Bab 14- Terlalu Biasa

Janji cerita ini akan tamat di sini. Jangan khawatir, ya akak-akak.

Bab 14- Terlalu Biasa.

Dua Hari Kemudian.

Sudah dua hari Arjuna menghilang tanpa kabar, selama itu juga Nana yang menggantikan posisi Juna di kantor. Nana sudah mencari informasi kepada orang kepercayaan Juna yaitu Teo, tapi informasi dari Teo tidak menemukan titik terang.

Percuma! Pria itu seperti sengaja menyembunyikan Arjuna darinya. Nana kesulitan mencari tau di mana Arjuna. Rasanya ia ingin kabur mencari Arjuna sendirian, tapi Nana tidak mau meninggalkan tanggung jawab yang ditinggalkan Juna untuknya.

Hampa. Seperti ada yang hilang, tanpa Arjuna rumah sepi seperti tidak berpenghuni, tidak ada teman bicara, tidak ada yang melarangnya makan ini dan itu dan tidak ada yang menemani ia olah raga. Sepertinya Nana sudah sangat bergantung hidup dengan pria itu.

"Tuan Arjuna ada urusan di luar kota dan tidak bisa diganggu gugat."

Hanya itu yang dikatakan Teo kepada Nana. Jawaban yang tidak memuaskan itu membuat Nana tidak bersemangat bertemu dengan siapapun dan enggan menerima tamu yang tidak memiliki kepentingan atau janji lebih dulu dengannya. Termasuk Jordy yang sudah dua hari selalu datang ke kantor dengan alasan ingin minta maaf. Nana benar-benar tidak mau bertemu dengan orang lain selain Arjuna.

Suara pintu diketuk dari luar membuyarkan lamunan Nana.

"Kenapa aku selalu mikirin dia?" gumamnya sembari merapikan meja yang sedikit berantakkan akibat ulahnya merobek kertas. "Masuk!" serunya.

Teo membuka pintu dari luar, ia datang membawa tablet beserta informasi di dalamnya.

"Maaf mengganggu, Nona!" Teo sedikit membungkukkan badan tanda hormat untuk Nana. "Hari ini ada pertemuan dengan Jordy dan istrinya. Apa Nona siap bertemu mereka atau kita tunda saja pertemuan ini?"

Nana sekilas memejamkan mata seperti mengingat dua wajah orang itu. "Waktu sangat cepat berlalu, apa mereka sudah selesaikan gaun untuk iklan kita?"

"Sudah. Mereka sudah mengkonfirmasi kalau gaun itu diambil dari butik milik Jordy dan hasil dari rancangan istrinya sendiri." jawab Teo, ia meletakkan laptop di atas meja kerja Nana.

Nana berdecih dan melihat hasil tangan Zora. "Butik mereka sebentar lagi akan kembali pada pemiliknya yang asli. Baiklah, atur pertemuan dengan mereka aku punya kejutan untuk kedua orang itu."

Nana memiliki kuasa penuh atas dua orang yang dulu mengusirnya dengan sangat tidak hormat, kini waktu sudah merubah segalanya, kalau ia mau detik ini juga Nana bisa mengusir dua orang itu tapi, Nana sengaja menunda waktu karena ingin melihat mereka sengsara.

*

*

Zora sudah minta maaf kepada Jordy dan pura-pura percaya kalau wanita itu memang Mirna, ia juga bersedia menyiapkan gaun dan mencarikan seorang model untuk menjadi BA prodak mereka.

"Sayang, gaunnya cantik'kan? Mirna nggak mungkin nolak hasil karyaku 'kan?"

Zora bicara semanis mungkin agar Jordy tidak curiga padanya, sebenarnya ia tidak rela jika Jordy menemui Nana tanpa dirinya.

"Tergantung, kalau kamu bisa menjaga sikapmu aku yakin dengan senang hati Mirna menerimanya, bahkan kalian bisa berteman baik nanti. " Jordy bicara tanpa melihat Zora. Ia hanya sibuk membuka aplkasi di handponenya.

Mendengar itu Zora semakin kesal, sebab wajah Jordy terlihat ceria saat menyebut nama Mirna. Lain halnya jika bicara dengannya. Bahkan, ketika sudah sampai di perusahaan Juna pun, Jordy tidak membukakan pintu untuknya akhirnya Zora terpaksa bersusah payah keluar dan mengikuti Jordy.

"Semua karena perempuan itu, awas saja akan aku buka kebusukkanmu," umpat Zora penuh emosi.

Kedatangan Jordy dan Zora disambut hangat oleh Teo, ia pun membawa kedua kliennya ke salah satu ruangan di mana Nana sudah menunggunya.

Ruangan bernuansa hitam putih, diisi meja kerja dan terdapat beberapa rak buku yang tersusun rapi membuat Jordy dan Zora betah berada di dalamnya. Mereka dipersilahkan duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan.

"Kalian sudah datang?" Mirna muncul dari balik lemari yang ternyata bisa terbuka secara otomatis. Berjalan begitu elegan mendekati sofa tunggal yang tidak jauh dari Jordy. "Tidak perlu sungkan, silahkan duduk saja," ucapnya ketika Zora dan Jordy hampir berdiri dari duduknya.

"Apa aku sudah membuat kalian menunggu terlalu lama?" Nana duduk manis sengaja melipat satu kaki sampai rok hitam yang ia pakai sedikit tersingkap memerlihatkan pahanya yang putih. 'Aku terpaksa bersikap seperti wanita penggoda di depan pria yang pernah kuakui sebagai suamiku," batin Nana sembari menyandarkan punggungnya. Ia tahu tindakkannya membuat wajah Zora cemberut seperti benang kusut, Nana yakin setelah ini Zora tidak akan bisa tidur nyenyak lagi.

"Ti-tidak." Keringat dingin mulai memenuhi kening Jordy, ntahlah ia pun tidak tahu kenapa Mirna begitu menggoda di matanya.

Melihat itu Zora semakin geram, namun berusaha menahan emosi agar tidak merusak suasana dan rencananya sendiri. 'Kau masih bisa tersenyum Nana, tapi lihatlah setelah ini aku akan membuka sandiwaramu sampai kau menangis darah seperti sebelumnya.'

"Ekhm, Saya minta maaf atas sikap saya yang sempat mengira Anda sahabat saya yang sudah meninggal." Zora memasang wajah sendu. "Aku sangat merindukan dia dan kalian terlihat sangat mirip jadi itu sebabnya aku bersikap seperti itu." Zora berpura-pura menghapus air mata.

Nana tersenyum miris mendengar kata merindukan yang dilontarkan Zora.

"Sudahlah, kita tidak perlu membahas masalah itu di dalam pekerjaan. Dan kalian harus tau aku tidak suka bekerja sama dengan orang yang mencampur adukkan masalah pekerjaan dan masalah pribadi, jadi aku harap kesalahpahaman ini sampai di sini!" ucapan Nana menimbulkan senyuman di wajah Jordy dan zora.

"Terima kasih, ini gaun yang sudah aku persiapkan sendiri." Zora tidak membuang waktu, ia ingin cepat-cepat pergi dari ruangan ini.

Nana mengambil dan memerhatikan gaun putih tersebut, satu alis terangkat menunjukkan ketidak sukaannya pada gaun buatan Zora.

"Sangat simple dan pasaran. Aku sudah banyak menemukan gaun biasa seperti ini, apa kamu tidak bisa membuat yang lebih bagus dari ini?" ucapnya sengaja mengejek dan merendahkan rancangan Zora.

"A-apa? Biasa saja?" Zora terkejut mendengarnya. "Gaun sebagus dan semewah ini kamu bilang biasa saja?" Orang ini mengerti fashion tidak, sih? Fikirnya setengah kesal.

Nana mencibir. "Aku mau sesuatu yang beda dan sesuai dengan tema yang sudah disepakati dan hasilnyapun bukan setengah-setengah seperti ini!" Ucapan Nana semakin pedas dan sesuai sasaran. Terbukti wajah Zora terlihat cemberut tidak karuan.

"Jadi, apa kamu bisa menyanggupi permintaanku, atau kerja sama ini kita hentikan sampai di sini saja?" imbuh Nana kemudian.

"Jangan!" Jordy menyahut tanpa ragu. "Kami akan buat yang baru dan sesuai keinginan Nona." Tidak akan ia biarkan keuntungan besar ini lepas dari genggaman tangannya.

Nona tersenyum lega. "Pak Jordy memang sangat paham dengan kemauan saya. Dan satu lagi saya sendiri yang akan menjadi modelnya!"

"A-apa? Apa kamu bercanda?" Zora semakin terkejut dibuatnya. Permintaan wanita ini benar-benar bertolak belakang dengan Nana yang lebih suka berdiam diri di rumah, tapi wanita ini malah ingin menjadi model iklan yang artinya akan lebih banyak datang ke butiknya. Kalau seperti ini kepala Zora sakit sebelah.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

Sabar Zora itu baru awsl, baru permulaan karma

2023-06-10

0

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Good, hantam wanita licik itu Nana, jangan kasih kendor. Dia terlalu berbahaya untuk kamu 😡😡😡

2022-05-14

0

Dian Handayani24

Dian Handayani24

up lagi dong Thor..🙏💪

2022-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!