"Paan bang?" Tanya Siska penasaran.
"Udah tar aja, biar jadi kejutan!" Jawab bang Age.
"Widihh kejutan cenah euyy! Asyik tuh kalo gitu." Siska begitu kegirangan sampai membuat bang Age tersenyum dan geleng-geleng kepala.
"Eh bang! Kue nya udah siap nih. Buat apa sih banyak banget?" Tanya Siska menuntaskan ke kepoannya tadi.
"Itu si Ay katanya mau pada main dirumah sama gerup resehnya. Lu kesini juga kan?" Tanyanya balik.
Hufhhh...
Siska menghembuskan nafasnya panjang. Merasa lega dengan apa yang Ia dengar. Membuat bang Age mengerenyitkan dahinya heran.
"Lu kenapa?"
"Hah! Ng-nggak!" Jawabnya dengan gelapan dan langsung menampilkan senyuman manisnya.
"Udah senyumnya biasa aja!" Tutur bang Age.
"Kenapa emang."
"Ntar kerutannya permanen." Timpal bang Age kembali tergelak.
Siska berdecak kesal dengan bibir yang kembali mengerucut. Alih-alih akan mendapat gombalan eh malah ledekan.
"Ck. Abang mah gak romantis! Masa cewek diledekin? Harusnya kan digembelin."
"Lu masih bocil, digembelin dikit tar baper lagi!"
"Eh asal abang tau, bocil-bocil gini udah siap bikin bocil." Timpal Siska dengan enteng.
"Eh lu jangan macem-macem ya! Masih kecil juga, sekolah yang bener! Awas aja kalo gue tau lu udah pacar-pacaran!" Peringat bang Age.
"Yey gak papa kali bang pacar-pacaran, cari cengceman, kan seru tuh!" Siska semakin memanasi abangnya.
"Gak boleh!" Tegas bang Age.
"Kenapa?"
"Karena emang belum saatnya." Timpalnya dan dibalas cebikan bibir oleh Siska.
"Udah lu fokus aja sekolah. Jangan mikir macem-macem!" Titahnya namun tak ditanggapi Siska.
"Udah sii tuh muka jangan ditekuk gitu, jadi gak imut tau gak?" Rayu bang Age yang tau gadisnya merajuk.
"Tau ah, abang ngeselin."Jawabnya membuat bang Age tersenyum. 'Kalo ngambek gini, gemesin banget sii ni bocil' Batinnya.
"Lu mau kesini gak?" Tanyanya dan dijawab anggukan dengan bibir yang masih mencebik.
"Udah tuh bibir jangan digituin, minta gue sedot?"
"Boleh, pake bibir ya bang!" Balas Siska dengan cengiran kudanya. Walaupun belum pernah pacaran, Ia juga bukan gadis cupu yang tak tau soal adegan delapan belas plus plus itu. Ia yang suka menonton drakor tentu tau hal itu, meski Ia belum tau bagaimana rasanya.
"Pake sedotan WC!" Timpalnya membuat Siska menyebikan bibirnya. "Sekalian gue sedot sama otak kotor lu tuh."
Siska kembali mengerucutkan bibirnya membuat bang Age tersenyum lagi melihat pemandangan didepannya.
"Udah keburu siang nih. Lu mau kesini gak?" Tanyanya dan dijawab anggukan Siska.
"Abang jemput dong!" Rengek Siska.
"Gue gak bisa. Gue mesti beresin kerjaan gue. Lu telepon aja si Ay, minta jemput sama Ar!" Tolaknya membuat Siska berdecak kesal.
"Udah gak usah cemberut. Tar deh pulangnya gue yang antar ya!" Bujuknya dan dijawab anggukan oleh Siska.
"Ya udah gue tutup dulu, gue harus selesai in itu." Tutur bang Age seraya menunjuk mejanya dengan dagu dan kembali dijawab anggukan Siska.
"Tunggu bang!" Cegah Siska ketika bang Age hendak menutup panggilannya.
"Hemm apa?"
"Awas jangan lupa hadiahnya!" Peringat Siska dengan air muka yang masih tak bersahabat.
"Iya! Lu tenang aja! Gue bukan orang yang suka ngumbar janji tanpa bukti." Timpal bang Age membuat Siska tersenyum bahkan menggigit bibir bawahnya merasa greget.
Bang Age yang melihat itu semakin gemas. Tanpa berpamitan Ia segera menutup panggilannya. Ia lesakan wajahnya dibantal.
Ia kembali melihat layar pipihnya, melihat kontak dengan foto gadisnya itu dan tersenyum sendiri. Entah apa yang terjadi pada dirinya. "Dasar adek imut!"
**
"Isshh kebiasaan deh main matiin aja! Belum juga pamitan. Ngeselin emang." Gerutu Siska kala panggilannya terputus begitu aja.
Tapi sedetik kemudian Ia tersenyum bahagia, kala tak mendengar kabar yang tak diinginkannya. Ternyata abangnya itu masih duda, masih belum mau melepas masa lajangnya. Masih ada kesempatan banyak. Pikirnya.
Siska pun mengirim pesan pada kakak angkatnya itu untuk menjemputnya. Namun saat pesan terkirim, Feby teman kakaknya mengirim pesan padanya. Kalau dia yang akan menjemputnya. Akhirnya Siska kembali mengirim pesan pada kakaknya agar tak menjemputnya.
.
Tiga puluh menit kemudian, sebuah mobil terparkir apik dihalaman rumahnya. Seorang gadis dan pemuda turun dari mobil merah itu.
"Asslamualaikum!" Sapa keduanya.
"Walaikumsalam!" Jawab Siska dan Ibu yang sudah menunggu diteras depan.
Feby dan Rio menyalimi takzim tangan ibu dengan menanyakan kabar masing-masing.
Siska berhambur memeluk kakak satu server nya itu. Cipika cipiki layaknya sahabat yang sudah lama tak berjumpa.
"Yuk duduk dulu. Ibu ambilin minum dulu!" Ajak Ibu.
"Gak usah bu! Kita langsung jalan aja! Soalnya udah pada nunggu!" Tolak Feby.
"Oh ya udah yuk!" Mereka pun berjalan dengan membawa beberapa kotak kue pesanan Mamih dan baju ganti Siska juga Ibu. Rencananya mereka akan menginap juga disana.
**
Satu jam kemudian mobil pun sampai dihalaman ruamah bang Age. Mereka turun dan memasuki rumah itu. Ternyata disana sudah ramai, ada Rila dan Devan beserta baby Deril nya. Namun sang kakak angkatnya belum nampak disana.
"Kak Ay mana?" Tanya Siska pada Rila setelah keduanya cipika cipiki.
"Belum dateng dia. Katanya bentar lagi." Jawab Rila.
"Kak Agel?"
"Dia ada urusan gak bisa kesini." Jawab Rila lagi dan dijawab anggukan Siska.
Mamih datang dari dapur, menyambut Siska dan ibunya.
"Dede mana Mih?" Tanya Siska setelah menyalimi takzim tangan Mamih.
"Tadi dia bobo lagi. Bentar lagi pasti bangun!" Timpal Mamih dan dijawab anggukan oleh Siska.
Mereka pun duduk dan mengobrol, Siska yang memang sangat menyukai anak kecil tentu langsung mengajak baby Deril bermain. Ibu dan Mamih berlenggang kedapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka makan siang. Kue yang tadi dibawa sudah terderak dimeja.
Pintu tiba-tiba terbuka menampilkan seorang wnaita bersama suaminya. Semua atensi tertuju pada keduanya. Siska memberikan baby Deril pada Mamanya dan berhambur menyambut kakak angkatnya itu.
"Kak Ay!!!" Pekikinya dan berlari ingin menabrakan diri padanya.
"Ihh kenapa dibalik sii kak?" Protes Siska pada suami kakaknya itu.
"Takut kepencet!" Timpal bang Ar membuat istrinya tergelak. Tapi tidak dengan Siska, Ia melongo dengan mengedipkan matanya berkai-kali.
"Udah yuk duduk! Gue pegel nih!" Ayra menggandeng adik angkatnya itu menuju sofa, dan mendaratkan bokongnya disana. Diikuti suaminya juga.
"Ini kapan launchingnya kak?" Tanya Siska mengelus perut bulat kakaknya.
"Kata dokter semingguan lagi, bisa kurang bisa juga lebih." Timpla Ayra dan dijawab anggukan Siska.
"Eh bener lu dijemput Feby?" Tanyanya dan dijawab anggukan lagi oleh Siska. "Terus tu anak kemana?"
"Kak Feby lagi ikut masak didapur sama emak-emak." Kekeh Siska membuat mereka tertawa.
"Eh! Itu kek nya dede Aska udah bangun. Aku ambil dulu ya!" Siska berlenggang masuk ke kamar bang Age untuk mengambil baby Aska yang menangis.
"Aduh! Dede udah gede ya!" Siska mengambil baby Aska yang sudah tengkurap dan menggendongnya. "Kangen gak sama Onty?"
Ia mencoba menenangkan baby Aska, hingga tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dengan keras. Membuat Siska terkejut dan menoleh.
Braaakkk!!
"Aaaaaa!!!" Pekik Siska menggema diruangan itu.
************
Mana jejaknyaa jangan lupa ditinggal ya😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Aqiyu
yang kangen bpake tuh
2022-10-17
1