"Iya ma, lagian kan kurang dari enam bulan lagi Mira lulus SMA, kenapa nggak tunggu sampe lulus aja." Mira berusaha membujuk mamanya.
Tante Kinan tersenyum. " Mira, Radit, lebih cepat lebih baik, kita nggak akan tau kan gimana nanti? Kalau tiba - tiba kalian jatuh cinta sama orang lain, bisa berantakan dong rencana kita ini." ujar tante Kinan.
"Tapi mi,..." begitu Radit mau protes, papinya udah dengan sukses mengancamnya dengan memegang dada sebelah kanan, menunjukkan kalau beliau bisa terkena serangan jantung dadakan kalau dia masih membantah.
"Oke semua sudah kita putuskan, tiga minggu lagi tepat di ulang tahun Mira dan Radit, kalian akan menikah.
Mami Radit dan mama Mira serta tante Resti sama - sama tersenyum sumringan, mereka senang banget seolah - olah mereka yang akan menikah.
"Mira, kamu pengen acaranya diadain di mana? Gedung, di rumah atau dimana?" tanya mami Radit sambil menyodorkan buku tebal berisi beberapa konsep pernikahan yang berasal dari WO papan atas.
Mira sama sekali tidak berminat untuk melihat buku itu, apapun yang dipilihnya, nggak akan ngaruh dengan suasana hatinya yang terlanjur bad mood.
"Emmmm.... Terserah tante saja deh gimana bagusnya, Mira ngikut aja." Kata Mira dengan sopan.
Tapi walau begitu, Miras bisa melihat perubahan dari wajah cowok itu, sepertinya dia sedang marah.
"Loh kok gitu? Kan yang menikah kamu sayang, bukan Tante."canda Mami Radit, yang lain jadi ikut tertawa kecuali Mira dan Radit.
"Oke gini aja, gimana kalau kalian berdua bahas ini berdua aja, kalian pilih - pilih dulu mau konsep yang kayak gimana, setelah ada kesepakatan baru deh kasih tau ke kita, selebihnya semua kita yang urus." kata mami Radit lagi.
Setelah itu, keempat orang yang merasa diri nereka udah tua itu pergi meninggalkan Mira dan Radit berduaan aja. Suasana canggung menyelimuti ruang tamu itu, dinginnya AC justru membuat Mira berkeringat. Ditinggalkan berdua doang dengan Radit, sama saja nyuruh mereka saling menghunuskan pedang.
"Ke kolam renang aja yuk!.." ajak Mira
Radit menoleh ke kolam renang yang di tunjuk oleh Mira, dia lalu mengangguk mengiyakan. Mereka berdua pun langsung berjalan ke kolam renang sambil membawa buku konsep pernikahan mereka itu.
Sesampainya di kolam renang besar yang berada di dalam rumah itu, Radit dan Mira langsung duduk di pinggir kolam, tempat yang laing enak dan nyaman buat membahas hal yang hal yang membuat pikiran panas seperti ini. Paling kalau dah gak tahan tinggal nyebur aja.
"Oke, gue nggak mau basa basi, gue mau nanya ke elo." kata Radit to the poin. Melihat Mira menunggunya untuk melanjutkan kata - katanya, Radit pun langsung menambahkan.
"Kenapa sih elo nerima perjodohan ini?" tanya Radit sedikit sinis.
"Gue nggak bilang, gue nerima perjodohan ini kan" jawab Mira nggak kalah sinis.
"Oh, kalau gitu kenapa nggak elo tolak aja?"tanya Radit
"Lo sendiri kenapa cuma diem? Lo juga sama kan kayak gue, gak bisa berbuat apa - apa iya kan?.."Mira balik bertanya.
Radit menatap Mira dengan tajam. "Kalo gue bisa nolak, gue orang pertama yang akan ngebatalin perjodohan bodoh ini tau nggak!" sentak Radit.
Wajahnya yang dingin menunjukkan kalau dia sangat terpaksa menerima perjodohan ini.
Mendengar ucapan Radit, Mira langsung berdiri karena ia merasa tersinggung.
" Lo kira gue mau di jodohin sama lo? Cowok sok cool yang kasar yang nggak tau caranya bersopan santun." balas Mira dengan nada yang juga tajam.
Radit ikut berdiri, mereka berdua berhadapan dengan tinggi yang hampir sama. Untuk ukuran cewek, tinggi Mira emang sempurna banget, badannya bagus.
"Heh, punya istri kayak elo malapetaka buat gue " kata Radit kasar.
"Idihhhh, lo kira punya suami kayak lo itu bukan bencana buat gue? " balas Kayla
Saat perang mulut itu berlangsung, suara tante Rasti menggema dari dalam rumah memanggil nama mereka. Sepertinya, pertanyaan seputar konsep pernikahan itu bakalan di bahas lagi. Mira dan Radit pun menghentikan perdebatan mereka.
"Heh, biar gue aja yang ngomong nanti, elo diam aja!" suruh Radit sedikit mengancam
Mira merengut, dia merasa terdzolimi selaku perempuan, tapi mau gimana lagi? Dia sendiri gak punya ide apa - apa, mau ngomong juga nggak tau apa yang mau di omongin. Dia akhirnya hanya menurut saja ketika Radit mengandeng tangannya masuk ke dalam rumah.
"Gimana, kalian udah tentuin mau konsep yang seperti apa.?"tanya Mami Radit tidak sabaran
Mira hanya tersenyum , sementara Radit sudah mulai mengambil alih untuk menjawab.
"Emmm... Mi, pi, Tante, kita berdua sudah sepakata kalau pernikahan kita sebaiknya nggak diadain secara besar - besaran "kata Radit memulai omongannya.
Mira menoleh pada Radit, agak merasa heran, "emang kapan sepakatnya? Perasaan tadi kita cuma berantem doang..." kata Mira dalam hati
Mami dan papi Radit, juga mama dan tante Rasti kebingungan. Mereka berempat berharap kedua anak itu memilih salah satu konsep terbaik untuk pernikahan mereka nanti.
"Mami nggak ngerti maksudnya kamu Dit" kata Maminya dengan dahi yang berkerut.
"Gini loh mi, aku sama Mira kan masih MSA, jadi rasanya kurang etis kalo kita gembar - gembor soal pernikahan dan sampe harus diadakan resepsi besar - besaran, nanti yang ada kita berdua nggak nyaman di sekolah dan belum tentu juga pihak sekolah mengizinkan kita tetap sekolah dalam status yang seperti itu. Kan itu dilarang , Mi. Pi, Tante" jawab Radit dengan tenang.
"Kalau soal itu, kita pasti akan bicara dengan pihak sekolah kamu Dit, lagian kan kalian sebentar lagi juga akan lulus, jadi mami rasa pihak sekolah nggak akan keberatan." kata mami Radit.
"Tapi tetap aja mi, kita berdua punya teman, terutama Mira yang udah pasti nggak nyaman dengan semua gosip aneh -aneh yang bisa saja beredar di sekolah, kan kasihan kalau dia sampe nggak konsentradi belajar." Radit memakai nama Mira sebagai senjata ampunya.
"Kalau Radit kan sekolah di Amerika, masih bisa di sembunyikan." lanjutnya.
"Siapa bilang kamu akan tetap sekolah di Amerika, papi dan mami sudah memutuskan kalau kamu akan pindah sekolah, di sekolahnya Mira." kata Papi secara sepihak, lagi.
"Apa pi? Pindah sekolah?"tanya Radit kaget, sebelumnya papinya nggak ada ngomong kalau dia bakal di pindahin sekolah di Indonesia.
"Ya harus pindah dong sayang, masa kalian baru nikah, tapi udah harus berjauhan, antar negara pula lagi tu."jawab Mami Radit.
Mira angkat suara, sebelum terjadi pertengkaran antar Radit dan orang tuanya.
"Kita berdua kan udah setuju untuk mengikuti kemauan Om, Tante dan Mama. Jadi kita harap kalian juga setuju untuk mengikuti satu permintaan kita ini aja." minta Mira dengan nada memohon.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
El_Tien
hahah cara papanya mengancam unik ya cuma nepuk dada doang
2022-03-27
2