Bab 11- Kekesalan Zora.
"Buka pintunya! Siapapun buka pintunya!" Zora menggedor pintu kamar mandi yang tiba-tiba tidak bisa dibuka, ia yakin ada orang yang sengaja mengunci pintu dari luar.
"Jangan main-main denganku ya! Lihat aja, kalau aku keluar dari sini aku pasti bikin perhitungan sama kamu! Cepat buka pintunya!"
Toilet yang berada di ujung lorong dan cukup jauh dari tempat keramaian menjadi penyebab tidak ada orang yang mendengar Zora, bahkan sudah hampir 30 menit ia terkurung di ruangan itu.
"Si*l! Siapa yang berani mengurungku di sini? Buka pintu aku pemilik pesta ini!"
Zora menjambak rambutnya sampai berantakkan, makeupnya pun tidak secantik sebelumnya. Ia frustasi karena seharusnya ia menikmati pesta bukan malah berakhir di kamar mandi.
Saat sang istri diselimuti amarah karena terkurung di kamar mandi, sang suami justru sedang tersenyum di hadapan wanita lain, berdansa diiringi alunan musik romantis sampai ia melupakan keberadaan istrinya.
"Boleh aku tanya sesuatu?" Jordy fokus menatap kedua mata Mirna, ia seperti sudah terhipnotis wanita berparas ayu tersebut.
Sumpah demi apapun, Nana berusaha menahan mual ketika tangan Jordy merangkul pinggangnya, sedari tadi ia berusaha tersenyum agar Jordy semakin masuk dalam perangkapnya, ia heran karena bisa-bisanya Jordy melupakan dirinya secepat ini, padahal Nana hanya menurunkan berat badan dan menghilangkan jerawat di wajah, bukan operasi plastik. Mata Jordy memang sudah tertutup untuk wanita yang bernama Nana.
"Boleh, kenapa tidak?" Kedua mata Jordy terpejam saat jemari lentik Nana bermain di rahangnya, sepertinya Jordy menikmati sentuhannya. "Mau tanya apa?" bisikan Nana membuat Jordy kembali membuka mata.
"Apa sebelumnya kita pernah bertemu? Aku merasa seperti pernah melihatmu."
Jordy mengajak Nana bicara sambil mencoba mengenali suara Nana yang sekilas tidak asing di telinga.
Deg!!!
Wajah Nana menegang, ia takut ketauan apa semua akan berakhir sebelum dimulai? Mungkinkah Jordy hanya berpura-pura tidak mengenalinya.
"Ehm, mungkin itu cuma perasaan Pak Jordy aja. Karena selama ini aku cukup lama menetap di paris. Jadi, nggak mungkin kita pernah ketemu 'kan?" Alasan yang masuk akal pikirnya.
Jordy semakin menarik pinggang Nana. Seketika mata wanita itu membola melihatnya. Tubuh mereka hampir menempel satu sama lain hanya tangan Nana yang menjadi batas pemisah.
"Tidak ... aku yakin pernah melihatmu, mungkin kamu wanita yang pernah hadir di dalam mimpiku." Jordy menggoda seakan lupa di mana mereka berada.
Nana menjadi lega dan tersenyum, ia mendorong dada Jordy dan menjauhi laki-laki itu. "Itu artinya mimpi Pak Jordy menjadi nyata, tapi sayang Pak Jordy sudah ada yang punya, sekarang kita harus menyudahi dansa ini. Aku tidak mau istri Pak Jordy salah paham padaku."
Ketika Nana sudah hampir pergi, Jordy mencekal pergelangan tangannya.
"Panggil aku Jordy. Biarpun aku sudah beristri aku rasa tidak masalah kalau kita berhubungan sebagai rekan bisnis, bukan?" Jordy masih penasaran dengan Mirna, wanita itu seperti punya daya tarik sendiri sampai sayang kalau dilewatkan begitu saja.
"Baiklah, sampai jumpa dilain waktu." Nana melenggang pergi. Ia tidak melihat Arjuna di manapun akhirnya Nana mencari Arjuna di luar gedung.
"Di mana Arjuna?" cecar Nana kepada Teo ketika sudah sampai di loby hotel.
"Tuan Arjuna ada keperluan lain, biar saya yang mengantarkan Nona pulang ke rumah."
"Dia selalu seperti ini." Nana kesal karena Arjuna meninggalkannya sendirian.
***
Setelah hampir satu jam berlalu barulah ada orang lain yang menggunakan toilet dan membukakan pintu untuk Zora.
"Siapa yang mengurungku di sini?" Zora menolak bahu wanita yang tadi membukakan pintu.
"Mana aku tau! Harusnya kamu berterima kasih sama aku, bukan marah kayak gini!"
"Kau sama saja!" ketus Zora, ia bergegas kembali ke tempat acara mencari Jordy. Emosi Zora semakin naik ke ubun-ubun melihat Jordy duduk tenang di meja mereka.
BRAK!!!!
Zora mengebrak meja sampai Jordy terperanjat melihatnya. "Harusnya kamu susul aku ke toilet, bukan malah enak-enakan duduk di sini!"
Jordy yang sedang menyesal karena belum sempat bertukar no handphone dengan Mirna semakin kesal melihat Zora, apalagi pakaian dan rambut Zora berantakkan bikin sakit mata.
"Kenapa aku harus ke toilet wanita? Kurang kerjaan aja," ketusnya dengan wajah masam.
"Asal kamu tau, ya, ada orang yang mengurungku di sana. Udah satu jam loh aku nggak kembali ke sini kenapa kamu nggak hawatir ...." Zora cemberut lalu duduk di samping Jordy, ia tidak sengaja mengendus wangi parfum wanita lain di Tubuh Jordy. "Kamu tadi sama siapa? Sama perempuan mana?"
"Perempuan mana? Jangan asal bicara aku sibuk bahas kerja sama dengan rekan bisnis kita!" Jordy pura-pura sibuk dengan benda pipihnya, ia tidak mau berdebat dan bertengkar lebih lama dengan Zora yang hanya akan menambah beban pikirannya.
Ketika pesta sudah berakhir Jordy dan Zora langsung pulang ke rumah. Karena hari sudah semakin larut, keduanya langsung istrahat di kamar.
Di atas ranjang dan di bawah selimut yang sama dengan Zora, Jordy masih sempat memikirkan Mirna. Bagaimana bisa Wanita itu membuat ia penasaran dan tidak bisa tidur seperti sekarang? Padahal mereka baru pertama kali bertemu.
'Mirip Nana ... tapi, Nana sudah meninggal nggak mungkin hidup lagi.'
Tidak masuk akal orang yang sudah meninggal bisa hidup lagi, meskipun Jordy tidak melihat mayat Nana dengan mata kepala sendiri, tapi kartu identitas dan pakaian yang diberikan polisi memang milik Nana, jadi Jordy yakin kalau Mirna bukan Nana.
Jordy mengirimkan pesan kepada sekretaris agar mengirimkan informasi tentang Mirna. Tidak butuh waktu lama informasi tentang wanita itu ia dapatkan. Ternyata identitsnya memang Mirna bukan Nana.
'Sudahlah, Mirna dan Nana dua wanita yang berbeda.' Jordy membatin dan memejamkan mata, ia berharap besok bisa bertemu dengan Mirna lagi.
Diam-diam, Zora memerhatikan Jordy. Jordy tidak tahu kalau dirinya hanya pura-pura tidur. Melihat Jordy gelisah seperti ini membuat ia yakin kalau ada yang disembunyikan Jordy darinya.
'Apa yang mengganggu pikiranmu? Aku yakin, wangi parfum itu pasti milik wanita lain. Aku nggak akan tinggal diam kalau kamu berani bermain di belakangku.' Zora akan menyingkirkan siapapun yang berani mengusik miliknya.
Di tempat lain.
Arjuna berdiri sendirian di atas bukit memandang lampu-lampu kota yang menghiasi malam, ditemani wine yang bisa sedikit menghangatkan tubuhnya.
"Cih! Kenapa aku cemburu melihat kemesraan Jordy dan Nana? Padahal, aku tahu Nana hanya bersandiwara."
Arjuna melemparkan gelas kosong itu kesembarangan arah, ia kesal karena bayangan Nana berdansa dengan Jordy mengusik pikirannya. Sampai saat ini ia masih punya rasa kepada Nana karena itulah ia bersedia membantu Nana, tapi baru sebentar melihat kedekatan Nana dan Jordy sudah membakar hatinya.
"Bagaimana kalau pada akhirnya mereka bersatu lagi?"
"Akkhh, aku bisa gila!!!" jeritan Juna menggema di malam yang sunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Kamiem sag
Juna tolong sabar ya nak, gakmungkin Nana bersatu lagi dgn iblis Jordy
2023-06-10
0
Yoo anna 💞
🤣🤣🤣🤣 zora sokorinnn 😝 hahahahaha aku ketawa jahat 😂😂😂
2022-04-22
0
sarinah najwa
lanjut lagi 💪💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️
2022-03-27
0