Bab 9

Hari pernikahan

Mira duduk di depan cermin besar yang ada di dalam kamar hotel yang nantinya akan di gunakan sebagai kamar pengantinnya. Malam ini, resepsi pernikahannya akan di adakan di sebuah hotel mewah yang ada di Jakarta. Mira nggak pernah menyangka bahwa momen seperti ini akan di alaminya secepat ini, di usianya yang baru tujuh belas tahun. Rasanya seperti mimpi, walau berulang kali dia mengingatkan dirinya untuk bangun,

sepertinya mimpi ini akan berjalan sangat panjang, bahkan seumur hidupnya.

Biasanya, menunggu itu adalah hal yang paling memuakkan. Tapi kali ini, Mira berharap bisa menunggu lebih lama lagi, bahkan sampai bertahun - tahun lagi kalau bisa. Di gedung itu, gedung yang dipersiapkan khusus sebagai tempat resepsi pernikahannya, sesang diadakan sebuah prosesi sakral berupa akad nikah. Mira yang belum resmi menjadi istri dari Radit Efendi putra, di suruh untuk menunggu di dalam kamar hingga nanti di panggil.

Pernikahan Mira dan Radit malam ini diadakan secara mewah, tamu yang diundang pun hanya keluarga, teman - teman terdekat kedua orang tua mereka serta kolega - kolega penting. Tema pernikahan mereka pun terkesan sangat modern, yaitu hanya dengan akad nikah sederhana dan setelah itu langsung melakukan resepsi standing party, nggak ada ritual - ritual adat lainnya.

"Miraaaa..." seru Kesya sambil berlari kecil menghampiri sahabatnya itu.

"Gila, lo cantik banget , sumpah.!" Puji Tiara tanpa bisa menghilangkan ketakjubannya pada sahabat mereka itu.

"Kalian juga cantik banget.." puji Mira

Hanya Kesya dan Tiara yang di undang Mira sebagai perwakilan dari teman - temannya, sekaligus dua anak ini akan menjadi pengiring pengantin. Melihat kedua sahabatnya itu telah berdandan dan bergaun sama, layaknya anak kembar, Mira semakin menyadari bahwa ini bukan mimpi, pernikahannya nyata.

"Kok wajah lo kayak mau ke pemakaman sih Mir, lo tuh mau nikaahh" kata Kesy berusaha menyemangatu Mira.

"Iya nih anak," timpal Tiara

"Lo tu cantik banget Mir, gue yakin calon suami lo bakalan klepek - klepek ngeliat lo," puji Kesya.

"Tapi yang mana sih calon suaminya Mira? Gue jadi penasaran nih" Tiara sejak tadi emang pengen banget menyelinap ke gedung respsi, lebih dulu. Tapi ini belum waktunya, mereka baru di perbolehkan kesana saat waktunya untuk Mira tiba.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuat jantung Mira bergemuruh, dia semakin deg - degan sekarang. kalau tadi rasanya tangannya gemetaran, sekarang kaki dan seluruh tubuhnya ikut gemetar. Terlebih ketika tantenya muncul dengan kebaya modern yang di pakainya.

"Mira, selamat ya sayang, kamu sudah resmi menjadi seorang istri dari cowok yang paling gantenh di dunia ini" Tante Rasti mencium pipi kiri dan kanan Mira. Dari wajahnya, tante terlihat sangat senang, pasti prosesu akad nikahnya berjalan lancar.

"Cieeeee, hahaha " Kesya dan Tiara langsung menggoda Mira abis - abisan.

"Yok turun, kamu udah di tungguin di bawah sama suami kamu," goda tante.

Mira menghembuskan nafasnya, dia mencoba mengatur kembali nafasnya yang terasa sangat berat dan sesak. Tiba - tiba gaun pengantin yang di pakainya terasa sempit.

"Cieeeee, nggak nyangka sekarang teman kita bukan lagi gadis, tapi istri orang." Kesya menggoda Mira abis - abisan. Belum lagi Tiara yang ikut cekikikan.

"Kamu santai aja ya... jangan tegang," kata tante sambil memegang tangan Mira. Rasti cujuo kaget saat menyadari tangan Mira sangat dingin.

"Mama, mana tan?.." tanya Mira, gugup.

"Mama kamu sudah di tempat resepsi ding sayang, tadi akad nikahnya lancar banget, kayaknya suami kamu itu udah berlatih dengan keras untuk bisa melakukan itu tanpa ada kesalahan." goda tante Rasti, mendengar itu Kesya dan Tiara langsung cengengesan dan ikut menggoda sahabatnya itu.

****

Semua mata tertuju pada satu titik, yaitu pada seorang perempuan bergaun pengantin warna merah yang terlihat sangat cantik dan sexy. Ternyata benar kata designer. Kulit putih Mira begitu pas jika di padukan dengan warna merah, apalagi di malam hari dengan sorotan lampu terang ini. Mira seperti seorang ratu sebuah kerajaan, sangat mempesona.

Kesya dan Tiara bertugas sebagai penabur bunga di depan Mira, namun mereka berdua seakannmenghilang dan tenggelam terkalahkan oleh pancaran aurah sang ratu sehari malam ini.

"Ya ampun, istri kamu cantik banget Dit," bisik mami Kinan pada Radit. Mami yang seorang perempuan aja terpanah, apalagi Radit seorabg laki - laki.

Radit nggak memungkiri itu, istrinya memabg sangat cantik. Beberapa kali dia tertegun oleh kecantikan Mira, mulai dari pertemuan pertama mereka, saat sesi pemotretan dan terakhir, saat ini. Kalau saja pertemuan pertama mereka tidak penuh dengan huru hara, mungkin Radit akan dengan mudah memuji cewek itu tepat di depan wajahnya, tapi lantaran hubungan mereka yang tidak baik - baik saja, pujian itu cukup di lontarkannya di dalam hati saja.

"Wah, nampaknya para undangan sangat terpesona dengan ratu kita pada malam hati ini , ya. Wahai engkau gadis cantik, semua mata tertuju pada mu." sambutan sang MC membuat suasana di gedung itu jadi meriah, mereka semua tertawa.

Begitu Mira sampai dan bersanding dengan Radit, semua irang memperhatikan mereja. Tidak ada satu pun dari mereka yang menganggap kalau Radit dan Mira nggak vocom, semuanya mengatakan satu hal yang sama, keduanya seperti dua sejoli yang memang di ciptakan untuk bersama , serasi bangeeettt...

"Subhanallah... Mira emang beruntung banget." timpal Kesya.

Dia juga ikut terpelongo, mukutnya menganga dengan mata yang nggak bisa berkedip.

Radit memang terlihat sangan awesome malam ini. dia mengenakan jas hitam dengan daleman kemeja berwarna merah. Belum lagi wajah gantengnya yang semakin cool ketika dia hanya fiam, mengikutu semua arahan dari sang MC.

"Mari kita izin kan kedua mempelai untuk melakukan prosesi tukar cincin" suurh sang MC. Setelah itu. tante Rasti yang bertugas membawa cincin pernikahan iyu memberikan masinh - masing satu kepada Radit dan Mira.

Cincin dengan motif sederhana itu, bahkan telah memiliki ukiran nama di bagian dalamnya. Di cincin Radit tertulis nama Mira, dan begitu juga dengan cincin milik Mira. Radit terlebih dulu menyematkan cincin di jari manis Mira, suara tepuk tangan membahana, selanjutnya Mira yang menyematkan cincin di jari manis Radit, dia terlihat berbeda dengan Radit yang nampak tenang, dia sangat gugup.

"Santai aja kenapa sih?" bisik Radit. Dia bisa merasakan kalau tangan cewek itu dingin banget, dan gemetaran.

"Berisik banget sih lo!" rutuk Mira, tentu dengan suara yang hanya bisa di dengar oleh Radit aja. Dia langsung merengut begitu acara tukar cincin itu selesai.

"Cium cium cium cium cium..." teriakan untuk menyuruh mereka ciuman terdengar sangat kompak. Entah siapa yang memulai duluan hingga semua orang jadi mengikutinya.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!