Bab 12

Keesokan paginya

Mira membuka matanya perlahan-lahan, rasakan itu itu masih berada di pelupuk matanya. Badannya juga berasal mau rontok,capek banget. Ternyata, pesta semalem menyisahkan banyak keletihan di tubuhnya, bergerak aja rasanya susah.

Hal pertama yang di lihat Mira adalah gorden keemasan yang nampak serasi dengan wallpaper putih yang menghiasi dinding. Samar - samar dia bisa mendengar suara siaran televisi dari ruangan yang berbeda, mungkin itu berasal dari ruang tamu.

Mira langsung duduk secara spontan, dia memeriksa keadaan sekelilingnya saat menyadari kalau saat ini dia berada di atas sofa. Dia masih inget banget, semalam itu dia tidurnya di sofa, bukan disini.

Dia juga nggak pernah punya riwayat mengingau yang membuatnya jalan sendiri ketika tidur. Jadi siapa yang memindahin dia ke tempat tidur? Mira langsung memeriksa pakaiannya, masih lengkap. Dia juga nggak merasa ada yang berubah dari tubuhnya, jadi Radit pasti nggak macem - macem semalam.

"Buruan mandi, kita udah di tungguin di bawah buat sarapan," Radit berdiri di samping Mira sambil berkacak pinggang.

Mira menarik sekimutnya, menutupi tubuhnya yang benar - benar terlihat memalukan. Walau pun cowok ini adalah suaminya sekarang, dia tetap nggak siap memamerkan bagian - bagian tubuhnya yang selalu di tutup itu.

"Jam berapa nih?" tanya Mira sambil menguap lebar. Dia menggaruk - garuk kepalanya, menunjukkan kalau nyawanya belum kembali.

"Jam sembilan" jawab Radit. Mata Mira yang tadinya masih setengah tertutup, langsung terbelalak lebar.

"Jam sembilan?! Gila, kok lo nggak bangunin gue sih?!" marahnya.

Di lemparnya jauh - jauh selimut yang menutupi dirinya itu, dia langsung berlari menuju kamar mandi.

"Jangan lama - lama" teriak Radit sambil duduk di atas kasur.

"Semalam lo mindahin gue ke tempat tidur ya...?" tanya Mira, dia sedikit berteriak. Terdengar suara shower bergemericik menyentuh lantai.

"Nggak, lo jalan sendiri," jawab Radit.

"Bohong! Gue nggak pernah jalan waktu tidur!" protes Mira tak terima, Radit hanya tersenyum mendengarnya.

****

Kira - kira jam 03.30 pagi tadi

Radit masuk ke ruangan tamu dimana tempat Mira tidur. Dia duduk di samping tubuh cewek itu, memperhatikan wajahnya yang sedang tertidur pulas.

Sebagai seorang cowok sekaligus suami, dia nggak tega harus ngebiarin cewek tidur di sofa sementara dia enak - enak di atas kasur.

Dia pun mengangkat tubuh Mira, mengendongnya menuju ke ranjang dengan hati - hati. Saking pulesnya tidur, Mira sampe nggak terbangun saat Radit mengangkat tubuhnya.

Radit memperhatikan Mira dari atas ke bawah, dia tersenyum melihat gimana polosnya Mira ketika tidur.

Cewek itu, seperti sangat mempercayainya, padahal bisa saja dia ngapain - ngapain Mira di saat - saat sekarang. Apa lagi dengan kondisi cewek menggoda banget.

Tapi Radit nggak melakukan itu, dia malah menyelimuti tubuh Mira yang meringkuk kedinginan seperti ulet bulu. Radit pun meninggalkannys, dia yang gantian tidur di sofa.

****

"Aduuujjh, pengantin baru bangunnya kesiangan banget sihhh.." ledek Keisya saat melihat Mira dan Radit datang.

Kedua orang tua Radit, mama Mira, tante Rasti dan Tiara lengsung cengengesan.

Terlebih lagi saat ini kondisi rambut Mira yang masih basah, dia seperti baru saja selesai mandi... Hihihi.

Mira duduk di meja yang sama dengan semua orang yang di kenalnya itu, begitu pun Radit. Matanya terlihat masih mengantuk, dia bahkan nggak berselera untuk sarapan.

"Begadang banget ya semalam?" tanya Keisya.

Mira mengangguk membenarkan, dia menyeruput kopi yang masih hangat milik Keisya.

"Cieee, tante , kayaknya bnetar lagi bakalan punya cucukni" canda Tiara.

seketika itu juga, kopi yang diminum Mira menyembur keluar dari mulutnya. Dia tersedak, tenggorokannya terasa sakit luar biasa, setelah itu, dia melotot pada Tiara Si pengacau yang membuatnya malu di depan semua orang. Lihat saja, gara-gara Tiara semua orang yang ada di situ jadi menertawakannya.

Radit sendiri nggak bereaksi apa-apa, Dia terlihat biasa-biasa saja digodain seperti itu. toh emang nggak terjadi apa-apa antara iya dan Mira semalam, Jadi ngapain Mesti gugup? dasar Mira nya aja yang sedikit berlebihan

"Hihihi..." Mami dan Mamanya cekikikan. Kalau tante Rasti, Keisya dan Tiara sih udah ketawa ngakak. Beda sama papi dan Radit yang nampak malu dengan topik pembicaraan ini

" Kalian apa-apaan sih, kita tuh nggak ngapa-ngapain semalam" beritahu Mira, sebelum semua orang salah paham dan semakin menggodanya. Mata langsung menatap mereka berdua apa iya mereka nggak ngapa-ngapain semalam?

"Udah ah, nggak usah ngomongin itu,"sergah Mira ketus, Dia lalu berdiri dan pergi dari situ, berjalan mendekati counter hidangan untuk mengambil sarapannya.

Berbagai macam menu telah di persiapka untuk tamu - tamu VIP di hotel ini, semuanya bisa di makan gratis sepuasnya.

"Beran, Dit? tanya mami nya penuh selidik

Radit memutar kedua bola matanya, lalu dia ikut berdiri menyusul Mira untuk mengambil sarapan nya juga. Kalau dia masih berdiam diri duduk di situ, maka dapat di pastikan semua orang yang ada di sana nggak akan berhenti untuk menanyai soal apa yang terjadi semalam antara dirinya dan Mira.

Kalau dia bilang tidak terjadi apa - apa maka semuanya tidak akan percaya, yang ada justru dia bakalan di tanya - tanyain terus sama mereka.

"Masa iya gak terjadi apa - apa sih?" tanya tante Rasti.

"Semuanya udah di atur sesuai rencana kan?" tanya Mami Radit.

"Udah kok, semuanya pas, atau mereka gak ganti baju?" ujar Keisya

"Mana mungkin, kamu kan tau sendiri, Mira paling nggak tahan gerah." saut mama Meisya.

"Sudah lah, hal itu biarlah mereka yang urus, kenapa semuanya harus kalian yang atur." seru papa Radit.

Sementara keluarga mereka sedang membicarakan Mereka, Radit menghampiri Mira yang sedang mengambil makanan.

"Kenapa malah nyusul?" tanya Mira.

"Nggak tahan gue di sana? Mereka bikin bete aja" jawab Radit.

"Ambilkan makanan gue!" suruh Radit.

"Enak banget tu mulut, kalau ngomong.... Ambil sendiri, gak usah manja" ujar Mira

"Elo kan istri gue, jadi ini adalah tugas pertama elo sebagai seorang istri." kata Radit sambil tersenyum miring kearah Mira

"Nyebelin... Nah pegangin!" Mira menyerahkan piring miliknya kepada Radit.

"Sedikit aja,gak usah banyak - banyak." ucap Radit saat melihat Mira mengambilkan makanan dengan porsih penuh.

"Ini biar cepat gede, makan aja jangan banyak protes.."Kata Mira menyerahkan piring yang penuh dengan makan kepada Adrian dan ia mengambil piring miliknya.

Radit menatap piring yang penuh dengan makanan di tangannya.

"Gila, gimana gue ngabisinnya." gumam Adrian menelan air liurnya sendiri saat melihat porsi piringnya

"Yuk.." Mereka berjalan dan kembali menghampiri meja keluarga mereka.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!