Bab 5- Wanita Itu Sudah Tiada

Bab 5. Wanita Itu Sudah Tiada

Di rumah Jordy.

"Buang semua pakaian ini, jangan sisakan satupun di dalam lemari! Aku nggak mau ada barang perempuan gendut itu di sini!"

Zora melemparkan semua pakaian Nana ke luar kamar, bahkan sebagian pakaian berukuran besar itu sampai jatuh ke lantai dasar. Seorang pelayan sigap memungut dan menuruti perintah Zora yang sudah beberapa hari ini berlagak menjadi nyonya menggantikan majiknnya __Nana.

"Sudah kubilang, sampai kapanpun Nana nggak akan pulang ke rumah ini lagi. Dan selama itu aku yang menjadi nyonya di rumah ini. Kalau kamu nggak mau aku pecat, lebih baik turuti semua perintahku! Kumpulkan semua foto-foto Nana lalu bakar di halaman belakang, paham!!!"

"Iy-iya...."

Dengan berat hati asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja dengan Nana menurunkan beberapa figura foto Nana yang menghiasi dinding. Melihat itu Zora tersenyum dan kembali masuk ke kamar.

"Sebenarnya bu Nana ada di mana? Kenapa belum pulang juga? Aku harap ibu baik-baik saja dan cepat kembali lagi ke rumah."

Siska tidak tega membakar foto-foto Nana hingga ia berinisiatif menyimpan bingkai foto itu di gudang. Namun saat Siska melewati ruang tengah, ia dihadang Jordy yang baru pulang dari kantor.

"Mau kamu bawa ke mana foto-foto itu?" tanya Jordy sembari membuka dasi yang melilit di kera kemejanya.

"Ma-mau saya bawa ke gudang, Pak."

Siska menjawab dengan kepala tertunduk, sebenarnya ia geram melihat Zora dan Jordy sering bermesraan di depannya. Namun, Siska tidak bisa berbuat apapun, apalagi kini majikannya seperti menghilang di telan bumi. Siska tidak menyangka kalau Jordy dan Zora tega mengkhianati wanita sebaik Nana.

Jordy tidak mengatakan apapun lagi, ia tidak perduli dan langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai dua. Begitu sampai kamar ia disambut Zora yang saat itu duduk di tepi tempat tidur, wanita yang sudah satu tahun menjadi selingkuhannya itu tampak menggoda dengan lingerie merah di tubuhnya.

"Sayang kamu udah pulang?" Zora mendekati Jordy dan membuka kancing kemejanya.

Jordy tersenyum lalu meraih dagu Zora dan mencium bibirnya sekilas. "Kamu menungguku?"

"Tentu, aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, di mana aku bisa menyambutmu setiap hari." Tangan Zora merayap di dada bidang Jordy. "Kapan kita menikah? Cepat resmikan hubungan ini."

"Tenanglah, polisi sudah mencari Nana. Kita tunggu perkembangan dari mereka, setelah itu baru kita bisa ambil langkah selanjutnya. Karena, tidak mungkin aku menikahimu sementara statusku masih menjadi suami wanita lain."

Memang, beberapa hari yang lalu Jordy membuat laporan kalau Nana pergi dari rumah tanpa sepengetahuannya, Jordy pura-pura merasa kehilangan dan mengkhawatirkan Nana karena tidak mau orang-orang curiga padanya.

Wajah Zora menegang, khawatir Nana menjadi penghalang hubungannya dengan Jordy.

'Aku harap Nana ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa lagi.'

"Daripada cemberut lebih baik temani aku mandi." Jordy menarik Zora ke dalam kamar mandi.

"Nanti aku basah!" pekik Zora ketika Jordy memojokkannya di dinding.

"Kita basah-basahan." Jordy merobek lingerie Zora hingga beberapa menit kemudian suara desah*n keduanya mengisi ruangan itu.

***

Keesokan paginya.

Zora gemetaran saat Siska mengatakan kalau ada polisi yang menunggu Jordy.

"Jangan-jangan polisi udah tau kalau Nana tenggelam di sungai dan sekarang datang mau nangkap kita."

"Tenanglah, jangan panik ... kamu sendiri yang bilang kalau tidak ada saksi mata yang melihat kejadian itu." Jordy langsung menengguk segelas air putih dan menyudahi sarapannya. "Biar kutemui mereka."

Benar saja, ada dua pria berbadan kekar menunggu Jordy. Mereka datang mengaku sebagai petugas kepolisian dan memberikan kartu identits atas nama Nana beserta pakaian yang terakhir dipakai Nana.

"Jadi, apa memang benar kalau baju dan KTP ini milik istri Anda?" tanya salah seorang dari mereka.

Jordy terkejut, ia tidak menyangka kalau akhirnya polisi bisa menemukan istrinya. Kalau seperti ini, besar kemungkinan Nana akan membuka mulut dan menyeretnya ke penjara.

"Be-benar, Pak... lalu ada di mana istri saya?" Jordy pura-pura memasang wajah melas agar polisi tidak curiga padanya.

"Maaf, istri Anda ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Tubuhnya yang tenggelam selama beberapa hari di sungai sudah rusak dan hampir tidak bisa dikenali, jadi dimakamkan hari itu juga," ujar pria itu.

Mulut Jordy menganga dengan ekspresi wajah terkejut luar biasa, namun tidak ada yang tahu kalau hatinya bersorak gembira.

'Mungkin, ini lebih baik dibandingkan nyawamu itu. Maaf, Nana kau harus berakhir seperti ini,' Jordy membatin, ia terduduk di ubin yang licin.

"Tidak mungkin, Nana... kenapa kamu pergi secepat ini?" Jordy menangis sambil mencium pakaian yang terakhir kali dipakai istrinya.

Zora yang diam-diam menguping pun tersenyum dan lega karena Nana sudah dipastikan tidak selamat dan tidak akan kembali ke rumah ini.

'Sekarang, giliranku menikmati semua ini, mulai besok aku yang menghandle butikmu, Nana....'

Dalam sekejap mata, butik Nana jatuh ke tangan Zora.

Setelah kedua pria itu pergi, Jordy dan Nana berjingkrak di dalam rumah.

"Wanita itu sudah tiada. Kita harus merayakan kebahagiaan ini, sayang. Terutama resmikan hubungan kita." Zora bergelayut manja di lengan Jordy.

"Ok, hubungi WO dan minta mereka menyiapkan pesta besar-besaran untuk pernikahan kita nanti " jawab Jordy, laki-laki itu sama sekali tidak merasa kehilangan istri yang selama ini sudah menerima ia adanya.

Jawaban Jordy membuat Zora semakin merasa berada di atas awan, ia pun memeluk calon suaminya.

"Makasih, sayang...."

***

Kematian Nana cepat menyebar dan menjadi konsumsi orang-orang yang mengenalnya, Jordy mengatakan kalau kemungkinan Nana terpeleset dan jatuh ke sungai. Hingga kini Jordy resmi menjadi pemilik semua aset yang ditinggalkan Nana. Begitu juga dengan Zora yang sudah lebih berani mengumbar kedekatannya dengan Jordy. Telinganya menuli saat orang-orang bergosip tentangnya.

Di tempat lain.

Tangan Nana gemetaran saat membaca surat kabar yang memberitakan kematiannya. Ya, sudah beberapa hari ini ia tinggal di rumah Arjuna. Pria asing itu bahkan memerlakukan Nana dengan baik, menyediakan semua kebutuhannya. Tapi, selalu mewanti-wanti dan melarang Nana untuk tidak masuk ke dalam kamar Juna.

"Meninggal? Kenapa mereka pikir aku sudah meninggal? Kalau seperti ini akan sulit bagiku mengumpulkan bukti kejahatan mereka." Nana melemparkan koran itu ke atas meja.

Diam-diam Arjuna tersenyum senang karena anak buahnya tidak pernah gagal menjalankan perintahnya, semua ini memang rencana Arjuna. Dua orang yang datang ke rumah Jordy bukanlah polisi melainkan anak buahnya sendiri.

"Bukankah itu lebih baik? Semua orang menganggapmu sudah tiada, jadi kamu bisa lebih fokus mengubah penampilanmu tanpa khawatir ada orang yang mengenalimu," jawab Arjuna yang saat itu duduk berhadapan dengan Nana.

"Tapi, butuh waktu berapa lama untuk menurunkan berat badanku ini?"

"Yang penting kamu harus disiplin, rajin olahraga, hindari makanan berlemak, makanan manis dan yang mengandung karbohidrat tinggi, dengan begitu aku yakin semua berjalan seperti yang kita diharapkan."

Nana berfikir semua makanan itu merupakan makanan favoritnya. Apa ia bisa menghindari makanan lezat itu?

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

Ish... aku kepo Thor
sopo sih Arjuna itu?

2023-06-10

0

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

semangat Nana biar kamu bisa balaskan dendam kamu

2023-05-29

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

nikmatilah harta hasil rampasan tapi tidak akan lama karena harta yang diraih dengan cara merampas kelak nanti akan kembali kepada sang pemilik, dan tunggulah saat pembalasan dari istri yang tersakiti

2022-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!