Bab19- Bertengkar Lagi

Bab 19- Bertengkar Lagi

"Di mana bos kalian?" Zora bertanya kepada resepsionis, ia marah karena sang suami tidak bisa dihubungi, Zora sudah cukup lama menunggu di rumah, tapi Jordy belum juga menampakkan batang hidungnya, akhirnya ia memutuskan untuk datang ke kantor suaminya.

"Ada, Bu di ruangannya. Tapi, pak Jordy nggak nerima tamu dari manapun. Pak Jordy bilang nggak bisa diganggu, Bu."

Sebelumnya, wanita bernama Rara ini pun sempat heran melihat wanita yang datang bersama Jordy beberapa saat yang lalu sangat mirip dengan Nana istri Jordy yang sudah meninggal. Bahkan, ia sempat berbicara dengannya tadi, tapi wanita itu mengaku sebagai Mirna. Ah, bahagianya kalau saja bu Nana masih hidup. Rara tidak akan melihat wanita arogan ini datang ke kantor lagi, baru jadi istri Jordy sebentar saja sombongnya mintak ampun.

"Kamu nggak bisa bedakan mana tamu dan mana istri pemeilik tempat kamu bekerja? Kamu mau saya pecat!" Suara Zora memeking di tempat itu. Ia merasa hari ini semua orang begitu menyebalkan.

"Maaf, Bu. Saya cuma menjalankan tugas dari pak Jordy saja. Kalau ibu nggak keberatan, ibu nunggu di ruang tunggu saja, biar saya konfirmasikan kalau ibu ada di sini."

"Jangan sok ngatur kamu!" Zora tidak perduli dengan peringatan itu. Ia tetap melenggang masuk ke lift dan langsung menekan tombol ke lantai atas di mana suaminya berada.

Pintu ruangan bercat hitam yang tiba-tiba terbuka dari luar mengejutkan Jordy. Wajahnya masam melihat siapa yang datang ke ruangannya.

"Apa tidak ada yang memeringatkanmu untuk tidak menggangguku?" Meskipun marah, namun hati Jordy lega sebab Zora tidak sempat bertemu dengan Mirna di tempat ini. Untung saja Mirna sudah pergi dari setengah jam yang lalu.

"Sejak kapan kamu bicara formal sama aku?" Zora tidak gentar, ia tetap masuk dan duduk di sofa. Dilihatnya ada gelas berserta sepiring kue kering di atas meja. "Siapa yang datang sampai kamu nggak mau diganggu, Mas?" zora bertanya tanpa mengalihkan mata dari meja tersebut.

"Bukan siapa-siapa. Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Jordy yang masih duduk di balik meja kerjanya.

Pertanyaan Jordy membuat Zora menoleh kepadanya. "Kamu keberatan aku datang ke sini? Atau jangan-jangan ada perempuan lain yang nemenin kamu di sini?" Zora berdecih. "Jangan macam-macam kamu, Mas!"

"Jangan bicara omong kosong! Kamu tau ini kantor tempat kerja, bukan rumah tempat kita bisa berbuat sesuka hati!"

Zora memutar bola mata jengah dan kembali menatap meja, matanya panas melihat bekas lipstik warna merah di ujung gelas. Zora langsung mengambil gelas itu dan ia letakkan di atas meja Jordy.

"Apa yang mau kamu jelasin tentang ini!" teriaknya dengan ledakan emosi yang tidak bisa ditahan lagi. Jordy terkejut melihatnya. "Kamu selingkuh sama perempuan lain 'kan? Dia Mirna 'kan?" Zora melemparkan gelas itu ke dinding sampai pecah dan berserak di lantai.

"Zora cukup!" sentak Jordy memukul meja kemudian berdiri tegak. "Jangan buat keributan di sini. Lebih baik kamu pulang sekarang!" Ia menunjuk pintu mengusir istrinya.

"Aku nggak akan pergi sebelum kamu sadar, Mas! Aku tau kamu selingkuh sama Mirna. Tapi aku nggak nyangka kamu bawa dia ke sini! Harusnya kamu nggak semudah ini dirayu, Mas! Harusnya kamu sadar kalau dia Nana yang cuma mau balas dendam sama kita, bukan Mirna!"

"Harus berapa kali aku bilang jangan pernah sebut nama Nana lagi!" Suara Jordy semakin meninggi, ruangan yang kedap suara membuat ia tidak khawatir ada orang yang mendengar suaranya.

"Apa kamu takut? Harusnya kamu nggak cari masalah dengan dekat sama perempuan itu!" Zora masih berusaha menyadarkan Jordy.

"Diam!" Jordy keluar dari area mejanya dan menarik tangan Zora. "Lebih baik kamu keluar! Sebelum kesabaranku habis di sini!"

Zora menghempaskan tangan Jordy, ia tidak tetima diperlakukan seperti ini oleh suaminya sendiri.

"Dengar, ya! Nggak masalah kalau kamu nggak percaya sama aku. Tapi, dengar ini baik-baik!" Zora menunjuk dada Jordy memberikan peringatan keras untuknya. "Kalau kamu macam-macam di belakangku, aku nggak akan segan untuk ungkapkan semua yang udah kita lakuin sama Nana. Aku akan bilang sama semua orang kalau sewaktu Nana masih hidup kita sudah mengkhianati dia, kita selingkuh dan menguras harta Nana sebelum kita lenyapkan dia di sungai sana!" Suara Zora menggema di ruangan itu. Kesabarannya benar-benar sudah habis.

"Jangan cari masalah, zora!" sentak Jordy seakan tidak mau kalah. "Kita nggak ada hubungannya dengan kematian Nana!"

"Tapi itu memang kenyataannya, kamu bahkan gak perduli sama anak yang dikandung Nana waktu itu, karena kita Nana jatuh dan tenggelam! Apa kamu lupa?" Wajah Jordy memerah melihat Zora. "Kalau kamu mau rahasia ini tetap aman, sebaiknya jangan berani khianati aku dan jauhi perempuan yang bernama Mirna itu!"

"Zora diam!" bentak Jordy sembari melayangkan satu tangan hampir mengenai pipi Zora. "Jangan berani mengancamku. Lebih baik kamu pulang dan kita selesaikan di rumah." Dia kembali duduk ke tempat semula.

Zora mengalah dan keluar dari ruangan Jordy. Mereka tidak tahu percakapan keduanya terekam kamera kecil yang terselip di lemari buku tepat di belakang kursi kerja Jordy.

***

"Teo, aku udah dapatkan sertifikat ini." Begitu masuk ke mobil yang baru menjemputnya di pinggir jalan, Mirna langsung mengadukan kebahagiaannya kepada pria bertopi yang duduk di bangku kemudi. "Oh, iya itu mobilku siapa yang urus? Kok ban depan bisa bocor 'sih? Untung aja kamu bisa diandalkan. Kalau gak aku bisa sampai besok di jalanan!" keluhnya kesal karena mobilnya bermasalah.

Pria yang diajak bicara hanya mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.

"Kalau bukan demi butikku, gak sudi banget deket aku nyium pipi Jordy. Apalagi dia seenaknya meluk, ngerangkul mintak cium bahkan mau lebih dari itu, hoeeekkk!" Mirna hampir muntah mengingat kejadian tadi di ruangan Jordy.

"Semua ini gara-gara Juna. Kenapa dia biarin aku gerak sendiri? Gimana kalau aku terbuai lagi sama Jordy? Oh, apa mungkin Jordy sengaja ngelakuin itu supaya aku bisa balikkan sama Jordy?" Nana menendang kursi bagian depan.

"Mungkin 'gak sih?" Kali ini Nana meminta pendapat pria yang sedari tadi tidak merespon ucapannya. "Teo kamu denger gak sih? Kenapa diem aja?" pekik Nana di dalam mobil.

Nana tidak tahu kalau sopirnya sedang menahan amarah, kedua tangannya mencengkram stir sangat erat, cemburu menyelimuti diri ketika mendengar cerita Nana mencium Jordy. Apalagi membayangkan Jordy memeluk dan merangkul Nana membuat ubun-ubun di kepalanya panas.

"Teo hari ini kamu kok ngeselin, sih? Lebih ngeselin dari Juna, malah!" ucap Nana lagi.

Sang sopir menepikan mobil kemudian ia memutar punggung melihat Nana. "Lebih ngeselin kamu atau aku?" Ia bertanya dengan malas.

Nana terpaku melihatnya.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

ya ampiunnnn... Juna ceburu???
makanya cepat dong Junnnn nyatain isi hatimu nak

2023-06-10

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

ternyata Juna.

2022-06-17

0

Defi Danny Firmansyah

Defi Danny Firmansyah

ternyata Juna nyamar jadi Teo...🤣🤣🤣

2022-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!