Siska yang tengah fokus memperhatikan wajah baby yang sudah ketara tampannya itu tak menyadari kedatangan Papihnya sang baby. Ia terlalu fokus menatap kelucuannya dan satu tangannya tak henti menepuk pelan pahanya.
"Selamat bobo yaa ganteng! Bisakah setiap malam Onty menidurkanmu kek gini?" Tanyanya pada sang baby dengan senyum dibibirnya dan menciumi pipi gembulnya.
"Nitip bibir Onty disini!" Tunjuknya pada pipi gembulnya. "Buat Papih kamu!" Siska cekikikan mendengar penuturannnya sendiri.
"Udah tidur?" Suara seseorang membuat Siska terlonjak.
"Iya!" Jawabnya singkat. Tanpa menoleh dan terus membelakangi bang Age.
"Nginep kan?" Tanyanya lagi.
"Iya!" Lagi-lagi jawaban singkat yang Siska berikan membuat sang abang keheranan.
Bang Age menyentuh pundaknya hingga membuatnya berbalik. Siska kembali terpaku melihat wajah basah yang sepertinya kian hari kian tampan itu. Bang Age yang sudah mencuci muka belum sempat mengeringkannya. 'Ya ampun! Kalo gini caranya, gue rela dibawa ke KUA saat ini juga.' Batinnya.
Siska melepas pandangannya dan hendak pergi, namun lengannya dicekal hingga membuat dirinya menubruk sang abang membuat dada keduanya menempel. Keduanya terpaku sejenak mendengarkan detak jantung yang berpacu cepat dari kedunya. Mata keduanya terkunci, menyelami perasaan yang belum keduanya pahami.
"M-maaf bang!" Sesal Siska tergagap dan segera melepaskan diri.
"Untuk apa?"
"Udah memiliki rasa ini sama abang." Namun hal itu hanya Ia ucapakan dalam hati.
"Aku keluar dulu." Siska hendak pergi namun lagi-lagi lengannya dicekal.
"Tunggu! Lu tadi lihat gue?" Tanya bang Age. "Maksud gue, tadi lu lihat gue telanjang?" Dengan hati-hati bang Age mencoba menanyakannya bahkan Ia sampai menggigit bibir bawahnya.
"I-iya!" Jawabnya gagap tanpa mau menolehkan wajahnya.
"Terus lu lihat gue itu?" Tanya bang Age lagi ragu. "Apa? itu anu. Lu! Lu lihat junior gue?"
"Nggak!" Jawab Siska dengan memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya. Otaknya kembali mengingat si junior yang melambai dipangkal paha sang abang. 'Napa mesti nanya itu sih? Kan otak gue traveling lagi.' Rutuknya dalam hati.
"Huhhf syukur deh!" Bang Age menghela nafasnya lega, hingga melepaskan cekalannya dari lengan gadis didepannya.
Tanpa babibu lagi, Siska segera ngibrit keluar kamar meninggalkan abangnya. Bang Age yang merasa tak bersalah hanya mengedikkan bahunya kala melihat gadisnya tergesa-gesa keluar.
Sementara Siska terus menarik dan menghembusakan nafasnya cepat seraya meniup udara. Ia terus mengibaskan tangannya didepan wajahnya yang terasa terbakar. Ia sampai keluar rumah untuk mendinginkannya dan duduk dikursi teras.
"Bisa-bisanya si abang nanya itu? Isshhh!" Ucap Siska bermonolog sendiri. "Omegaatt!" Siska sampai menggeleng-gelengkan kepalanya kala ingatan si junior kembali melintas diotaknya.
Saat Siska tengah sibuk dengan otak kotornya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti dihalaman rumah. Menampakan tiga orang yang keluar dari sana.
"Hai Sis?" Sapa seorang pemuda menghampirinya dan ikut duduk dikursi sebrangnya
"Haii kak Ivan?!" Sapanya balik.
"Kalian dari mana?" Tanya Siska melihat sepasang manusia yang baru datang menghampiri.
"Biasa, kita abis jalan! Kalo tau kamu disini, tadi kakak jemput!" Timpal Ivan. Siska hanya tersenyum sebagai tanggapan.
"Eh kak Aysa! Udah tau belum? Kak Ayra udah lahiran. Baby nya cowok loh!" Siska memberitahu si gadis kulkas itu.
"Udah!" Jawabnya irit.
"Kalian pacaran ya?" Tanya Siska menunjuk Aysa dan Rendi bergantian. Aysa tak menjawab dan malah menarik Rendi menuju halaman samping. Membuat Siska geleng-geleng kepala. Padahal mah tinggal bilang iya atau nggak susah bener. Pikirnya.
"Iya mereka pacaran!" Akhirnya Ivan lah yang menjawab dan dijawab oh ria oleh Siska.
"Terus kakak jadi obat nyamuk gitu?" Ledek Siska.
"Iya nih!" Timpal Ivan dramatis.
"Kasihan!" Jawab Siska ikut dramatis.
"Kalo kasihan jadiin pacar dong!" Goda Ivan.
"Aku masih sekolah, dilarang pacar-pacaran!" Timpalnya.
"Ya udah kakak tunggu deh ampe lulus. Mau ya?"
"Gak ah! Kalo nunggu aku lulus ntar kakaknya ketuaan. Ntar kesannya kek sugar baby" Candanya.
"Enak aja! Kakak tu bukan tua, tapi mateng. Biasanya juga cewek-cewek carinya yang mateng." Elak Ivan.
"Biar apa coba?" Tanya Siska.
"Biar manis. Kek kakak nih!" Timpal Ivan menunjukan deretan giginya membuat Siska tergelak.
Keduanya terus mengobrol dan bercanda. Hingga tawa keduanya mengalihkan atensi bang Age yang hendak pergi kedapur. Bang Age celingukan mendengar tawa renyah gadisnya itu. "Ngobrol sama siapa sih? Seneng bener?" Tanyanya bermonolog sendiri.
Ia yang merasa penasaran hendak menghampirinya, hingga Ia berhenti diambang pintu kala melihat seorang pemuda tengah bercanda ria dengan gadisnya. Ada perasaan tak suka kala melihat keakraban keduanya membuatnya keluar menghampiri keduanya.
"Sis masuk udah malam!" Titahnya.
"Paan sih bang belum juga jam sembilan." Timpal Siska.
"Udah cepetan masuk! Tar kamu masuk angin!" Titahnya lagi.
Siska terdiam sejenak mencerna kata-kata abangnya, kala mendengar kata 'Kamu' membuat Ia tersenyum.
Ivan yang melihat air muka bang Age yang tak bersahabat, ikut angkat bicara. "Udah Sis. Sana masuk! Ntar besok kakak jemput, kita jalan-jalan ketempat yang kakak sebutin tadi. Ya!" Titahnya.
Bang Age yang mendengarnya merasa tak terima. Main ajak aja. Pikirnya. Ia tarik tangan Siska untuk mengikutinya. "Udah ayo masuk!" Ajaknya. "Dan lu pulang sana!" Titahnya pada Ivan.
Ivan yang melihat keposesifan bang Age menghela nafasnya pasrah. "Apa gue ditikungan lagi?" Tanyanya pada diri sendiri.
Tanpa disadari, bang Age malah membawa Siska kekamarnya. "Eeehh bang! Kok kesini?" Tanya Siska.
Bang Age celinguakn melihat sekitar dan menghela nafasnya panjang. "Lu tu jangan mau sembarangan diajak jalan sama orang yang baru lu kenal!" Omelnya.
"Iya bang. Gak aku iya in kok." Timpal Siska cemberut. "Lagian apa urusannya coba sama abang, mau aku jalan siapa kan bukan urusan abang?" Tanya Siska heran.
"Karena-" Bang Age menjeda kalimatnya, bingung juga dengan apa yang ada dipikirannya. "Karena gue khawatir!"
Siska tersipu, merasa bahagia sudah dikhawatirkan abangnya itu.
"Khawatir kenapa?" Pancing Siska.
"Ya karena lu adek imut gue." Jawabnya.
Siska yang sudah melambung keatas awan terhempas kedasar seketika, kala kenyataan dirinya hanyalah adek imut buat abangnya itu. Siska menghela nafasnya dengan wajahnya yang ditekuk.
Bang Age tersenyum melihat raut muka adek nya itu. Ia cubit kedua pipinya gemas, membuat Siska mencebikan bibirnya.
"Udah gak usah kek gitu mukanya. Sini duduk!" Bang Age mengajaknya duduk ditepi ranjang. Dan Siska pun pasrah mengikutinya.
Bang Age mengambil sesuatu dari dalam laci nakasnya. Ia ambil kotak biru kecil dari sana membuat Siska mengerenyitkan dahinya heran. Ia serahkan kotak itu pada gadis disampingnya.
"Nih! Sesuai janji gue. Hadiah buat lu!" Ucap bang Age membuat Siska menutup mulutnya, merasa tak percaya.
"Beneran buat aku bang?" Tanya Siska seraya mengambil kotak itu dan dijawab anggukan oleh bang Age dengan senyumnya.
Siska membuka kotak itu dan kembali terkejut dengan isi didalamnya. "Ini?"
"Hadiah pertama untuk seseorang yang sudah memberi semangat baru!" Tuturnya dengan senyuman manisnya.
************
Cik atuh mak othor juga pengen dapet hadiah ini teh🤭 Ada yang mau ngasih gak?
Yuk komen, jangan diem-diem bae lah! Mak othor berasa sendiri ini😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
*k🎧ki€*
aq kasih doa aja ya Thor, semoga sehat dan bahagia selalu. aamiin 🤲
2023-05-10
2
Aqiyu
Ivan suami Lia soon
2022-10-17
1
Ariati Ati
semangat perjuangin BG dud..
2022-06-29
2