"Pakai.!" Kevin berpaling seraya melemparkan jaket terusan panjang berwarna coklat dengan tambahan ikat pinggang berwarna hitam.
"Kita mau kemana?"
Kevin tidak menjawab pertanyaan gadis itu. Ia tetap diam dan menunggu Lala masuk lift. Bahkan Kevin membukakan pintu mobil untuk Lala.
Sepanjang perjalanan Lala menatap keluar jendela. Dia yang biasanya naik bis atau angkutan kemana-mana, sekarang harus duduk dengan laki-laki tidak jelas. Ia belum sempat menelepon ayah jadi mengambil ponsel baru yang diberikan Kevin semalam.
Di lketik nomor ayahnya di kotak pesan. Nomor tersebut dalam sedetik berubah menjadi nama ayahnya. Di hp ini ternyata mereka telah menambahkan dan menyimpan nomer ayah. Lala berhasil mengirim pesan untuk orang yang paling dicintainya.
...Ayah, selamat pagi....
...Lala kini dalam keadaan yang sangat baik....
...Ayah tidak perlu khawatir....
...Apa Ayah juga dalam keadaan sehat dan baik-baik saja ?...
...Lala selalu berdoa untuk kebaikan Ayah....
...Salam Rindu dan Cinta untuk Super Hero Lala....
...I love you Ayah ... ❤ Jangan lupa makan ❤...
Semua gerak- gerik Lala tidak luput dari lirikan Kevin. Pemuda tidak terlalu mengambil pusing, karena di ponsel itu hanya ada tiga kontak yaitu Alen, Kevin dan Billy.
...****************...
Mobil memasuki halaman sebuah gedung cukup tua. Gadis itu tertegun dan turun mengikuti Kevin.
"Kak Kevin!!!!" seru anak kecil dan anak remaja. Mereka berlari menghampiri Kevin. Anak-anak kecil itu memutari Kevin dan Lala, berjubel berusaha memeluk Kevin. Lala berusaha keluar dari kerumunan itu, Ia tercengang dengan apa yang dilihatnya.
"Kak Kevin, apa kabarnya?"
"Kakak lama tidak kesini?"
"Kaka main, main, ayo!"
Pertanyaan bertubi-tubi menghujani Kevin, bak artis Hollywood di kejar-kejar wartawan.
"Iya, kita main, ayo," sambut Kevin dengan senyum yang ramah lalu menggandeng tangan mungil anak laki-laki berusia 5 tahunan.
Pemandangan apa ini, itu beneran Kevin? Atau aku sedang bermimpi?
Lala masih tak habis pikir melihat Kevin yang berubah 180 derajat.
"Nak Kevin!" sapa seorang Ibu berumur 50 tahunan seraya menghampiri Kevin dengan senyum lebarnya.
"Iya, Nyonya Murti, apa kabar?" Kevin menyalami wanita paruh baya itu.
Mereka beramai-ramai menggiring Kevin dengan penuh kegembiraan ke dalam gedung. Kevin sempat melirik Lala tajam seolah memberi peringatan keras. Lala tertawa kecil, sempat-sempatnya lelaki dengan arogan mengintimidasinya.
Gadis itu mengedarkan pandangan keluar panti. Dilihatnya para pengawal perempuan berbadan tegap, tinggi, langsing seperti model, keluar dari dua mobil sedan hitam.
Mereka menggunakan sepatu pantofel dan pakaian formal yang senada, sangat seksi dan seperti tahan banting. Mereka berpencar di setiap sudut panti, memang tak terang-terangan tetapi Lala merasa diawasi gerak-geriknya.
Di jalan depan panti, empat mobil box besar terparkir. Orang-orang lalu lalang menurunkan kotak-kotak dari mobil box, membawa nyamasuk ke dalam panti asuhan. Tiba -tiba Ia dihampiri seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahunan.
"Kakak-kakak!" kata anak kecil itu seraya menyentuhnya.
"Iya, adik cantik ada apa?" sambut Lala kemudian berjongkok. Anak itu memandangi Lala dengan antusias kemudian menarik tangan Lala.
...****************...
Lala dibawa ke ayunan. "Kaka, pacarnya Ka Kevin ya? Namaku Caca," tanya anak kecil itu dengan wajah yang ceria. Dahi Lala berkerut.
"Atau Kaka temannya Ka Samantha?" sambung Caca lagi.
"Ka Samantha?" Lala menyatukan kedua alis pertanda berpikir.
"Ka, bilangin ke ka Samantha. Caca kangen main bertiga sama ka Samantha dan ka Kevin. Caca sudah tanya ka Kevin. Tapi ka Kevin malah sedih tidak mau menjawab," terang Caca terlihat murung sembari memandangi boneka Barbie ditangannya.
"Apa kakak akan sering mengajak Kakak Kevin datang kemari?" harap Caca membulatkan matanya.
"Kakak siapa namanya?" tanya Caca.
"Cantik, namanya Kakak Lala," timpal Kevin yang baru datang, mengagetkan Lala yang dari tadi antusias dengan anak kecil didepannya.
"Ka Kevin geli!" pekik Caca sambil tertawa kegelian setelah tangan kekar itu menggelitiknya.
"Ka Lala tolongin Caca! Tolongin geli!" pekik Caca sambil tertawa namun bercampur isakan karena sudah tidak tahan dalam menahan rasa geli.
Mata Lala terasa panas, Ia menyembunyikan sesuatu di sudut pelupuk matanya jadi teringat saat dulu ayahnya sering menggelitiknya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Kevin dengan lembut untuk pertama kali.
Lala terdiam, suara Kevin mirip seseorang yang dikenalnya.
"Ka Kevin, apa ka Lala itu pacar ka Kevin, ya?" tanya caca menatap Kevin penasaran.
"Iya kakak cantik ini pacar Ka Kevin," ujar Kevin pada gadis di pangkuannya itu, Kevin masih berjongkok.
Seorang Kevin berjongkok?
Sebentar, Dia bilang apa? Pacar? Ah tidak itu cuma karena di depan Caca saja!
"Lalu Ka Samantha, bukan pacar Ka Kevin lagi?" celetuk gadis cilik itu.
Perkataan caca membuat senyum Kevin seketika sirna.
"Caca kemari!" panggil Ibu berusia 50 tahunan tadi. Gadis cilik itu melepaskan Kevin dan berlalu pergi.
"Apa yang kau lihat!" geram Kevin yang kembali terlihat menyeramkan. "Cepat jalan!"
...****************...
Matahari mulai menampakan panasnya. Kevin dalam perjalanan, mengantarkan Lala kembali pulang ke rumah di sudut perkampungan.
"Persiapkan dirimu malam ini!" tegas Kevin semakin dingin.
"Apa?"
"Kau tidak lupa membayar hutangmu kan?" Kevin dengan tangan terkepal hingga urat-urat di tangannya menyembul. "Aku terlalu baik padamu? Aku akan memberimu hadiah malam ini! Lelaki bertabiat kasar!"
Lala meremas kuat-kuat jemarinya. "Apa kesalahanku Kevin, kumohon maafkan aku," mohon Lala dengan gemetar dan mual.
"Karena kau seorang wanita, itulah kesalahanmu!" tukas Kevin seraya membayangkan sesuatu menarik.
...*****...
Di tempat lain, Johan mendapat pesan anonim yang mengejutkannya. Seorang mafia kasar telah mengkomfirmasi kedatangannya malam ini untuk gadis yang dibawa Kevin.
"Kau gila, Vin!" gerundel Johan mondar-mandir di rumah besarnya.
Grandpa adalah salah satu pemimpin gangster menakutkan yang disegani pihak lawan. Siapa yang tidak tahu sepak terjang grandpa di dunia mafia? Semua mafia mengenalnya. Semua mafia takut padanya.
"Apa malam ini akan ada pertarungan sengit dengan pengawal orang biadab itu, yang terkenal karena kemampuan bertarungnya. Bagaimana bila ini sampai mencuat ke publik dan nama Lala terekspos," kata Johan sambil terus menelepon Kevin,l tetapi tidak dijawab.
Apa yang membuatmu marah Vin? kutawarkan harga tinggi bahkan aku mau melunasi hutang gadis, kau menolak.
"Saat aku mengantarkan putrinya, Alen menitipkan Lala. Apa yang harus aku katakan kepada Alen Sergio bila sampai terjadi sesuatu pada Lala."
Alen Sergio, nama samaran Algio, salah satu penjaga bayangan yang paling terkenal di dunia mafia. Aku sangat kaget saat menemui nya kemarin. Aku tahu posisinya di Dunia Mafia, begitu sebaliknya Algio pun tau posisiku. Ternyata ini alasan Algio vakum karena memiliki anak. Sekarang, aku bisa paham.
Pasti yang Lala tahu ayahnya itu hanya seorang penjaga biasa.
"Ayolah Johan berpikir!" gumam pemuda itu yang juga anggota mafia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Vie
mangatsss torrr ..
sudah like dan fav juga....
mampir ni bovelku juga iya
2022-04-21
1
Pramita K
ooo panteslahh 😅😅
2022-04-18
1
Triple.1
keren kak...cemungut... semakin penasaran
2022-04-14
1