Seorang gadis mengerjapkan matanya kala sinar terang mengganggu indera pernglihatannya. Ia mengucek matanya dan terbangun untuk duduk. Ia melihat kesana kemari memperhatikan sekitarnya. Tempat aneh yang baru pertama Ia lihat.
"Dimana aku?" Tanyanya heran.
Tiba-tiba sinar terang kembali menyilaukan matanya, Ia angkat punggung tangannya untuk mengahalangi sinar yang masuk ke retina matanya. Mencoba melihat sosok yang tengah berjalan kearahnya.
Seorang wanita cantik yang mengenakan gaun putih tengah menggendong seorang bayi, datang menghampirinya. Ia tersenyum kearah gadis itu. Sang gadis mengerenyitkan dahinya heran. "Mbak siapa?" Tanyanya.
Wanita itu hanya terus tersenyum padanya, dengan terus menatap matanya. Ia serahkan bayi digendongannya pada gadis itu. Sang gadis dengan refleknya menerima si bayi itu.
Ia tatap wajah bayi itu, bayi tampan yang sangat menggemaskan. Ia beralih pada wanita didepannya, namun baru saja Ia mendongak wanita didepannya mundur seoalah terbawa cahaya yang tadi menyilaukan matanya.
"Mbak! Ini dede bayinya gimana? Mbak! Jangan pergi!" Teriaknya. Namun wanita itu hanya tersenyum dan hilang dengan cahayanya.
**
Ia membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Dengan nafas terengah-engah, Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Ia usap keringat yang bercucuran didahinya. Atensinya beralih pada keadaan sekitarnya. Ternyata Ia tengah berbaring diatas brankar.
"Dimana ini? Kenapa aku bisa ada disini? Ya ampun kepalaku!" Ia pegang pelipisnya yang terasa begitu berat.
Ingatannya kembali pada mimpinya tadi. "Ternyata itu mimpi? Terus siapa wanita itu?" Pertanyaan demi pertanyaan bersarang diotaknya. Hingga suara pintu yang terbuka dengan keras membuyarkan lamunannya.
Brakk!!!
"Ya ampun bestie!! Lu gak papa?" Seorang gadis menghampirinya dengan heboh.
"Ck. Berisik!" Ia menutup telinga yang hampir membuat gendang telinganya pecah karena teriakan gadis itu.
Si gadis hanya nyengir kuda menanggapinya. "Iya maaf! Gue khawatir sama lu Sis." Sesalnya dan hanya dijawab helaan nafas oleh gadis yang tengah duduk diatas brankar itu.
Siska Anggraeni, gadis cantik berusia tujuh belas tahun yang sebentar lagi akan memasuki usia delapan belas tahun. Gadis yang memiliki tubuh ideal, dengan wajahnya yang babyface begitu telihat imut dimata siapa saja. Sifatnya yang cerewet dan nyablak, begitu disenangi semua orang. Termasuk bestienya satu ini, yang begitu setia dengannya dari semenjak sekolah dasar. Gadis cantik bernama Lia, sahabat satu-satunya yang sudah seperti saudaranya sendiri. Keduanya masih duduk dikelas sebelas, yang sebentar lagi akan memasuki ujian akhir.
"Kenapa gue ada disini?"Tanyanya.
"Lah napa nanya gue? Mana gue tau. Karena lu gak masuk, pas istirahat gue telepon lu. Terus yang angkat malah bu Titin dan katanya lu di klinik, ya udah pas pulang gue langsung kesini." Timpal Lia panjang lebar.
Siska manggut-manggut dan mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Kalau ini sudah jam pulang sekolah, berarti ini sudah sore. Apa Ia tertidur dari pagi sampai sekarang?
Pagi tadi setelah mengunjungi kakak angkatnya yang akan pulang ke kota, Siska pulang dan hendak berangkat ke sekolah. Namun baru saja keluar dari rumah tiba-tiba Ia jatuh pingsan. Ibu yang juga hendak keluar rumah tentu panik dan langsung meminta bantuan tetangganya untuk membawanya ke klinik.
"Lu mau minum?" Tanya Lia dan dijawab anggukan oleh Siska. Lia mengambil segelas air putih yang tersedia diatas nakas dan memberikannya pada sahabatnya itu.
"Oh iya Ibu gue kemana ya?" Tanya Siska pada sahabatnya itu setelah meminum air putih ditangannya.
"Gak tau! Gue kan baru datang." Jawabnya dan dijawab anggukan Siska seraya mengembalikan gelas ditangannya.
"Eh Ya, gue tadi mimpi aneh!" Ucap Siska membuat sahabatnya menautkan satu alisnya penasaran.
"Apa?"
"Gue mimpi-" Belum juga ucapan Siska kelar pintu kamar terbuka, menampakkan sang Ibu yang hendak masuk hingga membuat atensi mereka teralihkan.
"Kamu sudah bangun Sis?" Tanya Bu Titin dan dijawab anggukan olehnya.
"Kenapa aku ada disini bu?" Tanyanya saat sang Ibu menghampirinya.
"Tadi pagi kamu pingsan. Entah berapa jam tuh kamu tidur." Tutur sang Ibu.
"Kok tidur? Katanya pingsan?" Tanya Lia merasa bingung.
"Ibu juga gak ngerti, kata dokter dia gak papa, cuma tertidur. Gak ada yang serius, cuma disuruh nunggu bangun aja!" Timpal Ibu membuat Lia tergelak.
"Kek putri tidur ya bu?" Tanya Lia disela tawanya dan disambut tawa kecil oleh sang Ibu.
Siska hanya mencibir dan berdecak kesal dengan bestienya ini. Ini pertama kali buatnya mengalami hal seperti itu.
"Udah berisik ah lu!" Siska menutup mulut sahabatnya itu. Hingga Lia berhenti tertawa.
"Ibu tadi dari mana?" Tanyanya pada sang Ibu.
"Oh iya Ibu hampir lupa, tadi neng Ay telepon kamu. Katanya ada kabar duka." Tutur Ibu membuat Siska mengerenyitkan dahinya heran.
"Kabar duka? Emang siapa yang meninggal?" Tanyanya penasaran, entah kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup begitu kencang mendengar penuturan sang Ibu.
"Katanya istri abangnya meninggal!" Timpal Ibu membuat Siska menganga dan bola matanya yang hampir saja keluar.
"Inalillahi wainailaihi rajiun!" Siska menutup mulutnya dengan tangannya merasa tak percaya.
"Serius bu?" Tanya Siska dan dijawab anggukan olehnya.
"Kapan?" Tanyanya lagi.
"Baru aja tadi! Baru sampai rumah katanya." Timpal Ibu.
"Emang dari mana? Terus sakit apa?" Cecar Siska penasaran.
"Dari rumah sakit, katanya abis melahirkan!" Timpal Ibu membuatnya menghela nafasnya panjang hingga menggelengkan kepalanya.
"Kamu kenal sama abangnya neng Ay?" Tanya Ibu dan dijawab anggukan olehnya.
"Iya. Namanya bang Agung. Itu bu yang waktu aku petik buah mangga dihalaman itu. Itu buat bang Agung, soalnya istrinya lagi hamil. Dan sekarang?" Siska tak meneruskan ucapannya dan menghela nafasnya pasrah masih merasa tak percaya.
Ibu dan Lia pun manggut-manggut mengerti. Siska juga pernah cerita pada sahabatnya itu tentang pria tampan abangnya kak Ayra, kakak angkatnya.
"Ayo bu, kita melayat sekarang!" Ajak Siska.
"Ck. Kamu tuh! Kamu baru bangun. Ntar setelah kamu pulih, kita bisa kesana." Timpal Ibu.
"Tapi bu, aku gak papa. Kasihan bang Agung pasti dia sedih banget."
"Entar besok aja udah sore juga. Dari sini sampai kota butuh waktu beberapa jam, gak ada kendaraan juga kalau jam segini." Timpal Ibu membuat Siska menghembuskan nafasnya pasrah.
"Ya udah. Ibu beli makan dulu! Kamu belum makan dari pagi." Ucapnya pada sang putri. "Ya tolong jagain Siskanya dulu sebentar ya!" Titahnya pada sahabat putrinya itu dan dijawab anggukan olehnya.
Setelah Ibu berlenggang keluar kamar, Lia yang sudah gatal ingin menanyakan beberapa hal pada sahabatnya itu segera mencecar pertanyaan padanya.
"Eh..eh! Bukannya bang Agung tuh, cowok tampan yang lu lihatin fotonya ke gue?" Tanya Lia dan dijawab anggukan olehnya.
"Pas banget! Ini kesempatan lu buat dapetin dia." Ucap Lia dengan semangat.
"Ck. Otak lu!" Siska sampai menoyor jidat sahabatnya. "Dia lagi berduka, ngadi-ngadi aja lu! Lagian gue udah tau, bang Agung tuh bucin berat sama istrinya."
"Ya kali aja. Siapa tau lu bisa jadi penggantinya." Timpal Lia membuat sahabatnya mengeleng-geleng kepala.
Siska terdiam pikirannya tertuju pada pria yang pernah Ia kagumi itu. Entah kenapa hatinya ikut sakit mendengar kenyataan ini.
'Apa kamu baik-baik aja bang?' Batinnya bertanya.
***********
Tinggalkan jejakmu readers! Kasih vote, like dan komennya😊
Ini Siska si adek imut😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Aqiyu
cigogohohojphphphovkcjd
2022-10-17
1
Markoneng
aku blm baca lapak satunya tor. langsung loncat kesini 😁
2022-04-09
1
Tuti Yati
smg aja siska bisa jd mamah ade bayi
2022-04-05
1