Bab 19

Mira menoleh pada yang dilihat oleh Keisha. di situ, radit lagi duduk di kursi yang hanya cukup untuk 1 orang, dan dia sedang ber dempet-dempetan dengan teman sekelasnya yang terkenal paling genit, namanya Rara.

"Emang dia kenapa?" tanya Mira, ya sama sekali nggak merasa terganggu dengan Pemandangan itu, Keisya dan Tiara sampai menatapnya gregetan.

"Mira, lu tahu Rara kan? Dia itu cewek paling sok oke, yang ngerasa semua cowok itu bisa berlutut di kakinya tau nggak?" kata Keisya kesel.

"Terus?" tanya Mira santai.

"Sumpah ya nih anak emang polos atau emang bego" Tiara langsung menjitak kepala, dia sangat kesal dengan sahabatnya itu. saat sedang menatap Radit, tiba-tiba Mira merasa semua gelap. Sebuah tangan telah menutupi pandangannya.

"Nathannnn" seru Mira sambil melepaskan tangan cowok itu dari matanya. Ditolehkan kepalanya ke belakang, dia melihat Nathan yang sedang tersenyum di belakangnya.

"Kok kamu tahu sih kalau itu aku?" tanya Nathan. Ia duduk di samping Mira, membuat Keisya harus bergeser menjauh.

"Tahulah, siapa lagi coba yang berani kayak gitu ke gue selain lo di sekolah ini?" kata Mirah.

Tiara langsung pindah duduk ke samping Keisha.

"Menurut loh aneh nggak sih, Mira sama Radit ini? mereka kayak dua orang yang nggak saling kenal gitu." ujar Tiara kepada Keisya

"Iya, masa mereka berdua nggak ada yang saling cemburu sih?" Keisya jadi kesal sendiri, dia merasa hubungan Mira dan Radit ini udah perfect banget, pasangan yang dianggapnya paling sempurna lah. satunya cantiknya satunya cakep.

"Kayak gini nih kalo nikah bukan karena cinta" Timpal Tiara.

****

Besoknya, di kantin.

Brug..

Mira nggak sengaja menabrak Rara yang lagi membawa 2 mangkok bakso di tangannya. Dia mengelus dadanya, tadinya dia mau menangkap dua mangkuk itu agar nggak terjatuh, tapi usahanya gagal.

"Untung gak pecah" katanya dengan nada santai

Berbeda dengan Mirah, wajah Rara udah kaya kepiting rebus, merah padam dan berasap.

"Heh! Seharusnya Lo mikirin gue, bukan mangkok baksonya!!!" bentak Rara.

Mira menoleh pada Rara dengan wajah meringis. Dia baru melihat kalau cewek yang ditabraknya ini terlihat sangat kacau. Bakso, Mi, beserta buahnya yang berminyak itu sukses mengotori seragam Rara.

"Lu nggak punya mata ya?!" bentak Rara lagi. Dia semakin marah ketika semua orang di kantin kasak-kusuk menertawakannya, terutama dua sahabat Mira itu.

" Maaf ya, Mbak Rara yang cantik, Gue nggak sengaja." ujar Mira cuek.

"Lo Iri ya, Gue deket sama Radit?" Mendengar nama Radit, emosi Mira jadi naik ke ubun-ubun. Nggak ada angin, nggak ada hujan, Rara tiba-tiba menyangkut pautkan nya dengan suaminya itu.

"Maaf, tadi lo bilang apa? Gue iri? Hubungan ini semua sama Radit apa ya?" tanya Mira tersinggung.

"Udah lamir, gue tuh tahu semuanya," cara mendekatkan bibirnya ke telinga Mira. lalu dia berbisik

"Lo sama Radit udah menikah kan?" Mira tersentak.

Dia enggak pernah mengira kalau ada orang lain lagi di sekolah yang tahu masalah ini selain Keisha dan Tiara. Mira yakin kalau dua sahabatnya itu enggak mungkin ember, lagi dengan cewek seperti Rara yang sejak kelas 1 menjadi musuh bebuyutan mereka.

"Hahaha, kaget ya gue tahu dari mana?" Rara berjalan mengelilingi Mira dengan langkah pelan sambil melipat tangannya di dada.

"Asal lo tahu ya, antara gue dan Radit itu gak ada rahasia sama sekali." bisiknya lagi, dengan bangga. Lalu dia pergi dari kantin itu, meninggalkan Mira yang masih syok.

"Ada apaan Mir? Tadi dia ngomong apa?" tanya Keisya, dia langsung mendekati Mira begitu Rara pergi.

"Lo lihat Radit nggak?" tanya Mira.

"Kayaknya sih tadi di kelas, nggak tahu deh" jawab Keisya.

Mira langsung pergi meninggalkan kantin begitu saja, begitu pertanyaan di benak Keisya dan Tiara sekarang. Mereka hanya bisa memandang punggung sahabatnya itu yang mulai menjauh.

****

Ternyata Radit benar-benar lagi ada di kelas. Cowok itu terlihat sedang asyik bermain game di ponselnya. Tanpa basa-basi, dengan wajah jutek dan menahan amarah, Mira langsung menghampirinya.

"Gue mau ngomong sama lo!" kata Mira langsung.

Radit menoleh, kedua alisnya bertaut heran melihat Mira, yang tiba-tiba datang dengan wajah masam, nada suaranya juga tajam.

"Ngomong aja!" serunya sambil meletakkan ponselnya di atas meja.

"Enggak di sini." kata Mira sambil menoleh ke kiri dan kanan yang cukup rame oleh teman-teman sekelasnya.

"Ikut gue" suruh Mira.

Radit menurut, dia mengikuti Mira. Entah apa yang mau diomongin Mira sampai rasanya tuh cewek membawanya cukup jauh dari keramaian. Mereka terus naik ke lantai atas melalui tangga darurat.

Sepertinya mengarah ke atap gedung sekolah, tempat yang paling Radit kenal, tempat di mana dia merasa suntuk dan bolos pada jam pelajaran yang nggak dia sukai.

Mira menghentikan langkahnya begitu mereka sampai di atap gedung sekolah yang terbuka lebar. Disana sangat sepi, jadi nggak akan ada siapapun yang akan mendengar omongan mereka.

"Dit, gue nggak akan peduli Kalo lo mau deket sama cewek manapun di sekolah ini, gue nggak akan ngelarang," kata Mira dengan nada dan tatapan mata yang sangat tajam.

"Tapi gue nggak suka kalau masalah pribadi kita, lo beberin ke cewek-cewek yang deket sama lo!" imbuh Mira

"Lu ngomong apa sih? Gue nggak ngerti. Gue beberin masalah pribadi kita? Ke siapa?" tanya cowok itu balik.

"Enggak usah sok nggak ngerti!!" bentak Mira kasar.

"Sumpah gue enggak ngerti, gue nggak pernah ceritain masalah kita ke siapapun!."sangkal Radit

"Terus kenapa Si Rara bisa tahu coba? Dia bilang Kalau lo yang ngasih tahu dia dan nggak pernah ada rasa apapun diantara kalian. Dan gue percaya itu karena akhir-akhir ini, Lu emang lagi dekatkan sama dia." kata Mira.

" Rara?" Radit terlihat Sedang berpikir.

"Dia tau kita udah nikah?" tanyanya lagi.

"Stop bertingkah seolah-olah lo nggak tahu apa-apa!" Mira berniat pergi meninggalkan Radit, dia merasa harus meredam emosinya sebelum pertengkaran mereka ini bertambah parah nantinya.

Raditya yang nggak terima dipersalahkan tanpa bukti, langsung menarik tangan Mira.

"Sumpah demi apapun gue nggak pernah cerita ke siapapun" ulangnya dengan nada yang serius.

"Buat apa gue cerita ke dia kalau lo itu istri gue? untungnya apa buat gue?"

Mira menepis tangan Radit." Lo urus cewek itu, sebelum gue habis kesabaran sama dia" kata Mira dengan nada yang masih tajam, lalu dia berjalan menjauh meninggalkan Radit di atap sekolah.

Radit menendang kaleng kosong yang nggak jauh dari kakinya, kaleng itu mental hingga membentur tembok dan menimbulkan suara yang nyaring. Mira yang udah pergi dari situ, cewek itu tetap nggak percaya kalau emang bukan dia yang kasih tahu Rara soal masalah pernikahan mereka.

"Tahu dari mana Rara?" tanya Radit pada dirinya sendiri, dia mencoba mengingat-ingat selama satu minggu kedekatannya dengan cewek itu, dalam ingatannya dia yakin banget kalau dia nggak pernah menyinggung masalah pernikahan itu sedikit pun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!