Bab 17

"Gue nggak nyangka kalau ternyata lo dewasa juga gue pikir lo itu cuma cewek manja yang kerjaannya cuma teriak-teriak doang dan apa - apa minta dilayani, Samalah kayak cewek cewek pada umumnya"

Mira tersenyum mendengarnya."Dulu waktu ada papa sih Iya, tapi sejak Papa nggak ada, gue enggak punya alasan lagi buat manja manja, gue pengen jadi anak yang bisa membuat Papa bangga" kata Mira.

Radit tertegun, begitu banyak poin plus yang semakin ditunjukkan oleh Mira kepadanya.

"Enak nggak?" tanya Mira secara tiba-tiba. Radit yang Lagi ngeliatin dia langsung salah tingkah dibuatnya.

"Enak," kata Radit yang langsung mengalihkan pandangannya pada makanan - makanan itu. Ternyata Mira membuatnya terhipnotis untuk sesaat. Luar biasa, Radit menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

" Lu beneran ke rumah Tiara kan tadi?" tanyanya.

"Nggak pergi sama cowok lo itu?" tanyanya lagi

Mira berhenti mengunyah, dia menatap Radit dengan kening yang berkerut.

"Cowok gue? Siapa?"tanya nya balik

"Udah deh nggak usah sok nggak tau."

"Sumpah, Gue nggak ngerti, cowok gue siapa sih?" tanya Mira lebih serius. Dia mencoba mengingat - ingat apakah mungkin dia amnesia dan lupa kalau sebenarnya dia punya pacar.

"Ohhhh, Nathan? Siapa bilang dia cowok gue?" Mira kembali melanjutian makannya.

"Lo ada hubungan apa sih sama si Nathan itu? Kayaknya lo deket banget sama dia." tanya Radit.

"Temen" jawab Mira sekenanya.

"Temen kok sampe harus pegang - pegangan tangan" sindir Radit.

Mira memoleh pada Radit, menatapnya cukup lama.

"Lo ngeliatin gue waktu tadi pagi gue ngobrol sama Nathan di luar kelas?" tanya nya curiga.

Radit hanya mengangakat kedua alisnya.

"Gue sama Nathan emang deket dari kelas satu sih, tapi nggak pacaran kok, cuma deket doang." Mira menjelaskan kedekatannya dengan cowok bernama Nathan itu.

"Lo cemburu?"candanya.

Radit langsung buang muka, dia meninggalkan Mira menuju ruang TV membawa piring makanannya. Makan berdua doang di ruangan makan itu emang enggak enak. Tapi entah apakah itu alasannya ataukah dia cuma mau menghindari pertanyaan Mira soal cemburu.

"Sampahnya di bersihin!" suruh Mira. Dia ngga mengikuti Radit ke ruang TV, lebih suka makan di ruang makam, lebih deket sama dapur.

****

"Miraaaaa! Radittttttt! Kami datangggg!"

Mira dan Radit yang sedang tidur di kamar yang berbeda, langsung bangun. Reaksi mereka berdua sama, yaitu kaget. Itu suara mami,dan suara itu kedengarannya deket banget. bisa jadiiii...

"Oh My God!"Mira menepuk jidatnya. Mami pasti sekarang di depan pintu kamar utama, yang di kira sedang di tiduri oleh Mira dan Radit berdua. Mertuanya itu kan megang kunci cadangan, jadi udah pasti bisa masuk tanoa perlu mengetuk pintu depan lagi.

Dengan cepat Mira turun dari ranjang, dia bergegas keluar menuju balkon. Tempat dimana dia bisa menyelinao untuk maduk ke kamar utama. Begitu keluar ternyata Radit juga melakukan hal yang sama. Kompak!

"Gimana ini?" tanya Mira cemas.

"Lo pura - pura tidur, biar gue yang buka pintu, biar nggak ketara banget bohongnya," suruh Radit mereka berdua langsung masuk ke kamar utama, lewat pintu keluar menuju balkon yang memang sengaja nggak dikunci tentunya.

Mira langsung naik ke atas tempat tidur, masuk ke dalam selimut dan pura-pura tidur. Sementara Radit, dia menata detak jantungnya yang terasa berdebar - debar. Ini udah kayak mau maling di rumah sendiri aja.

Ceklek! pintu dibukanya perlahan, untuk memperdalam aktingnya, Radit berpura-pura menguap dengan mata terkantuk-kantuk. Dilihatnya mami dan mama mertuanya sudah berdiri dengan wajah sumringah di depan pintu.

"Mami ngapain kesini malam - malam?" tanya Radit sambil berpura - pura ngantuk.

"Hehehe, ngeliat kaliang dong, iya kan, Mei?" Mami mengedipkan mata ke mama Meisya. Lalu ia menarik mama masuk ke dalam tanpa meminta izin ke Radit lagi. Keduanya tersenyum saling menggoda saat melihat Mira tertidur.

"Mamiiiii, ini udah malam, ngantuk tau." rutuk Radit. Dia masaih aja berakting, berjalan sempoyongan menuju tempat tidir lalu duduk sambil membungkuk kan badan.

"Mami, sama mama Meisya malam ini mau nginep di sini, boleh ya?"

Mata Radit melotot, ngantuknya yang pura - pura tadi tiba - tiba lenyap.

"Nginap sini? Mendadak babget?" Radit melirik Arlojinya, jam 12 malam.

"Hihihi... Kangen sama kalian." jawab mami cuek. Mama Meisya hanya senyum - senyum dari tadi. Dua wanita ini udah kayak anak ABG aja, selain akur, genitnya juga kompak.

"Tenang, kami tidurnya di bawah kok, jadi kalian nggak akan terganggu." lanjutnya lagi.

"Terserah Mami deh, Radit ngantuk, mau tidur." Radit nguap beneran kali ini. Dia emang masih ngantuk, wong tadi sebelum kedua mamanya ini dateng, dia udah tidur nyenyak.

"Ya udah, kamu tidur gih, kami turun ya..."Mami mengedipkan mata. Lalu mengajak mama Meisya keluar , menutup pintu perlaham dan nggak kedengeran lagi suaranya.

Mira membuka matanya perlahan-lahan, ia mengintip. setelah dipastikan kedua Mamanya itu nggak ada, dia langsung duduk.

"Gimana dong ini?" tanya nya pada Radit yang udah berbaring disampingnya.

"Udah kita tidur sini aja, gue bisa mastiin Kalau mami gue sama Mama lo itu punya siasat, mereka nginep di sini pasti buat mastiin kalau kita udah benar-benar tidur bareng." kata Radit dengan mata terpejam.

Mira menggigit bagian bawah bibirnya. dia merasa kurang nyaman harus tidur berdua dengan Radit di satu ranjang.

"Gue tidur di bawah aja deh" kata Mira akhirnya.

Radit membuka matanya, menatap Mira.

"alo mau Mama nanti ngelihat? udah deh, Mir, gue nggak akan macam-macam" ujarnya serius. melihat Mira yang masih ragu, Radit mencoba untuk lebih meyakinkan gadis itu.

"Beneran, gue nggak akan ngapa-ngapain lo"

Mira pun menurut, dia membaringkan lagi tubuhnya di atas ranjang yang besar itu, ranjang yang bisa membuat mereka nggak tidur terlalu berdekatan. Mira menutup rapat tubuhnya yang hanya mengenakan tengtop dan celana pendek dengan selimut. Sementara Radit, Iya sudah memejamkan matanya lagi.

"Dit.." panggil Mira.

Radit membuka matanya kembali "Hmm?"

" Gimana kalau mama nanya kenapa gue belum juga hamil?" tanyanya sambil meringis.

"Aduhhh, bilang aja nggak tahu, bilang aja kita udah usaha dan emang belum dikasih, selesaikan?" ujar Radit

"Enggak segampang itu Dit, Mama pasti bakalan ngajak gue ke dokter."kata Mira.

Radit menghela nafas, berat juga ternyata beban menjadi seorang anak sekaligus suami. Satu sisi, mamanya dan mama mertuanya itu ngotot pengen mereka cepat-cepat punya anak.

Di sisi lain, dia dan Mira sudah sepakat enggak akan berhubungan badan selama belum ada cinta di antara mereka. Terutama Mira, dia nggak siap untuk melakukan hal itu.

Tbc

Terpopuler

Comments

Aspiya Silvia

Aspiya Silvia

test...kok blom ada yg muncul

2022-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!