"Ma, berangkat dulu,"mencium pipi mamahnya, Johan naik ke mobil.
"Lala sayang sini," panggil Tiara
"Iya .. tante"
"Loh tante lagi panggilnya?" Tiara berkerut dalam.
"Maaf Mah, Lala belum terbiasa," ungkap Lala masih canggung harus memanggil orang lain dengan sebutan Mamah.
"Biasain ya, hati-hati di jalan, kalo ada apa-apa telpon Mamah," Tiara memeluk Lala yang sekarang sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
"Baik Mah ..."senyum Lala.
Lala memasuki mobil Johan. Johan menjalankan mobilnya , tangan kirinya sesekali menggenggam tangan Lala.
"Semua, akan baik-baik saja, La ... ada aku , jangan khawatir."
"Terimakasih banyak, Jo,"
Sepanjang perjalanan mereka selalu diam. HP baru Lala hilang di saat malam kelam itu. Kini Mama Tiara membekali nya hp baru.
_____**_____
Johan memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, Lala mulai muncul perasaan tidak karuan.
"Aku disini La, semua baik- baik saja," Dipeluk nya gadis yang gemetar itu.
"Aku tidak siap ,Jo," bulir air mata mulai membasahi wajahnya.
"Percaya sama aku dan kamu harus lawan perasaan negatif itu ya," Kevin meresletingkan penuh jaket yang di pakai Lala. Dipegangnya kepala Lala dan di tatapnya, Ia terus meyakinkan Lala sesuai arahan mama Tiara.
Mereka berdua turun dari mobil, tentu langkah Lala masih gemetar. Banyak pasang mata tertuju pada mereka, ya karena Jo sangat tinggi, tampan, charming. Sebagian mereka sudah mengenal Johan, sebagian lain sudah tau informasi yang paling bikin heboh satu kampus. Bisa dibilang dari sekian banyak orang, Johan lah yang paling tampan.
Bebarapa orang mengerubuti Johan, namun Johan tetap dengan setia menggenggam Lala. Johan ramah kepada semua orang, mereka semakin menyukai Johan.
Johan memasuki kelas diikuti Lala, mereka duduk di tengah.
"Kamu bawa bolpoint lagi?" tanya seorang gadis berambut keriting dengan suara cantiknya.
"Iya ada bentar ... namaku Lala Clarissa biasa di panggil Lala, bisa kusimpan kontakmu?" Lala memberikan bolpoint dan hp Lala.
"Aku Ella Hudson, panggil Ella atau El, nama kita kok hampir sama sih," Ella memasukan nomornya ke Hp Lala.
"Lala!" Lantang seseorang.
"Sasa," Lala menerima pelukan Sasa, tetangga nya satu kampung.
"Kamu baik-baik aja kan? kemana hp mu gak aktif? bikin khawatir saja, eh ini kenapa? " Sasa memegangi wajah Lala, memeriksa Lala dari atas kebawah.Ia heran ada sedikit bekas keunguan diwajah Lala.
"Aku baik-baik aja,em ini aku nabrak tembok"
Dosen memasuki kelas, Sasa duduk di sebelah Ella, mereka kenalan bisik-bisik.
_____
Mereka tengah asik ngobrol di Kantin.
Lala duduk di sebelah Johan berhadapan dengan Ella dan Sasa, sampai tiba-tiba seseorang duduk di sebelah Lala. Saat Lala menoleh dia kaget bukan main.
...Kevin ?!...
DEG!
kedua tangannya jatuh tak berdaya di pangkuannya, kepalanya menunduk memandangi tangannya yang gemetaran. Kini tangan Johan dan tangan Kevin menggenggam tangan Lala bersamaan. tangan kiri di genggam Kevin, tangan kanan di genggam Johan. Tangan Lala malah semakin gemetaran.
Seisi Kantin tertuju pada Johan dan Kevin, dua manusia paling ganteng kini telah berkumpul, dan
...Siapa gadis di tengahnya?...
...Apa ada film drama?...
...Apa mereka masih jomblo?...
...Apa mereka pacaran?...
begitulah dalam benak pikiran mereka.
Lala cuma bisa diam.
...Kenapa dirinya sekarang jadi selemah ini ?...
"La, pulang kampus kemana? ikut kita ke pepust yuk!" celetuk Sasa.
"H.." Lala sudah membuka mulutnya lebar untuk mwnjawab, tapi suaranya tak bisa keluar, Ia seperti orang bisu.
Ella dan Sasa berkerut dalam. "La?" tanya dua orang ini bersamaan.
Bugh---
Lala pingsan jatuh ke belakang, tapi dua orang itu, Johan dan Kevin menangkapnya bersamaan. Johan menangkap punggungnya dan Kevin menangkap kepala Lala.Seisi kantin melongo. Ada yang sibuk memvideokan, malah ada yang menjadikannya taruhan.
Sementara dua laki ini beradu pandang, tak ada yang mau kalah. "LEPASKAN" Ucap Johan dan Kevin bersamaan.
"Kalian apa si? Lala tu pingsan loh !" Sasa menepuk keras punggung dua orang itu.
Johan memiliki kesempatan lebih cepat untuk berdiri dan akhirnya Jo yang mengendong Lala.
Seisi kantin terkesima melihat heroiknya Johan, tinggi, ganteng, baik, ramah.
"Aku tunjukkin polikliniknya," perintah Ella memimpin di depan karena dia sudah hafal area kampus.
Mereka jalan terburu-buru terutama Johan sangat khawatir.
***
Mereka sedang menunggu Lala, di periksa dokter wanita di dalam, mereka tak bisa melihat karena di batasi kaca. Ella, Sasa, Kevin, Johan saling berpandangan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Rumahnya dekat rumahku Vin, kau bisa mengantarnya?" usul Sasa.
"Ya saya akan mengantarkannya,saya tau rumahnya," sahut Kevin datar.
"Ke rumah Kakekku saja, Mama pasti khawatir," tampik Johan tidak mengijinkan Lala berurusan lagi dengan Kevin.
Dua gadis itu bingung dengan pernyataan dua pemuda tampan itu, mereka sama-sama tak ingin kalah.
"Kamu mau bawa anak gadis orang? rumah Lala di dekatku, ke rumahnya saj !" bantah Sasa kepada Johan
"Di rumah Kakek lebih terjamin!" decak Johan.
"Emang elu sapa, ha!"Sentak Sasa, kesal tiba-tiba ada orang nyolot main bawa anak gadis orang.
"Berisik!," sela Dokter menghentikan pertengkaran mereka.
"Siapa yang dekat dengan keluarganya?"
"Saya!" Kevin, Johan, Sasa - berdiri bersamaan.
Ella bingung bukan main, kenapa sih mereka?
"Saya tetangganya," sahut Sasa
"saya keluarganya," lanjutJohan
" Saya ..." jawab Kevin tak meneruskan kalimatnya, lalu saya apa?
Dokter dan Ella bingung.
"Ah sudahlah, mari saya jelaskan, mahasiswi ini, mengalami x, x, x, x, sebaiknya jangan terlalu banyak pikiran, kelelahan, jaga pola makan, dan lingkungan yang kondusif, ini saya kasih obat sementara, segera bawa dia ke Dokter Psikolog, ya"
"Terimakasih Dok," jawab mereka berempat bersamaan.
Mereka duduk bersamaan lagi, hening beberapa saat.
Ella Hudson membuka obrolan, "Oke, niat kita semuanya baik untuk Lala, bisa gak, kita gak saling berantem atau ingin menang sendiri?"
Semua orang terdiam.
"Oke kita perkenalan satu-satu terkait hubungan dengan Lala. Mulai darimu Sa, perkenalkan hubunganmu dengan Lala," saran Ella Hudson.
"Aku teman dari SMA, kami cukup dekat dan aku tetangganya." Jelas Sasa.
"Oke, terus kamu Vin?" tanya Ella.
" ...." Kevin terdiam. Johan tersenyum sinis.
"Oke kamu dulu deh Jo," Ella mengalihkannya.
"Aku belum lama si baru beberapa minggu, tapi semua keluargaku sudah menganggap Lala keluarga sendiri, dan Ayah Lala juga sudah tahu aku."Johan melirik Kevin tersenyum sinis.
Kevin berkerut tanda tanya,
...Ayah Lala dan Johan sudah pernah bertemu? Kapan? Sergio langsung diasingkan sebelum saya mempertemukan mereka, kenapa mereka bisa ketemu?...
"Lalu kau siapanya Lala, Kevin pacarnya?" tangkas Ella.
"Bukan," tegas Sasa, Ia tau betul gimana Lala.
Ella berkerut dalam memandangi Kevin dan Sasa.
"Saya ..." jawab Kevin lama.
"Kevin," terdengar suara dari dalam ruang pemeriksaan, mereka berempat serempak mendatangi, dokter sedang keluar.
"Kevinn, vinnn !" Lala mengigau.
Mereka berempat saling berpandangan.
bersambung ...
___________________________________
Hai Pembaca yang Budiman terimakasih telah membaca.
Kenapa Lala mengigau nama Kevin? kenapa bukan nama Johan yang disebutnya?
Bagaimana perasaan Lala dan traumanya?
Apa kurang jelas penggambaran traumanya Lala?
Apa ceritanya kurang seru atau kurang menegangkan?
Tinggalin jejaknya ya bisa dengan like, koment, vote, atau tambahin ke daftar bacaan favorit kamu ! 😘
Author sangat mengharapkan kritikan dan saran kalian soal kekurangan novel ini.
Sekali lagi terimaksih ! semoga hari kalian selalu menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
As Cempreng tikttok @adeas50
awas ada kevin!😭
2022-04-19
0
Fujio Ami
Kenapa yg dipanggil Kevin La😭
2022-04-18
1
Fujio Ami
aahh mulai rebutan deh🥰
2022-04-18
1