Bab 15

Bab 15

"Kenapa? Apa kamu keberatan?" Nana melemparkan gaun itu ke atas meja, ia beranjak dan duduk di balik meja kerjanya. Tidak ada ramah tamah yang ia tunjukkan kepada Zora, sebab Nana tidak mau Zora memanfaatkan kebaikannya.

"Ayolah, aku dan sepupuku Arjuna sudah memberikan kepercayaan kepada kalian, tapi apa hasilnya? Gaun itu jelek dan tidak sesuai harapan! Lalu bagaimana dengan modelnya nanti?" Nana tertawa remeh, bahkan suaranya mengisi ruangan itu. "Aku tidak mau kalian membuat citra perusahaanku menjadi buruk!"

"Tapi___

Zora ingin protes, tapi Jordy mencela ucpannya.

"Baiklah, saya rasa tidak masalah kalau Nona bertindak sebagai modelnya, kami menyetujui permintaan Nona. Lagipula kalau dilihat sekilas Nona seperti seorang model yang profesional, cantik dan mengerti fashion," puji Jordy tanpa menghiraukan istrinya.

"Pak Jordy terlalu memuji." Sebenarnya yang ada pujian Jordy membuat perut Nana mual. Namun, ia puas melihat wajah Zora berubah pias. 'Aku tidak akan main kucing-kucingan sepertimu, Zora. Dulu kamu bangga bisa merusak rumah tanggaku. Sekarang lihatlah di depan matamu sendiri suamimu ini memuji wanita lain.' Nana semakin puas, menjadi model hanyalah alibinya semata. Tujuan utamanya adalah mengambil butik miliknya itu.

"Apa ibu Zora keberatan dengan permintaanku ini?" tanya Nana seolah menegaskan kalau Zora tidak punya pilihan menolaknya.

Tangan Zora mengepal kuat, ia tidak punya pilihan selain menyetujui permintaan Nana.

"Tidak, kalau memang itu yang terbaik saya bisa apa selain mendukung? Kalau tidak keberatan, kamu bisa langsung feeting gaun sesuai kemauan kamu di butik saya!" cetusnya.

\*\*\*

Siang itu juga Nana berkunjung ke butik Zora, ia ditemani Teo yang mengemban tanggung jawab menjaga Nana selama Juna pergi. Ketika sampai di butik, Nana tidak melihat satupun karyawan yang dulu bekerja dengannya, sepertinya Zora sudah memecat semua orang yang berhubungan dengannya. Bahkan, tidak ada satupun benda milik Nana di atas meja kerja Zora. Wanita itu benar-benar sudah menghilangkan Nana dari dunia ini.

"Aku suka model yang seperti ini, tidak terlalu terbuka tapi terlihat mewah dan anggun, bukan?"

Nana mendisign sesuai kemauannya lalu ia berikan kepada Zora yang sudah tidak punya nyali untuk mematahkan keinginan Nana.

"Satu minggu, waktu Anda cuma satu minggu untuk mengerjakan ini, saya pikir tidak akan jadi masalah, kan?"

"Satu minggu? Kenapa buru-buru?"

Zora tentu keberatan sebab dirinya bukan seorang designer profesional seperti yang dipikirkan Nana. Mana bisa ia menyelesaikan gaun dalam waktu sesingkat itu.

"Karena acaranya pun akan dipercepat, apa Anda pikir aku tidak punya urusan lain?"

Akhirnya Zora terpaksa menyanggupi permintaan Nana. "Baiklah, aku pasti bisa tepat waktu menyelesaikan gaun ini."

"Bagus!"

Ketika Nana meraih tas di atas meja, ia tidak sengaja menumpahkan segelas teh hangat sampai membasahi rok di bagian pahanya.

"Pakai ini," ucap Zora sambil menyodorkan tisu. "Bersihkan di toilet saja." Zora menunjuk arah lain di luar ruangannya.

"Baiklah." Karena terlalu buru-buru Nana lupa membawa tas branded miliknya.

Setelah memastikan keadaan aman dan tidak ada yang mengawasinya, Zora cepat-cepat membuka tas Nana, ia mulai mencari petunjuk apapun tentang identitas Mirna yang sebenarnya.

"Aku harus bisa cari bukti apapun tentang perempun itu. Aku yakin kalau Nana cuma pura-pura mengaku sebagai Mirna. Apapun tujuanmu mengelabuhi kami, tidak akan aku biarkan rencana busukmu itu berhasil, Nana."

Dompet kulit berwarna hitam yang ada di dalamnya tampak mencolok dan tidak luput dari penglihatannya. Namun sialnya Zora tidak menemukan apa yang ia cari. KTP milik MIRNA sudah menjeaskan siapa wanita itu. Zora mengumpat sebab pencariannya berakhir sia-sia, karena takut ketauan ia pun meletakkan tas Mirna ke tempat semula.

Sementara itu, Jordy dan Teo menunggu di luar ruangan kerja Zora. Kedua pria ini tidak saling bicara satu sama lain, sebab dari awal Teo terlalu sibuk dengan tablet di tangannya, Jordy tidak tahu apa yang dikerjakan Teo. Ketika ponsel Teo berdering, ia sempat melirik Jordy kemudian pria tersebut berdiri di sudut ruangan dan mulai menjawab teleponnya.

"Kalau bukan Arjuna, pasti Teo yang ada di dekat Mirna. Huh, kapan aku punya waktu bicara berdua dengan wanita itu? Mirna benar-benar sudah membuat aku penasaran. Sepertinya aku tertarik dengan wanita itu. Tidak perduli bagaimanapun caranya, aku harus bisa mendapatkan Mirna."

Dan sepertinya saat ini keberuntungan sedang menghampiri Jordy, ketika ia sedang membayangkan Mirna, wanita cantik itu keluar dari ruangan Zora dan berjalan tergesa-gesa ke arah toilet. Seketika, jiwa lelaki Jordy bangkit tertantang untuk mendekati Mirna, hingga akhirnya Jordy mengikuti Mirna secara diam-diam.

Ketika Nana selesai dengan urusannya, Jordy langsung menarik tangan Nana berjalan melewati pintu kecil yang terhubung ke taman belakang, dulu tempat ini merupakan tempat favorit Nana oleh sebab itu tidak sembarangan orang bisa bebas keluar masuk di taman minimalis yang dipenuhi aneka macam tanaman anggrek kesukaan Nana.

"Kamu mau apa? Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Nana setengah panik saat Jordy memojokkannya di dinding.

"Maaf ... aku terpaksa membawamu ke sini karena aku pikir sangat sulit bicara empat mata denganmu." Kedua tangan Jordy mengurung Mirna, itu ia lakukan agar Mirna tidak bisa lari darinya.

Kedua manik mata Nana terbuka lebar, ia tidak menyangka kalau Jordy nekat mendekatinya di butik Zora sendiri.

"Tapi tidak harus dengan cara seperti ini, menyingkirlah sebelum ada orang lain melihat kita berduaan di sini," sentak Nana.

"Kumohon dengarkan aku sebentar saja." Jordy memegang kedua bahu Mirna. "Mungkin, yang diktakan Zora memang benar kalau kamu terlihat mirip dengan mendiang istriku, karena itu aku selalu terbayang-bayang wajahmu. Aku tahu kamu bukan Nana, tapi aku mohon biarkan aku melihat Nana di dalam dirimu. Aku merindukan istriku, ijinkan aku mengenalmu lebih dekat lagi."

Jordy mengiba penuh harap, mungkin ia sudah kehilangan akal sampai melupakan statusnya sebagai suami dari wanita lain.

Nana menggeleng keras, ia mendorong dada Jordy sampai sedikit menjauhinya.

"Aku dan Nana adalah dua orang yang berbeda. Sampai kapanpun kamu nggak akan bisa lihat dia dalam diriku. Dan aku tidak mau dijadikan sebagai pelarianmu saja. Lagipula bukankah kamu sudah punya istri? Kenapa masih mengharap ingin memiliki wanita lainnya? Apa kamu tipekal pria yang tidak bisa setia pada satu wanita?"

Jordy mengusap wajahnya, ia bingung sekaligus menyesal sudah menikahi Zora. Andai saja beberapa bulan yang lalu ia tidak meresmikan hubungan mereka tentu Jordy bisa hidup bebas dekat dengan siapapun. Jordy tidak akan menikhi Zora kalau tahu ia akan berjumpa dengan Mirna wanita yang berhasil membut jantungnya berdebar.

Terpopuler

Comments

Salsa Bila

Salsa Bila

GK adakh visualx thor.

2023-03-01

0

Juan Sastra

Juan Sastra

emang pada dasarnya bej,**t..ya tetap bej**t..mau gimana pun

2022-10-20

1

Defi Danny Firmansyah

Defi Danny Firmansyah

ga puas dgn 1 wanita...

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!