Masih di ruang kesehatan mendengar igauan Lala.
"Vin !" Kepala Lala menggeleng kuat, kedua tangannya mengepal, lengan menutupi wajahnya, seakan menolak sesuatu.
"La, bangun Lala! bangun!," sentuh Ella dan Sasa mencoba membangunkannya. Sampai cukup lama ada lima menitan walaupun mereka sudah menepuk-nepuknya Lala tidak langsung bangun dan semakin berteriak histeris, meraung kesakitan.
Johan dan Kevin yang melihat itu sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Kevin !!" Ketakutannya membuat Ia terbangun dengan keringat dingin yang membanjiri wajah dan lehernya. Lala bangkit duduk matanya terbuka nafasnya terengah-enggah. Dada nya sesak bukan main, Ia bagai habis jatuh dari ketinggian 1000 meter, Ia merasa kehabisan nafas.
Ella dan Sasa menenangkannya dengan segala cara.
"Ayo Kita pulang sekarang, Mamah pasti khawatir," keluh Johan akan mengangkat tubuh Lala.
"Lebih baik ke rumah Lala sendiri, aku bisa menjaganya," sambut Ella tak mempercayai Johan.
"Ada yang mau saya omongin, La," tuntut Kevin yang berdiri tidak jauh dari Lala."Soal Ayahmu."
DEG!
"Gak usah dengerin dia," sergah Johan.
"Pergi ! apa kau masih tak puas setelah semua ...?" memegang kerah Kevin kasar, ucapan Johan terpotong Lala.
"Biarkan aku berbicara dengannya, sebentar, Jo," Lala menurunkan kakinya dari tempat tidur.
"Aku tidak akan tinggal diam, " Geram pelotot Johan kepada mantan sahabatnya.
Ella dan Sasa menarik keluar Kevin, yang menolak keluar.
**
"Apa yang kau lakukan!" Lala yang masih duduk menolak Kevin, pemuda itu membuka jaket di tubuh Lala dengan kasar dan lelaki biad*p itu berhasil membuka jaket Lala.
Ia memegangi tangan Lala, dan memandangi tangan Lala yang penuh bekas goresan yang mulai mengering dan banyak perban di sepanjang tangannya.
Laki-laki itu mengepalkan tangannya saat melihat bekas goresan-goresan yang memilukan mata, belum sepenuhnya kering dan terlihat mengerikan.
Kevin terduduk lemas di sebelah Lala.
"Jadi apa yang kamu mau omongin, kalo soal Ayah, Dia baik-baik saja. Semalam Ayah menelpon ku mengatakan seseorang telah menjemputnya," Lala menjawab sesuatu yang mungkin akan dibicarakan Kevin, tangan Lala yang gemetaran coba disembunyikannya.
"Jadi kamu sudah tau rupanya begitu," tanggapan Kevin setelah mendengar keberadaan Sergio setelah menghilang dari tempatnya di pelosok,"
...Ada yang tahu tempat sangat rahasia itu? siapa yang membantu Alen Sergio?...
"Sudah tidak ada yang mau diomongin lagi kan," Lala berdiri akan memakai jaket menutupi bekas-bekas luka.
Kevin berdiri mendekap Lala kuat-kuat.
"Kau tak bisa semena-mena lagi denganku!" Lala mundur melepaskan dirinya, namun Kevin lebih kuat mendekapnya. Rambutnya sudah dirapikan dengan potongan seleher karena ulah Ma*iak s*x saat itu, kini di elus-elus Kevin.
Duck!
Diinjaknya kaki laki-laki itu keras.
"UH!" Kevin kaget.
Lala yang mendapat kelonggaran melepaskan diri dan lari.
Kevin dengan cepat mengejar dan meraih tangan Lala. "Kamu meninggalkan saya begitu saja setelah semua apa yang disebabkan oleh kamu?" memegangi wajah dan tubuh gadis itu dengan kasar.
"Hei! Kau yang gila Vin dengan semua yang kamu lakukan! aku tak akan menyerah lagi, aku tak akan membiarkan dirimu menindasku lagi!" entah keberanian dari mana yang datang tiba-tiba, mendorong Lala untuk tidak lemah lagi.
Kevin geram menc*kik Lala sampai tubuh Kevin bergetar karena kemarahannya.
Setelah yang terjadi pada hidup saya! semua fasilitas hidup saya di cabut Ayah ! kerja keras untuk membesarkan Saint Mariano Group tidak dianggap dan sia-sia ! Ayah mengambil alih paksa karena kamu !!!!
Buck-
Bogeman keras mendarat di tubuh Kevin.
Johan menyelamatkan Lala yang hampir kehabisan nafas itu.
Buck-
"Sialan kau! baru kutinggal kau sudah mau membunuhnya!" Johan memukul lagi.
Buck-
Buck-
Buck-
Kevin melawan.
BUCK-
Johan hilang kendali, Ia bukan orang sembarangan di dunia bawah. Dipukulnya dengan tenaga penuh.
Buuuuukkkkkk!
Tersungkurlah Kevin ke Lantai.
"Berhenti Jo!" Lala menahan tangan Johan, menarik tangan Johan.
Johan mengambil jaket Lala, memakaikannya dan menutup resletingnya rapat, pada Lala, lalu mereka berdua meninggalkan Kevin.
"S*it !" teriak Kevin.
***
Kevin tak pernah masuk kuliah lagi sejak hari itu.
Kehidupan Lala mulai normal, Mamah Tiara melarang Lala pulang ke perkampungannya.
Ayahnya kini ikut bekerja di Perusahaan kakek Lewis, Alen Sergio harus sering menemani kakek Lewis keluar kota.
Sedangkan Lala kini disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya. Ia juga mengambil kerjaan paruh waktu di toko bunga.Tentu Johan memaksa selalu untuk mengantar dan menjemputnya.
****
Enam bulan telah berlalu ...
Ditempat lain di daerah Cambridge London.
Seorang gadis sedang menggerayangi pria yang bertelanjang dada di kamar hotel.
Lelaki yang tengah mabuk berat itu masih terbawa arus pikirannya yang jauh melayang ke saat dirinya akan di kirim ke Luar negeri.
-Kilas balik dimulai-
⬇️ Pov Kevin⬇️
Di meja makan yang hanya ada saya dengan mama Sheril Sukmawati.
Suasana yang membuat saya tidak nyaman saat mama selalu mengacuhkan dan merendahkan saya. Mungkin dia sangat tidak menginginkan kehadiran saya di dunia ini.
"Jadi, Papa mengirim kamu ke luar negeri?" Sheril memandangi jam tangan tanpa menatap saya.
"Iya" memakan makan malam yang terasa jadi hambar.
"Baguslah, nanti akan ku tambahkan uang jajan tanpa sepengatuhan Papamu," Sheril acuh, sikapnya semakin kelihatan jengah setiap duduk satu meja dengan saya.
"Aku tidak bisa mengantar, ada arisan sampai lusa. Kamu sudah besar, mandirilah," imbuh Sheril.
"Tak apa." Saya sudah tau, itu hanya mimpi bila mengharapkan kepeduliannya.
Memangnya kapan pernah mengantar atau mengurus saya? menyentuh saja nyaris tak pernah.
"Mama!" teriakan Fabio, anak itu langsung memeluk Sheril.
"Fabio, mobil sudah kamu terima?" Sheril terlihat mencium pipi Fabio dengan penuh kehangatan cinta dan senyuman termanisnya.
Saya mengepalkan tangan di atas meja, menahan kecemburuan bertahun-tahun. Menumbuhkan bukit kebencian yang menggunung. Says sama sekali tidak mempercayai cinta apalagi wanita. Saya sangat anti dengan cinta dan wanita bahkan hanya dengan menyebutnya saja. Kebencian sudah mendarah daging, luka di hati saya tidak bisa disembuhkan. Saya teramat merasakan sakit bahkan saya ingin mengh*bisi orang yang sudah melahirkan saya.
"Udah, Mah, makasih mobil barunya. Mama jadi arisan ke kota X? tengok Papa di rumah sakit dululah, Mah ! kasian Papa belum mama tengok." Sungut Fabio teihat sedih
Adik saya, Fabio kelas 2 SMA usianya 16 tahun, anak bungsu dari tiga bersaudara.
"Nanti juga sembuh, Mama sudah ada janji gak bisa di batalin," Kilah Sheril.
"Tapi Mah, Papa baru melewati masa kritis loh, " protea Fabio.
"Mama buru-buru ! udah ya," Sheril mencium dan memeluk fabio terlihat sangat gemas lalu pergi begitu saja tak menghiraukan saya yang hendak pergi Ke Luar Negeri, walau sekadar hanya memeluk atau menggenggam tangan saya
**
Malam berlalu, pagi pun datang.
Hari itu terakhir ke kampus, tapi saya belum bisa menghubungi Lala, bekali-kali kediaman Kakek Lewis, tapi pengawal rumah selalu menghalangi saya.
Di Lantai 2 Gedung A Fakultas Bisnis.
Harapan untuk bisa bertemu Lala pupus padahal, saya ingin memberitahu sesuatu.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, apa yang di tunggu-tunggu sejak awal masuk kuliah akhirnya muncul di hadapan mata.
Lala berdiri di tengah rombongan mahasiswa yang sedang mengerubuti Johan.
Namun keberanian saya sirna begitu saja setelah mengingat foto pemberian papa, foto sayatan di tubuh Lala yang di ambil tanpa sepengetahuan Johan, di Rumah Sakit.
Cekrek!
Dari kejauhan saya mengambil foto, dia terlihat trauma, yang dulu ceria kini terlihat tidak ada kekuatan.
Saya tak memasuki kelas walaupun ini terakhir, padahal sebenarnya bisa saya memiliki kesempatan untuk memandangi Lala di kelas, tapi....
Beberapa jam pun berlalu saya masih mengasingkan diri di sebuah taman kosong. Akhirnya saya tidak tahan lagi. Sekarang atau tidak sama sekali.
Lala di kantin, saya mendatangi dan duduk di sebelahnya membuat dua orang perempuan di depan Lala, menatap curiga.
Dia menoleh dan menghindari mata saya?
Tangan saya refleks memegang tangan kiri Lala tapi Johan ikut memegang tangan kanan Lala, membuatku Ingin sekali menyingkirkan tangan Johan namun tiba-tiba Lala jatuh pingsan.
Saya berhasil menahan kepala Lala namun Johan berhasil merebut dia dari tanganku.
Di ruangan kesehatan kesempatan untuk memberitahu Lala semakin sempit. Saya semakin tidak bisa berpikir mengapa Johan mengenal Alen Sergio, sebegitu dekat kah Lala dengan Johan?
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
Fujio Ami
si Kevin galauu wkwk
2022-04-18
1
Fujio Ami
mamanya cuek bgtt😭
2022-04-18
1
Fujio Ami
kyknya Kevin jg Psycho yaa 😭
2022-04-18
1