Tendangan kuat mungkin mengenai jantung wanita yang kini tengah kesakitan itu. Ia tidak peduli. Kesal bukan main, membuang-buang waktu saja.
Aura gelap Kevin semakin menguat saat kedua kakinya di tahan lagi. "Menyingkir!" ucap Kevin dengan lantang dengan aura membunuh.
Tiga penjaga, menarik tubuh Lala tapi tak berhasil. Tangan dan kuku Lala berpegang kuat pada Kaki Kevin, membuat Kevin nyaris jatuh tapi tertahan badan penjaga lain.
"Lala!" teriak ayah yang dijagal dua penjaga lain.
"Ayah!" Lala menoleh ke arah rumah.
TIDAK ! Ayahnya tidak boleh dibawa-bawa. Ayah pernah terluka parah. Itu tak boleh terjadi, ayahnya jangan terluka lagi. Hanya ayah satu-satunya yang ia miliki dalam kehidupan ini.
Lala mengerahkan tenaga. Dada yang sakit karena pukulan tadi, tak dipedulikan. Ia berlari, memalangkan kedua tangan, menghadang Kevin pergi.
Penjaga mendorong tubuh Lala dengan sangat kasar, membuatnya terjatuh ke jalan. Wajah itu perih setelah mengenai aspal. Penjaga lain membukakan pintu mobil dan Kevin duduk dengan elegan.
"Kevin!" teriak Lala sekencang-kencangnya.
Bos Besar itu menyeringai saat gadis bodoh itu memanggil nama sucinya.
Penjaga yang akan menutup pintu itu, berhenti. Lalu menarik tangan Lala, menyeretnya dengan kasar ke pintu mobil karena isyarat dari sang bos.
Tanpa pikir panjang Lala duduk disebelah Kevin yang auranya tak tersentuh. "Kevin." Dia harus mulai pembicaraan dan tak berani menguji kesabaran pemuda itu lagi.
"Kevin tolong ...." Air mata yang disembunyikan Lala, keluar tanpa permisi.
"Jauhkan tanganm!" Kevin begitu memasang aura dingin, tanpa melihat gadis yang dianggapnya rendahan.
"Tolong aku Kevin."
"Kau minta tolong? Cuma itu yang mau kau sampaikan setelah begitu heboh menahan kepergian saya?" Kevin tersenyum tipis sambil geleng-geleng. "Kau sudah membuang-buang waktu!"
Kevin melihat jam tangan. Ia sudah habis kesabaran. Dicengkram kaos gadis itu. "Apa ... kamu mau membayarnya dengan tubuhmu, ha?"
Lala terdiam pada tatapan dan kata-kata penuh penekanan. Ia menatap Kevin dengan kebencian dan keputusasaan.
"Masih saja kau diam.Tidak belajar? Jawab bila saya bertanya!" Pria itu mengambil tisu, mengelap tangan sendiri yang kotor karena baju Lala. "Pergi kau! Hah, mengotori saja!"
"Tolong lepaskan ayahku jangan ganggu ayah! Aku akan melakukan sesuai permintaanmu."
Kevin menghentikan aktifitasnya, melirik Lala yang tertunduk dengan kedua tangan saling meremas.
"Hanya ayah yang aku ... aku ... miliki ... di dunia ini. Aku ... asalkan apapun demi Ayah." Lala terus menunduk tidak sanggup melanjutkan kata-kata.
"Kau sedang bermain drama kau kira, bisa menipu saya? Huh, pergi sebelum aku menendangmu ke jalan!" Kevin menggeram, pembicaraan ini sangat tidak penting.
"Kau bilang aku harus membayar dengan tubuhku!" Lala menangis dengan meraung-raung.
"Ya!" Kevin menelan saliva. Gadis itu terlihat sudah putus asa, dengan bekas luka di pipi dan sedikit memar di atas tulang selangka.
Apa itu bekas pukulan kakinya tadi? Sesaat pikiran Kevin kosong. Ia baru menyadari ada asistennya di dalam mobil- di kursi kemudi. Kevin menengok ke kursi kemudi.
"Keluar Bill, Bajingan!" Kevin meninju kepala Billy dengan refleks, tak menginginkan bila Billy melihat gadis disamping.
Billy keluar dari mobil, menahan kesakitan atas bogeman barusan padahal Ia sama sekali tak pernah mengintip ke belakang. Nasib jadi asisten sungguh berat, selalu disalahkan dan terkena bogeman.
"Oh jadi, kau bersedia melakukan. Termasuk, melayani ratusan hidung belang, kau mau melayaninya?"
Lala terdiam cukup lama karena seringai pemuda itu yang seolah penuh kemenangan. "Bila ... itu yang harus aku lakukan demi ayah, demi ayah ..."
"Asalkan ayah saya baik-baik saja, apapun ..." Lala sesenggukan menahan getir tanpa bisa meneruskan kalimat.
"Yang jelas. Ya atau Tidak!"
"Demi ayah ..."
"Saya kan bertanya, Ya atau Tidak. Tak usah bertele-tele!"
"Gadis mana ? ... yang bisa menjawab pertanyaan seperti itu!" teriak Lala lepas kemudian tangisannya pecah.
"CK! .... Oke saya akan mengirimu malam ini!" sarkasme Kevin sambil membuang muka, melihat keluar jendela. Kevin melepas jas tanpa menoleh lalu dilemparkannya ke gadis itu.
"Pakai jas itu, saya tidak sudi melihat kulitmu!" Kevin merasakan gerak-gerik wanita itu. Kebencian kepada semua kaum hawa kembali muncul dipikiran, mengingatkan kebencian dia dengan sosok sang ibu.
Kevin menghembuskan nafas kesal. Mencoba menyandarkan kepala lalu memejamkan mata dan menunggu gadis itu selesai memakai jas.
"Sial!" teriak kevin langsung membuka mata, membuat Lala kaget.
"Hah ... " Kevin mengeluarkan seluruh nafas dari paru-paru.
"Kau tidak apa-apa?" Lala hampir menyentuh Kevin.
"Jangan pernah sekali-kali menyentuh saya!" Kevin menjauh dari Lala.
Puncak kemarahan Kevin membuat Lala ketakutan. Bahkan, Billy yang baru masuk rasanya susah bernapas.
"Cepat Jalan!" Amarah Kevin semakin menjadi-jadi, dia memukul berkali-kali jok kemudi dengan keras.
Billy benar-benar kaget, jantungnya mau copot, bisa-bisa Ia jadi sasaran tuannya malam ini.
Billy menjalankan mobilnya di saat warna orange di langit mulai menghilang, melaju keluar dari perkampungan di sudut kota itu.
"Ayah ... !" Lala melihat ke kaca samping lalu ke kaca belakang. Ia mencoba membuka pintu tetapi pintu itu terkunci.
"Diam!" Kevin mencengkram leher Lala dengan kuat. Otot-otot di tangannya sampai menyembul tampak hijau di antara kulit putih yang memperlihatkan seberapa kencang cengkeramnya.
"Kau menghabiskan kesabaran! Haruskah saya menghabisimu sekarang!!" Ditatap dengan lekat-lekat mata Lala yang merah berkaca-kaca dan wajah gadis izu yang meeah menghitam keunguan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Ayu Fatimah
Rasa nya aku pengen ngebejek ci Kevin sampe jadi lumpur
2022-04-26
1
Mar Sha
ini kevin boleh saya tendang ke planet pluto thor ? 😔😔😔
2022-04-22
1
Aumy Re
halo, ka... 🤗🤗🤗
mampir baca ya
semangat up
mampir juga di batas cakrawala
2022-04-06
1