"Rasain lo!" Radit merasa puas banget, dia rasanya ingin tertawa sekeras - kerasnya melihat cewek jutek itu nggak bisa berbuat apa - apa untuk membalasnya.
"Ya udah kalau gitu nanti biar papi yang urus kalian akan tinggal dimana?" kata papi memutuskan
Pembicaraan pun akhirnya selesai, diambilah kesepakatan yang rata - rata berasal dari pihak Radit.
Mulai dari ***** bengek pernikahan, tempat tinggal dan segala macamnya, semua orang tua Radit yang mengurus.
Mama Mira selaku pihak perempuan hanya menerima dan membantu seperlunya saja.
****
Hari pertama persiapan pernikahan
Bersama mamanya, Mira di ajak ke butik gaun pengantin ternama yang memang udah diatur oleh maminya Radit.
Kali ini, Mira dan Radit nggak di pertemukan, soalnya mengikuti adat yang mengatakan bahwa pihak laki - laki di larang untuk melihat gaun pengantin pihak perempuan sebelum hari pernikahan itu tiba.
Tapi Mira lega, seenggaknya dia nggak harus ketemu dengan cowok sengak yang selalu pengen di cakar - cakarnya itu.
"Mir, menurut kamu bagusan yang mana?" tanya mama dengan penuh semangat.
Mira melirik tanpa berminat sedikit pun." terserah mama deh." katanya pasrah.
Mama menyikut lengan anaknya itu, merasa malu dengan designer yang sedang duduk bersama mereka saat ini, seolah - olah Mira di paksa untuk menikah... Padahal emang iya.
"Kamu kan yang mau nikah, masa mama yang milih, kan selerah kita berbeda sayang." kata mama membujuk.
"Sejak kapan selerah kita berbeda ma, bahkan untuk urusan calon suami saja mama yang milihin," rutuk Mira dalam hati.
Dengan berat hati, Mira mengambil beberapa buku hasil rancangan designer ternama itu, dia membolak - balik halamannya dengan malas.
Saat melihat - lihat beberapa design gaun pengantin di buku itu, tiba - tiba Mira mendapatkan sebuah rencana. Dia mulai berpikir kalau ini adalah sebuah pernikahan yang nggak main - main alias beneran.
Walau dia nggak menginginkan ini dan calon suaminya juga bukan orang yang di sukainya, tapi tetap saja ini adalah sebuah pernikahan, sekali seumur hidup.
"Masa sih gue harus ngebuang kesempatan untuk merancang pernikahan terindah dalam hidup gue yang cuma sekali seumur hidup ini? Kapan lagi coba gue bisa kayak gini?" pikir Mira. Lalu setelah itu, serius meneliti setiap detail gaun pengantin itu.
"Emmm.... Tante, aku pengennya gaun pengantin aku jangan di bikin panjang, kesannya kayak tua banget." kata Mira memberi gambaran.
"Gimana kalau di bagian depannya Tante buat pendek, tapi belakangnya sampe samping di tumpuk dengan renda - renda yang panjang sampai menyentu lantai, biar kesan gaun pengantinnya gak hilang." kata Tante Ane, selaku designer mengusulkan.
"Boleh Tan, kayaknya aku dapat gambarannya seperti apa, keren tuh kayaknya" kata Mira menyetujui.
Mama sampai takjub di buatnya, nggak nyangka kalau Mira akan sesemangat ini. Padahal tadi sejak di rumah, wajah anak itu selalu masam dan cemberut, belum lagi rewelnya minta ampun, protes ini protes itu. Tapi sekarang? Wah... Keajaiban.
"Warnanya kamu tetap pengen warna putih atau mau coba warna lain?" tanya tante Ane lagi.
Mira terlihat berpikir sejenak, "Aku suka sih warna putih, Tan. Tapi kayaknya terlalu umum banget ya, tapi bingung juga kalau pake warna lain itu bagusnya warna apa ya.." mata Mira nampak menerawang dengan tatapan kosong, dia lagi membayangkan warna yang pas untuk gaun pengantinnya itu.
"Gimana kalau merah? Kayaknya kulit kamu bakalan pas banget pakek warna merah, kamu kan putih, jadi akan masuk banget warnanya, jadi tambah cantik." usul Tante Ane lagi.
"Setuju" mama Mira langsung memberikan komentar.
"Kebetulan konsep di resepsi pernikahan Mira nanti emang ada unsur - unsur merahnya." kata mama lagi.
"Waaahhh... Pas banget dong kalau gitu." kata Tante Ane.
Mira hanya meringis, dia sebenarnya nggak suka warna merah. Terlalu kontraks dengan kepribadiannya yang menyukai hal - hal simple. Tapi ya udah lah , kalau putih juga udah terlalu umum.
"Kita langsung ke tempat pemotretan aja yuk sayang, udah di tungguin sama Radit dan orang tuanya." ajak mama dengan terburu - buru.
Kali ini, mama yang menyetir karna hanya mama yang tau lokasinya dimana. Mira sebagai anak, sebagai manusia yang selalu tertindas hanya bisa diam dan menurut semua ucapan mamanya.
****
"Nah akhirnya datang juga." mami Radit menyambut kedatangan calon mantunya dengan tangan terbuka dan gembira.
Mira tersenyum dengan ramah, diliriknya Radit yang sedang duduk di sebuah sofa tunggal, terlihat dari ekspresinya, pria itu sangat terpaksa berada disana.
Nampaknya, papanya nggak ikut serta dalam sesi pemotretan ini dan memang seharusnya urusan yang kayak gini hanya di urus oleh kedua calon pengantin saja, ini kan foto prewedding, bukan foto keluarga.
"Lama banget sih lo!" bentak Radit dengan wajah dinginnya.
"Ehhh, Radit." tegur maminya.
"Maaf ya Mira, Radit ini udah nggak sabar pengen foto - foto, dari tadi dia nungguin kamu, lihat sana lihat sini, " goda mami.
Mira hanya tersenyum yang dipaksakan saat mendengarnya, dia nggak percaya kalau tu cowok nggak sabar, palingan juga dia marah karna menganggap Mira lelet dan ngebuang - buang waktunya.
"Mbak, ini calon pengantinnya udah dateng, ayo silahkan di dandani" suruh mami Radit kepada mbak - mbak yang kayaknya emang di pesan khusus untuk acara pemotretan ini.
Mira pun di bawa ke sebuah ruangan khusus untuk berganti pakaian serta make up, ada lima orang stylish yang menanganinya saat ini. Seandainya aja ini emang pernikahan yang di inginkannya, tanpa paksaan, atau minimal seenggaknya setelah dia siaplah, mungkin dia bakalan bahagia banget, nggak seterpaksa sekarang.
"Wahhh, bentuk wajah kamu bagus banget, pasti nanti cantik banget setelah make up." kata salah seorang stylish cowok namun gemulai seperti cewek.
Setelah itu, Mira hanya di suruh memejamkan maya, selebihnya semua mereka yang atur. Mereka jauh lebih tau make up seperti apa yang pantas untuk di touch up ke wajah gadis itu, yang jelas harus sesuai dengan pakaian yang akan di pakainya nanti.
Jreng... Jreng...!.
Radit terpana melihat Mira yang telah berubah menjadi seorang gadis cantik. Melihat Mira yang sekarang, rasanya nggak mungkin kalau tuh cewek memiliki watak judes dan jutek minta ampun. Dia terlihat seperti cewek manis, manis banget malahan.
Tema foto prewed mereka adalah simple, sesuai dengan keinginan keduanya. Makanya, foto prewed ini nggak ada tuh namanya pake gaun pengantin seperti kebanyakan orang, atau pake kebaya. Radit mengenakan kemeja putih dan celana jeans kebiruan.
Sementara Mira, dia memakai kemeja putih yang nampak kebesaran dan tanpa memakai bawahannya lagi, jadi kesan sexy nya bener - bener dapet, di tambah lagi Mira yang mirip artis korea sekarang.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Murni Zain
pernikahan dini..ky sinetron ikan terbang 🤭😅😂
2022-04-29
0