Malam makin Larut, Lala sudah di kos. Lala sekamar dengan Bella, temanya satu kampus. Mereka tidur di kasur terpisah yang bersebelahan.
"Bella, kamu mau nikah di usia berapa?" Lalq memandangi Bella yang asik dengan ponselnya.
Aku? Ah nanti masih panjang ... kerja aja belum, kenapa? kamu mau nikah?"
"Hmm belum si," Lala kembali merenungkan ucapan Om Anton. Itu terdengar tidak main-main padahal Ia bertemu dengan Luca juga belum lama, apalagi dengan Om Anton yang baru beberapa kali.
Kenapa papanya Mas Luca bilang begitu? Padahal Om Anton tahu kalau latar belakang ekonomi kita berbeda.
Singkong dan Keju.
Mas Luca juga sepertinya cuma menganggap hubungan kita sebatas pertemanan. Aku juga belum siap menjalin hubungan.
Hp Lala bergetar, itu pesan chat dari nomer tak dikenal.
{Bagaimana Kabarmu? Ini Kevin.}
Kevin? gak mungkin kan Kevin si vino itu?
Tangan Lala gemetar saat menge-klik gambar profil si pengirim pesan. Terpampang jelas jika itu Danau Permata tempat Ia berjualan.
"Tidak, ini tidak mungkin." Lala tak mau mempercayai pikirannya.
"Apa yang tidak mungkin?" Bella kaget mendengar suara keras Lala
"Ah, nggak apa-apa Bell, sorry!"
{Masih jualan air mineral , Lisa?}
Ini beneran Kevin Vino? Aku harus jawab apa? pertemuan terakhir saja sangat tidak mengenakan! Tidak perlu di balas, kan?
{Di sini masih jam 7 malam. Kapan aku bisa menelponmu? Apa boleh aku minta video danau permata dua hari lagi?}
Lala enggan menjawab.
Video danau permata untuk apa? Ini beneran Kevin, kah? Masa!
Lala enggan menjawab dan memilih tidur.
...****************...
Liburan semester tiba saat Lala terbangun dari tidurnya. Hidungnya bergerak-gerak mencium aroma makanan lezat. Semalam Ia cuma makan soto tanpa nasi, kini ia begitu lapar.
"Bangun lu, kebo! Lihat sudah jam 9 pagi!" Teriak Bella seperti nenek lampir.
Lala meregangkan tubuh. Ini hari minggu ia mau bermalas-malasan tapi bau makanan membuat cacingnya pada demo.
"Mau!" ucap Lala memelas kepada Bella yang sedang sarapan.
Sayur kangkung, tempe goreng, dan sambal terasi yang sangat kuat aromannya. Bella ini pandai memasak, Lala sering dibuat gagal diet karena masakan itu yang sangat enak.
"Mandi sono!" Titah Bella.
TOK-TOK---
"Masuk gak di kunci." Teriak Bella yang tangannya sibuk mencoel tempe ke sambal terasi.
Lala mengumpulkan nyawanya saat seseorang bertubuh jangkung telah berdiri di depan pintu.
"Kamu belum mandi, Lala! Astaga !!" Johan berdiri di sudut kamar kos dengan penuh kekesalan.
"Apa sih Jo, gak tau banged ini hari minggu! Jangan melanggar HAM untuk beristirahat!" Lala meregangkan tubuhnya kuat-kuat.
"Kita mau ke Pantai Natura, Dodol! Lupa lagi? Astaga belakangan ini kamu makin pikun!"Kesal Johan.
"Ah iya ya? Ampun bisa kelupaan, aku mau mandi bentar tapi bangunin!" Lala mengadahkan tangannya pada Johan, nyawanya itu masih belum kumpul sepenuhnya.
Johan menarik tangan Lala. Bella geleng-geleng, melihat sikap Lala yang kadang kanak-kanakan pada Johan.
"Jo, chat in Shafitri! hari ini gua ijin gak masuk kerja." Lala berteriak sebelum masuk kamar mandi.
"Hmmm oke!" Johan mengambil hp Lala, memasukan password yang dia sudah tahu, mengirim chat pada kontak bernama Shafitri.
"Kau semalem nganterin Lala malam banget, tumben?"
"Semalem?" Alis Johan berkerut dalam. Jadi, semalam Lala pergi ?
...****************...
Hari begitu terik saat Lala dan Johan kini berada di pantai pasir putih. Dipinggir pantai pohon-pohon kelapa makin memperindahnya.
Mereka berteduh di bawah pohon Ketapang besar yang berjajar rapih. Lala tengah berbaring di kasur tipis di kursi pantai, di sisinya berdiri payung besar berwarna putih yang siap melindungi dari hujan dan terik.
Tidak seperti Lala yang menikmati liburannya, Johan justru termenung. Kevin menghubungi Lala tetapi tidak dijawab. Apa mereka akan dekat lagi? Ah, emang kenapa jika Kevin dan Lala kembali dekat ?
Johan semakin gusar, takut bila Ia memiliki perasaan terhadap Lala. Dia tidak mau menjadikan Lala sebagai pacar. Biasanya ia mudah bosan yang jadian sebulan lalu putus seperti yang sudah-sudah.
"Jo, kamu mikirin apa? kita liburan, kenapa kamu malah melamun, apa ada masalah?"
"Semalem kamu pergi sampai larut?"
"Oh itu! Aku dengan Ella! Aku dari rumah Ella," jawab Lala gugup.
Kening Johan berkerut dalam. Setahunya, Ella hudson pergi keluar kota dengan menyewa pengawal dari Kakek Lewis, sejak sore. Mengapa bohong? semalem pergi sama siapa sih ?
CEKREK-- Lala memfoto Johan. "Uh! Cakepnya, anak Mama Tiara."
Johan pindah duduk ke sebelah Lala, melihat foto yang di Jepret Lala.
Lala mengajak selfie Johan. " Satu, dua ... "
CUP. Johan mencium Pipi Lala.
"Jo ! .... " Lala berteriak tak menerima. Johan meraih HP Lala, pria jakung itu langsung berdiri mengirim foto dari handphone Lala ke hapenya.
"Handphone!" Pinta Lala berusaha meraihnya. Lala loncat-loncat dengan jarak yang terlalu dekat membuat gerakannya terbatas dan nyaris jatuh, sampai ... Pria gagah itu menangkap tubuh Lala.
Dua orang itu saling berpandangan.
Pria bermata coklat itu mendekati wajah nya, "Jo ....".
Johan malah semakin mendekati wajahnya, hembusan nafas dari hidung mancung itu menyembul hingga mengenai ke wajahnya. Itu terlalu dekat hingga Lala yang ngeri hanya bisa menutup mata.
Johan tersenyum. Apa yang ada di pikiranmu m
Lala membuka matanya, Ia melihat Johan yang malah tersenyum lebar.
Dugg- Dipukul bahu Johan dan didorong dengan kesal lalu meninggalkan Johan yang masih tertawa karena kebodohannya yang mengira pria tinggi itu akan menciumnya.
Ia berjalan tanpa alas kaki, menapaki pasir-pasir putih memandangi lautan biru. Situasi pantai ini cukup sepi karena beberapa blok merupakan milik Kakek Lewis.
Dress pantai warna putih membalut tubuh Lala dengan potongan rawis-rawis sepergelangan kaki. Rambut hitam itu berkilau karena terpaan matahari serta hembusan angin yang cukup kencang membuat rambut itu berterbangan hingg menutupi wajahnya.
Apa yang di depan pandangan mata Johan terasa memukau. Johan memeluk pinggang Lala dari belakang bak pasangan yang tengah memadu kasih, seperti itulah harapan Johan. Tidak. Kenyataanya, malah gadis ini hanya diam.Padahal, mantan-mantannya selalu menyambutnya dengan agresif saat Ia melakukan ini.
Alhasil mereka berdua kini sama-sama terdiam cukup lama.
Johan coba semakin mengeratkan pelukannya, berharap gadis itu bisa seagresif seperti gadis-gadis lain, tetapi sepertinya Ia terlalu berharap dan ini membuatnya sedikit kecewa.
"Aku tak mau kamu menjauh," Kalimat itu keluar dari mulut Johan begitu saja.
Mereka pun bingung dengan situasi itu. Namun sebentar, sebentar saja ... keduanya sama-sama ingin merasakan kekedamaian ini.
Pantai berpasir putih dengan laut biru dan ombaknya yang cukup besar, jadi semakin indah, baik untuk Lala maupun untuk Johan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Fujio Ami
kyaaa sprt udh jadian aj mrk😘
2022-04-19
1
Juwandi
lanjut kak semangat
2022-04-16
1