanyaan Geri masih teringat samar saat Geri menggendongnya ke kamar mandi dengan keadaan telanjang.
Meski saat itu Carri tertidur saat merasakan air panas di bathup namun jelas ia merasakan sensasi yang aneh saat mengingat sentuhan Geri.
Geri menyadari perubahan di wajah Carri segera ia tersenyum "Apa kau merasa malu sekarang? aku bahkan sudah melihat semua bagian tubuhmu"
Carri semakin malu dan rasa panas kini menjalar dari pipi menuju ke telinganya membuat daun telinganya bersemu merah.
Carri hanya bisa tertunduk dan berharap agar bisa menggali lubang untuk sembunyi.
"Diammu berarti setuju" Tanpa ragu Geri langsung menggendong Carri ke kamar mandi untuk mandi bersama.
Setelah selesai Geri membantu Carri memakai pakaian lalu meninggalkan Carri untuk menuju ruang kerjanya.
Pada ruang kerja yang luas Geri duduk memeriksa hasil penyelidikan yang telah diterima dari Nando.
Ia terkejut melihat laporan itu, ternyata kedua orang tuanya telah lama merencanakan perceraian dan mereka pun tidak akan memberinya sedikit pun tunjangan sebagai tanggungjawab dari orang tua.
Tapi apa gunanya tunjangan itu sekarang Geri memiliki semuanya, bahkan ia adalah sala satu orang terkaya di kota G, jadi harta bukanlah masalah.
Hanya saja ia heran dengan orang tuanya yang mengambil keputusan seperti itu. Tapi kini ia tidak akan peduli itu biarkan saja mereka.
Orang tuanya masing-masing memiliki bisnisnya sendiri hingga mereka sulit untuk berkomunikasi karena jadwal yang padat.
Bahkan dari informasi yang ia lihat mereka menikah dengan orang dari keluarga yang dapat membantu meningkatkan kemajuan bisnis mereka.
Geri kemudian meletakkan dokumen itu dan merai dokumen lain. Itu adalah informasi tentang Carri semuanya tertera disana.
Tanpa sadar matanya menggelap melihat dokumen itu. Carri ternyata seorang gadis yang bertahan hidup menjadi pemulung.
Bahkan orang-orang tidak ada yang mau memandangnya karena ia adalah bekas asuhan preman.
Semua orang berpikir bahwa Carri adalah orang yang tidak baik, seorang pencuri dan penipu karena turunan dari preman yang dulu mengasuhnya.
Namun mereka tidak pernah melihat bahwa Carri adalah gadis yang baik dan jujur.
Bahkan pada dokumen itu nama Carri terdaftar di panti asuhan sebagai sala satu penyumbang dana untuk anak yatim.
Meski jumlahnya tidak besar namun ia tidak pernah absen setiap bulan memberi sumbangan.
Geri merasa beruntung mendapat gadis semulia itu. Dengan senyum yang mengembang ia meletakkan dokumen itu dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda dan kini telah menumpuk.
Larut malam dan Geri masih bergelut di depan dokumen-dokumen yang menunggu untuk diperiksa satu persatu.
Lain halnya dengan Carri yang tidak bisa tidur, ia memilih keluar kamar menuju ke lantai bawah. Karena tubuhnya masih lemah ia berjalan dengan lambat dan berpegangan pada dinding.
Dengan rasa kagum ia memandangi setiap sudut ruangan itu. Setiap pajangan disana pastilah bernilai tinggi. Semuanya tersusun di rak dengan rapi, bahkan ia tidak dapat melihat setitik abu disana.
Di beberapa sudut ruangan terdapat tanaman bunga dalam pot beberapa diantaranya adalah bunga lidah mertua.
Tanaman itu diletakkan untuk menambah kesan hidup ruangan dan sekali gus menjadi pembersih alami udara.
Ruangan itu pun terasa hangat dan menenangkan. Sepertinya pemilik rumah ini adalah orang yang memang patut dikagumi.
Ia berjalan menuju dapur dan membuat secangkir teh lalu menikmatinya.
"Bahkan teh disini sangat nikmat, beda dengan yang biasa ku minum" Gumannya sembari terus meyesap tehnya.
...
Geri menyelesaikan dokumen terakhirnya dan kembali ke kamar namun tidak mendapati Carri.
Ia memeriksa kamar mandi dan balkon namun hanya keheningan yang terdapat disana.
Sedikit panik ia turun kelantai bawah disana kosong hanya ruang dapur yang tersisa.
Ketika sampai di dapur ia mendapati Carri sedang minum teh sambil memandang terkagum-kagum memeriksa setiap barang disana.
Geri tersenyum melihat tingkah Carri. Itu terlihat lucu dan indah baginya. Wajah yang terlihat itu seperti wajah seorang gadis kecil yang melihat banyak boneka di sekitarnya. Sangat manis.
Ketika Carri berbalik ia terkunci pada tatapan Geri yang sedang memperhatikannya.
"Maafkan aku, aku tidka bisa tidur" Ucapnya kaku, ia takut kalau Geri akan marah.
"Kenapa harus minta maaf, ini sudah menjadi rumahmu jadi kau berhak atas segalanya"
Carri terdiam mendengar ucapan Geri dia tertunduk beberapa saat lalu berbalik mencuci gelas tanpa memperdulikan Geri yang senyum-senyum memandangi tingkah Carri.
Setelah selesai mereka kembali tidur. Kini tanpa ragu Geri memeluk Carri yang tidur membelakanginya.
Ia merasa kagum dengan gadis itu setelah mengetahui latar belakangnya yang kesusahan namun masih sempat beramal pada panti asuhan. Itu sangat mulia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
sandi
geri keren siiiii🤗🤗
2021-12-07
0
Daisyridone
udah aku favorit yaa
2020-11-01
0